Pencipta Twitter Akui Belum Temukan Cara Basmi Hoaks dan Hate Speech

Teknologi.id . August 24, 2018

Co Founder sekaligus CEO Twitter Jack Dorsey. (Wired)
Teknologi.id - Merambahnya penggunaan media sosial dari tahun ke tahun ternyata tak selalu memberikan dampak positif. Ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan penggunaan media sosial, beberapa diantaranya adalah lontaran ujaran kebencian atau hate speech dan penyebaran berita palsu (hoaks). Bahkan, sang pendiri sekaligus CEO dari Twitter, Jack Dorsey mengaku hingga kini belum menemukan cara untuk memberantas masalah tersebut. Terlebih menurutnya, saat ini peredaran hoaks dan lontaran hate speech di Twitter semakin menjadi. “Kami belum bisa secara tuntas memecahkan masalah ini. Namun kami sangat memperhatikan isu ini dan berupaya mempertanyakan berbagai kemungkinan jalan keluar,” ujarnya dilansir dari KompasTekno. Dorsey mengungkap, meskipun Twitter telah banyak berkembang dan juga meluas sangat cepat, Ia tak menyangka bahwa hal itu justru menimbulkan dampak-dampak negatif. “Ketika kami mulai mendirikan Twitter 12 tahun lalu, kami tak terlalu memikirkan bagaimana dampak sebuah kicauan bisa sangat besar seperti hari ini,” ujarnya dalam sebuah wawancara dengan CNN, dilansir dari KompasTekno, Senin (20/8/2018). Jack Dorsey menuturkan bahwa hingga saat ini Twitter masih mempelajari pola dan cara pemecahan masalah-masalah tersebut. Pasalnya, Twitter tidak ingin langsung menghapus sebuah akun jika akun tersebut dilaporkan atau dinilai menyebarkan kebencian. Karena, sebuah kicauan yang tak baik atau tak sopan belum tentu mendefinisikan karakter sebuah akun sepenuhnya.

Contoh hate speech di Twitter.

Contoh hate speech di Twitter (2).
“Sulit untuk menghimpun kepercayaan pengguna jika Twitter serta-merta memblokir akun berdasarkan kondisi perasaan dan kicauan mereka dari momen ke momen,” jelas Dorsey. Menurutnya, sebaiknya dilakukan pengamatan pola perilaku suatu akun dari waktu ke waktu. Namun untuk melakukan hal itu, Dorsey mengaku pihaknya belum memiliki sumber daya yang mumpuni dan dapat secara aktif melaksanakan tugas tersebut. “Akan menghabiskan waktu berjam-jam melihat video, teks, dan konten secara detail untuk setiap akun yang ada di Twitter,” kata dia. Namun yang jelas, Jack Dorsey mengatakan bahwa Ia dan tim akan terus berusaha keras untuk memberikan pengalaman terbaik bagi seluruh pengguna. Impiannya adalah membuat platform ciptaannya menjadi tempat untuk saling berbagi, mendorong serta menginspirasi, bukan untuk menyebarkan berita palsu apalagi untuk saling membenci dan menjatuhkan. (nks) Baca juga: Berawal dari Hoax Analyzer, Menjadi Startup Prosa.ai.
Share :