Foto: Phys
Teknologi.id – Untuk menyimpan data, biasanya membutuhkan perangkat
offline seperti hard drive maupun
penyimpanan secara online.
Kini, file tidak hanya bisa
disimpan di dalam hard drive maupun online. Peneliti dari Northwestern University mengungkapkan bahwa adanya penemuan
penyimpanan yang lebih efisien yaitu DNA.
Dalam beberapa tahun terakhir,
para peneliti melakukan riset terkait kemungkinan menyimpan file dalam DNA.
Hal ini diklaim akan menjadi
penyimpan data generasi berikutnya yang melibatkan teknologi bioesensing dan
biorecording.
Para peneliti dari Universitas Northwestern
menyarankan metode perekaman informasi ke DNA.
Menariknya, proses menyimpan data dalam DNA diklaim hanya memerlukan
waktu beberapa menit saja.
Hal ini lebih efisien ketimbang penyimpanan data di hard drive. Terobosan
yang dihadirkan para peneliti yakni sistem enzimatik baru yang mensintesis DNA
sehingga memungkinkan perekaman secara cepat ke dalam urutan DNA, dikutip dari
Slashgear.
Hasil penelitian tersebut sudah
diterbitkan dalam makalah yang ditulis oleh profesor teknik Northwestern, Keith
E.J. Tyo.
Dia meyakini bahwa terobosan tersebut bisa mengubah cara neuron dalam otak sehingga bisa mempelajari dan merekam data.
Metode baru ini, memanfaatkan enzim untuk mensintesis DNA sehingga bisa dimanipulasi secara langsung untuk menulis informasi. Ini juga memungkinkan informasi tersimpan terus menerus.
Tim peneliti menyebut metode
tersebut Time-sensitive Untemplated Recording using Tdt for Local Environmental
Signals atau TURTLES.
Proses ini mampu menyintesis DNA
yang sangat baru ketimbang menyalin template yang mampu melakukan perekaman
dengan resolusi cepat dan lebih tinggi.
Selanjutnya data akan dicatat ke dalam kode genetik dalam hitungan menit.
Baca juga: Cara Kembalikan Foto yang Terhapus di HP dengan Mudah
Metode baru ini sangat potensial
bagi penyimpanan data di masa depan sehingga manusia tidak lagi bergantung pada
perangkat keras seperti hard drive.
Ke depannya, para ilmuwan juga
bisa mempelajari otak untuk menempatkan perekam dalam seluruh sel di otak
sehingga bisa melakukan pemetaan respon terhadap rangsangan di otak dengan memanfaatkan
resolusi sel tunggal.
Para peneliti meyakini sistem
TURTLES ini bisa digunakan untuk penyimpanan arsip data dalam waktu yang sangat
lama ketimbang hard drive.
(fpk)