Awas, Perusahaan Israel di Amerika Serikat Telah Retas 1.400 Akun WhatsApp

Sutrisno Zulikifli . May 01, 2020

Ilustrasi WhatsApp (Foto: Shutterstock)


Teknologi.id - Perusahaan mata-mata Israel, NSO Group Technologies dituduh telah meretas 1.400 akun WhatsApp. Mayoritas akun yang di-hacker dari kalangan pejabat pemerintahan, jurnalis, dan aktivitas hak asasi manusia (HAM).

Tudingan itu disampaikan langsung oleh pihak WhatsApp dan kini sedang diproses di pengadilan AS. Dalam dokumen terbarunya yang dilaporkan WhatsApp, server NSO Group dikendalikan di Amerika Serikat, dan bukan dari server klien pemerintahan Israel.

WhtasApp membeberkan, peretasan dilakukan dengan menyusupi program mata-mata (spyware) bernama Pegasus ke platform WhatsApp. Makanya, WhatsApp begitu geram dan meminta NSO bertanggung jawab atas pelanggaran HAM ini.

BACA JUGA: WhatsApp Bakal Sediakan Fitur Pinjaman Online

Kasus peretasan ini juga dilakukan terhadap para jurnalis di India dan kaum pemberontak di Rwanda.
WhatsApp menjelaskan jika korban peretasan menerima panggilan telepon dari fitur WhatsApp Call, yang telah dimodifikasi oleh NSO di software Pegasus.

"NSO menggunakan jaringan komputer untuk memantau dan memperbarui Pegasus setelah ditanamkan di perangkat pengguna. Komputer yang dikontrol NSO ini berfungsi sebagai pusat jaringan, tempat di mana NSO mengendalikan operasi dan pelanggan Pegasus," tulis WhatsApp pada laporan yang disampaikan ke pengadilan, dikutip dari The Guardian.

Dalam hal ini, WhatsApp menyatakan NSO memperoleh akses ilegal ke server-nya dengan melakukan rekayasa di balik aplikasi WhatsApp untuk memanipulasi fitur panggilan.

NSO membela. Katanya, Pegasus telah dibeli bertahun-tahun oleh klien pemerintah untuk tujuan melacak teroris dan penjahat lain. NSO tidak punya kapasitas tentang bagaimana klien-klien itu memakai program spywareNSO untuk melakukan peretasan. Pemerintah Arab Saudi dan Meksiko juga memanfaatkan aplikasi mata-mata NSO ini.

Mereka juga mengklaim tidak memiliki kapasitas bagaimana klien pemerintah memakai software Pegasus. Mereka juga tidak tahu siapa saja target dari sebuah pemerintahan.

BACA JUGA: Video Call WhatsApp Bisa 8 Orang Mulai Hari ini, Begini Caranya

“Produk kami digunakan untuk menghentikan terorisme, mengekang kejahatan dengan kekerasan, dan menyelamatkan nyawa. NSO Group tidak mengoperasikan softwarePegasus untuk kliennya,” kata perusahaan itu.

"Pernyataan kami sebelumnya tentang bisnis kami, dan sejauh mana interaksi kami dengan pelanggan intelijen dan penegak hukum pemerintah kami, adalah akurat," imbuhnya. NSO akan menyampaikan tanggapan hukumnya ke pengadilan pekan depan.

(sz)

Share :