Perbandingan antara Manajemen Proyek Waterfall dan Agile

Vodjo Editor . December 22, 2021


Metode Waterfall berfokus pada pendekatan yang tradisional dan linier, di mana proyek dimulai pada fase pertama dan hanya berlanjut ke fase berikutnya ketika semua yang ada di fase sebelumnya telah selesai.

Dengan metode ini, persyaratan-persyaratan tidak dapat diubah di tengah jalan. Oleh karena itu, proyek tersebut harus memiliki periode perencanaan dan analisis awal yang panjang agar proyek dapat berhasil. Meski begitu, ada model lain di mana iterasi, fleksibilitas, umpan balik yang terus menerus, dan adaptasi, merupakan sesuatu yang sangat penting, yaitu Metodologi Agile.

Metodologi Agile didasarkan pada pengembangan berulang dan bertahap, bukan pendekatan linier. Sistem ini tidak dibangun sekaligus, tapi dikembangkan secara bertahap. Sistem ini sangat bergantung pada tingkat keterlibatan pelanggan di setiap fase proyek. Fase tersebut, yang disebut "sprint", memiliki durasi tertentu dengan daftar barang-barang yang bisa dikirim (deliverables) yang direncanakan di awal.


Pro dan Kontra dari Waterfall
Pro

  • Mudah dipahami dan dikelola karena tahapannya didefinisikan dengan jelas.
  • Pencatatan dan dokumentasi secara cermat.
  • Klien tahu apa yang bisa mereka harapkan.
  • Ketika terjadi pergantian karyawan, pencatatan yang rapi dari Waterfall memungkinkan dampak yang minimal pada proyek.

Kontra

  • Seringkali sifatnya tidak fleksibel dan resisten terhadap perubahan.
  • Sangat bergantung pada persyaratan awal. Namun, jika terdapat kesalahan pada persyaratan ini dikarenakan apapun, proyek akan gagal.
  • Keseluruhan proyek hanya diuji di akhir.
  • Rencana tersebut tidak memperhitungkan kebutuhan klien yang berkembang sepanjang siklus proyek.


Pro dan Kontra dari Agile
Pro

  • Memungkinkan terjadinya perubahan setelah tahap perencanaan awal.
  • Lebih mudah untuk menambahkan fitur yang akan membuat produk tetap terbarui dengan perkembangan terbaru di industri.
  • Prioritas proyek dievaluasi pada akhir setiap sprint, sehingga klien dapat menambahkan umpan balik mereka.
  • Pengujian di akhir setiap sprint menjamin untuk dapat menemukan kesalahan di setiap siklus.

Kontra

  • Metodologi dinamis ini tidak cocok untuk proses yang memerlukan pengambilan keputusan yang kompleks dari perencanaan formal seperti konstruksi, manufaktur, militer, sistem perawatan kesehatan, diantaranya.
  • Karena proyek awal tidak memiliki rencana definitif, produk akhir bisa sangat berbeda dari yang awalnya dimaksudkan.


Referensi:
https://medium.com/@lizparody/waterfall-vs-agile-methodology-in-software-development-1e19ef168cf6


Share :

Vodjo Editor

PT Vodjo Teknologi Indonesia