Teknologi.id – Mesin waktu merupakan sebuah teori yang saat ini masih banyak diteliti oleh para ilmuwan. Teori perjalanan waktu atau time travel banyak sekali dibahas yang pada awal mulanya dipelopori oleh Albert Einstein, seorang fisikawan terkenal dunia. Teori relativitas khusus Einstein menyatakan bahwa waktu dapat melambat tergantung dari seberapa cepat seseorang atau benda bergerak.
Misalnya dalam sebuah kecepatan cahaya. Orang atau benda yang berada di antariksa secara teoritis akan bertambah usianya lebih lambat dibandingkan dengan hal lain yang berada di bumi.
Lalu, dalam teori relativitas umum Einstein tersebut, gravitasi juga dapat mempengaruhi sebuah masa waktu.
Teori tersebut dapat dibuktikan oleh teknologi satelit GPS. (Global Positioning System). Dilansir dari Live Science, efek dari gravitasi dan juga kecepatan satelit yang meningkat di atas dan di bawah bumi membuat waktu di atas bumi bergerak 38 mikrodetik lebih lambat.
Baca juga: Spotify Bakal Punya Fitur Pendeteksi Mood
Tak hanya itu, terdapat sebuah percobaan lain dengan menggunakan dua buah jam yang diatur ke dalam waktu yang sama. Satu buah jam tetap berada di bumi, sedangkan jam yang satunya terbang dengan pesawat yang bergerak ke arah yang sama dengan perputaran bumi.
Hasilnya adalah, jam yang berada di pesawat bergerak menunjukan waktu yang sedikit lebih lambat dibandingkan dengan jam yang berada di darat. Percobaan tersebut dilakukan oleh para ilmuwan untuk mencoba membuktikan teori perjalanan waktu.
Seorang ahli astronomi bernama Frank Tipler, membuat sebuah mekanisme yang bernama Tipler Cylinder. Mesin tersebut berfungsi sebagai wadah bagi sebuah material yang memiliki 10 kali massa matahari. Lalu, material yang disimpan itu akan diputarkan dengan kecepatan tinggi, hingga miliaran putaran per menitnya untuk dapat menciptakan sebuah pusaran waktu.
Fisikawan terkenal Stephen Hawking, pernah mengatakan bahwa sebuah lubang hitam dapat memperlambat waktu lebih dari hal lain di alam semesta.
Baca juga: 5 Cara Nonton YouTube Dapat Uang Terbaru 2021, Easy Money!
"Pesawat antariksa dan krunya akan berjalan melalui waktu. Bayangkan mereka mengitari lubang hitam selama 5 tahun. Maka 10 tahun akan berlalu di tempat lain. Ketika pulang, semua orang dan hal lain di Bumi lebih tua 5 tahun dibandingkan mereka," jelas Hawking.
Profesor Biological Anthropology Montana Technological University, Michael Masters berpandangan bahwa perkembangan pada sains, teknologi, dan engineering membuat manusia dari masa depan bisa mengembangkan mesin untuk kembali ke masa lalu.
Lantas, kembali ke pertanyaan awal, dapatkah sebuah mesin waktu diciptakan?
"Meski perjalanan waktu tampaknya tidak mungkin, terutama dalam soal apakah manusia bisa bertahan jika melakukannya dengan fisika yang kita pakai sekarang, bidang ini (perjalanan waktu) akan terus berkembang. Kemajuan pada teori kuantum mungkin akan menyediakan beberapa pemahaman (nantinya)," tulis Elizabeth Howell.
Jadi untuk saat ini, cukup nikmati sebuah perjalanan waktu dalam film-film saja ya.
(MIM)