Foto : cnbcindonesia
Teknologi.id - Penggunaan GeNose sebagai alat uji pendeteksi awal covid19 telah diberlakukan di beberapa stasiun dan bandara di Indonesia. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menerbitkan Surat Edaran (SE) No 12/2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019.
Salah satu isi surat edaran tersebut mencakup penggunaan GeNose yang diperluas pada seluruh moda transportasi sebagai alternatif screening pada pelaku perjalanan dalam negeri.
Meskipun telah diberlakukan di beberapa tempat, nyatanya GeNose masih diragukan oleh sejumlah ahli, utamanya epidemiolog.
Baca Juga : Pemerintah Bakal Pasang GeNose di Bioskop, Buat Apa?
Menanggapi hal tersebut, Mentri Riset dan Teknologi (Menristek), Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa GeNose dipastikan telah memiliki izin edar dari Kementrian Kesehatan sebelum digunakan oleh publik.
Sebelum memiliki izin edar, alat ini telah dilakukan uji validasi di depan para ahli yang mendampingi Direktorat Jendral Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Hasilnya menunjukan bahwa GeNose memiliki sensitivitas sebesar 92 persen dan spesifisitas sebesar 90 persen.
Diketahui bahwa GeNose juga menggunakan kecerdasan buatan yang sistemnya akan terus diperbaharui seiring dengan banyaknya orang yang menggunakan. Dengan demikian, GeNose dapat lebih cerdas dengan mempelajari data pengguna yang dites sehingga hasilnya dapat lebih akurat.
"Karena kategorinya machine learning, yakni mesin yang terus belajar membuatnya lebih canggih dan lebih akurat. Dengan pendekatan kecerdasan buatan itu, kami cukup yakni GeNose ini sangat reliable," tutur Bambang.
Kemenristek juga telah meminta UGM untuk segera melakukan publikasi ilmiah.
"Kami juga meminta mereka melakukan post marketing survey, untuk mengetahui apakah GeNose akurasinya masih sama saat pertama diuji coba atau ada yang perlu diperbaiki," ujar Bambang melanjutkan.
(cf)