Strategi Jitu Membangun Startup Sukses ala Pendiri Bukalapak

Teknologi.id . November 03, 2020

Goal Solution Concept on Blackboard Background – Fiona Hutton & Associates

Foto: Fiona Hutton & Associates


Teknologi.id - Membangun bisnis startup mulai dari nol memang tidaklah mudah, bahkan berdasarkan data tingkat kegagalan bisnis startup di Indonesia lumayan tinggi.

Hal itu dikarenakan perusahaan startup seringkali lahir dalam sebuah ketidakpastian. Mulai dari model bisnisnya, target pasarnya, bahkan hingga ide produknya. Banyak orang hanya ikut-ikutan membangun bisnis startup tanpa memahami dasar yang harus dilakukan.

Untuk itulah diperlukan strategi jitu untuk membangun startup agar bisa sukses berkelanjutan. Direktur Digital Business Telkom Fajrin Rasyid, yang juga merupakan co-founder Bukalapak, mengungkapkan strategi jitu dalam menjalankan perusahaan rintisan atau startup. Penerapan strategi ini akan mendorong startup lokal menjadi pemenang di negeri sendiri. Bagaimana strategi yang dimaksud?

Baca juga: 8 Hal yang Perlu Diperhatikan untuk Mulai Membangun Startup

Menurut Fajrin, perusahaan startup lokal harus menerapkan tiga pendekatan bisnis, tiga pola pikir mendasar, serta berfokus ke pelanggan.

"Tiga pendekatan bisnis tersebut adalah diferensiasi atau fokus konten lokal, integrasi offline dan online, serta sinergi dengan perusahaan lokal. Ini penting karena nilai ekonomi digital Indonesia tahun 2019 sudah mencapai 40 miliar dollar dan akan menjadi 133 miliar dollar di tahun 2025," ujar Fajrin dalam keterangannya.

Fajrin Rasyid Co-founder Bukalapak Jadi Direktur Bisnis Digital Telkom
Foto: TechInAsia

Telkom sendiri saat ini tengah membuka proses pendaftaran Indigo Creative Nation bath 2 tahun 2020 dari 1 Oktober sampai 13 November mendatang. Program akselerator startup yang sudah berusia tujuh tahun itu membidik startup untuk diinkubasi hingga pendanaan Rp 2 miliar.

Adapun program batch 2 ini menyasar startup yang bergerak di bidang agrikultur, pendidikan, keuangan, logistik, serta perjalanan & pariwisata. Startup yang beruntung ini nantinya akan dimonitoring dari para ahli dan dibuka peluang akses pasar kepada pelanggan Telkom Group, yaitu IndiHome, Telkomsel, maupun pelanggan korporasi serta UMKM.

Baca juga: Logisly Berhasil Kumpulkan 6 Juta Dollar AS

Fajrin menambahkan, startup lokal bisa mencoba menghadirkan strategi konten lokal eksklusif. Ia mencontohkan, seperti film/seri lokal, jenis musik lokal, animasi, permainan bercita rasa lokal, dan semacamnya.

"Memang OTT asing pun menghadirkan konten lokal. Namun, mestinya OTT lokal dapat membangun pengetahuan, kerja sama, dan kapabilitas sehingga mampu menghadirkan konten lokal ini dengan lebih baik," tambahnya.

Selain itu, strategi integrasi offline-online menjadi potensi besar, karena startup asing belum tentu bisa menghadirkan presensi secara luring secara kontinyu, sehingga peluang ini bisa dioptimalkan sekaligus menjadi pembeda.

Sementara, strategi sinergi dengan sesama perusahaan lokal diarahkan ke perusahaan yang memiliki ukuran besar, baik dari sisi jumlah pelanggan, penetrasi pasar, infrastruktur, dan lainnya, namun belum memiliki penetrasi digital yang kuat.

"Dalam hal ini, startup lokal dapat menjadi mitra digital bagi perusahaan lokal tersebut. Hal ini tentu saja perlu dipersiapkan dengan matang sehingga menghasilkan kerja sama yang bersifat win-win," tambahnya.

Fajrin Rasyid saat ini menjabat Direktur Digital Business Telkom. Foto: HeadTopics

Baca juga: Cara Menjadwalkan Pesan WhatsApp Agar Terkirim Otomatis

Disampaikan Fajrin, strategi ini harus dibangun dari tiga perubahan pola pikir. Pertama, learning/growth mindset yakni perubahan era digital yang berlangsung dengan cepat mengharuskan kita menguasai skill yang sesuai era tersebut.

"Skill teknis yang kita pelajari 10 tahun lalu bisa jadi kurang relevan dengan kebutuhan saat ini, sehingga kita harus terbuka untuk mau terus belajar agar tidak tergilas kemajuan zaman," jelas Fajrin.

Kedua, collaborative mindset, yakni kemampuan dan kemauan untuk dapat berkolaborasi di dalam tim maupun dengan tim lain bahkan organisasi lain, terlebih sebuah startup tidak mungkin menguasai seluruh bidang keahlian.

Ketiga, yakni adaptasi prosedur yang sesuai tren digital. Percuma kita menerapkan teknologi canggih dan menyiapkan SDM yang andal apabila tidak didukung prosedur yang sesuai. Sebagai contoh, teknologi digital signature dapat berjalan efektif apabila SOP di dalam organisasi tidak mengharuskan penerapan tanda tangan basah di dalam dokumen resmi perusahaan.

"Terakhir adalah berfokus pelanggan. Ini berarti melihat sesuatu dari sudut pandang mereka atau mencoba duduk dari posisi mereka. Startup, terutama yang akan mendaftar Indigo, harus memahami siapa pelanggan mereka, berapa usianya, bagaimana keseharian dan lingkungan mereka," tambahnya.

Baca juga: 5 Teknologi Kuno yang Sangat Canggih

Apabila ada programmer dengan latar belakang ilmu komputer dan mencoba membangun aplikasi untuk membantu petani yang memiliki latar belakang jauh berbeda, maka programmer tidak dapat mengasumsikan bahwa petani dapat serta merta menggunakan aplikasi tersebut.

Programmer perlu berbicara dengan petani, mengidentifikasi keseharian mereka khususnya apa yang menjadi masalah bagi mereka, serta melihat bagaimana mereka menggunakan aplikasi dibandingkan sebelumnya.

"Kuncinya pada akhirnya adalah startup mampu menghadirkan layanan yang dapat memberikan pengalaman pengguna paling tepat, paling sesuai kebutuhan. Mudah-mudahan lebih banyak lagi startup lokal yang tumbuh pesat di Indonesia ke depannya," pungkasnya.

(dwk)

Share :