Teknologi.id- Beberapa tahun terakhir, dunia startup di Indonesia menghadapi perjalanan penuh liku. Meski ada banyak perusahaan baru yang bermunculan, kenyataannya tidak semuanya berkembang dan sukses. Bahkan, menurut data dari Katadata.co.id, setidaknya ada 14 startup besar di Indonesia yang harus mengakhiri operasional mereka sepanjang tahun 2023.
Berikut ini rincian beberapa startup yang berhenti beroperasi di tahun 2023.
Daftar Startup yang Berhenti Beroperasi di Tahun 2023
1.CoHive ( Layanan Co-Working Space)
Tutup pada 18 Januari
Penyebab: Putusan pailit dan dampak pandemi.
2.RateS ( Gudang Social Commerce)
Tutup pada 28 Februari
Penyebab: Penutupan gudang, kemungkinan dikarenakan oleh perubahan cara konsumen berbelanja.
3. JD.ID (E-commerce)
Tutup pada 31 Maret
Penyebab: Persaingan sengit dan keputusan strategis dari JD.COM
4.Danafix (Pinjaman Online)
Tutup pada 31 Maret
Penyebab: Tidak dijelaskan secara rinci, kemungkinan terkait dengan kondisi pasar.
5.Fave: ( Penyedia Voucher)
Tanggal Tutup: April
Alasan: Tidak dijelaskan secara rinci.
6. Tumbasin (E-Grocery)
Tanggal Tutup: 2 Mei
Alasan: Mungkin kesulitan menjaga kualitas dan ketersediaan produk.
7.GoToko (Perusahaan Patungan GoTo Gojek Tokopedia dan Unilever)
Tanggal Tutup: 15 Mei
Alasan: Tidak dijelaskan secara rinci
8. DishServe (Cloud Kitchen)
Tanggal Tutup: Awal Mei
Alasan: Penyedia layanan pesan-antar makanan menghadapi tantangan.
9. Lummo (Digitalisasi Warung)
Tanggal Tutup: Mei
Alasan: PHK karyawan dan penutupan bisnis untuk efisiensi.
10. Futuready (Ashurtech)
Tanggal Tutup: Awal Juli
Alasan: Tidak dijelaskan secara rinci, tetapi mungkin terkait dengan kondisi pasar surtech.
11. Jembatan Emas (Pinjaman Online)
Tanggal Tutup: 30 September
Alasan: Tidak dijelaskan secara rinci.
12. Ula (Distribusi FMCG)
Tanggal Tutup: Oktober
Alasan: Keputusan untuk keluar dari bisnis distribusi FMCG.
13. Rumah.com: Startup Properti
Tanggal Tutup: 30 November
Alasan: Tutup operasional setelah menjadi bagian dari PropertyGuru.
14. Pegipegi (Online Travel Agent)
Tanggal Tutup: 11 Desember
Alasan: Persaingan sengit dan kesulitan mendapatkan sumber pendanaan alternatif.
Baca juga Rahasia Kesuksesan Orang India di Puncak Perusahaan Teknologi Dunia
Mengapa Banyak Startup Tutup?
Menurut Nailul Huda, peneliti dari Institute for Development of Economic Studies (Indef), satu dari banyak alasan startup tutup adalah kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS). Ini membuat investasi menurun, terutama dalam sektor digital, memaksa beberapa startup untuk melakukan efisiensi, termasuk PHK karyawan.
Dampak Pandemi dan Perubahan Konsumen
Eddi Danusaputro, Ketua Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo), menyebutkan bahwa perubahan perilaku konsumen menjadi salah satu penyebab tutupnya startup penyedia sayuran dan sembako. Selama pandemi COVID-19, konsumen berbelanja online, tetapi seiring berakhirnya pandemi, mereka kembali ke belanja konvensional.
Tantangan Industri E-Grocery
Startup e-grocery, termasuk quick commerce, menghadapi tantangan dalam menjaga kualitas dan ketersediaan produk. Persaingan yang ketat dengan pemain yang sudah mapan di pasar juga menjadi faktor utama. Kesulitan mendapatkan sumber daya pendanaan alternatif menyebabkan beberapa startup sulit untuk bertahan, bahkan yang awalnya diharapkan dapat bangkit setelah pandemi.
Dampak Global: PHK di Seluruh Dunia
Tidak hanya di Indonesia, tetapi gejolak di dunia startup juga menciptakan gelombang PHK global. Lebih dari 250.000 posisi di perusahaan teknologi hilang di seluruh dunia, termasuk raksasa seperti Google dan Meta Platform.
Tahun 2023 memang dapat dinilai sebagai masa sulit yang bagi sejumlah startup di Indonesia. Pandemi, persaingan, dan faktor global menjadi faktor utama dalam tutupnya industri di Indonesia. Meski begitu, hal ini bukanlah akhir dari segalanya. Industri startup mungkin tengah berada di persimpangan jalan yang rumit, tetapi setiap persimpangan tentunya terdapat jalan menuju babak yang lebih baik di masa depan.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LF)