Mengenal Dara Nasution, Politisi Perempuan Penggaung Transformasi Digital

Karissa Anindya Ramadhani . June 23, 2024

Dara Nasution
Foto: Indonesia Mengglobal

Teknologi.id - Pada zaman digital ini, kampanye dengan cara biasa semakin tidak relevan. Masyarakat cenderung memperoleh informasi dari internet, khususnya media sosial. Tak tanggung-tanggung, mereka dapat berselancar di media sosial selama berjam-jam setiap harinya. Oleh karena itu, segala berita maupun pembaruan akan sampai di tangan publik dengan sangat cepat. Peluang inilah yang ditangkap oleh Dara Nasution.

Dara Nasution adalah seorang politisi perempuan yang saat ini bekerja sebagai Head of Digital di Golkar Institute. Membantu meningkatkan kapabilitas kader-kader Golkar dalam kampanye dan kegiatan keseharian merupakan tanggung jawab Dara. Berkatnya, saat ini berbagai kampanye sudah dilakukan secara digital sehingga mudah menjangkau masyarakat diberbagai tempat.

Baca Juga: Kisah Founder Tinkerlust : Platform Jual Beli Barang Branded Bekas di Indonesia

Dari Media UI ke Kebijakan Publik Oxford

Foto: Indonesia Mengglobal

Dara Adinda Kesuma Nasution adalah perempuan kelahiran Pematangsiantar, 4 Agustus 1995. Ia merupakan anak pertama dari pasangan Hendra Kesuma Nasution dan Masita Sri Rezeki. Dara lulus dari SMA Negeri 2 Pematangsiantar dan melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia pada tahun 2013. Kecintaannya pada media terlihat sejak masa kuliah di mana Dara menempuh pendidikan S1 di jurusan Ilmu Komunikasi. Dara lulus pada tahun 2017 dan menjadi mahasiswi peraih IPK tertinggi di fakultasnya.

Tahun demi tahun berlalu, Dara menemukan kecintaan barunya pada politik dan pemerintahan. Pada tahun 2020, Dara melanjutkan kuliah Master of Public Policy di University of Oxford dengan beasiswa Jardine Scholarship. Dilansir dari Indonesia Mengglobal, Dara tak hanya diterima di Oxford melainkan di University of Cambridge dan juga London School of Economics. Setelah meriset universitas dan kurikulumnya, Dara pun memilih Oxford.

Dara menjelaskan alasannya memilih Oxford karena Oxford lebih mendalami soal tools guna menyelesaikan masalah publik. Contohnya terdapat mata kuliah public policy in tech economy yang memperlajari inovasi dan kebijakan. Hal ini sesuai dengan apa yang Dara pelajari saat S1 yakni tentang kajian media terutama media sosial.

Alasan lain adalah di Oxford tidak ada tesis melainkan summer project yakni magang di instansi dan memberikan rekomendasi kebijakan. Dalam tugas akhirnya Dara bekerja sama dengan CSIS dan Atmajaya, serta membuat rekomendasi kebijakan terkait fintech.

Baca Juga: Mochtar Riady, Bos Lippo Group Sekaligus Sosok Dibalik Kesuksesan OVO

Pernah Dianggap Lemah Karena Perempuan

Foto: Obviously Sustainable

Ketertarikannya pada teknologi dan politik membuatnya sempat mejadi juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan maju pemilihan legislatif sebagai calon legislatif DPR RI untuk dapil Sumatera Utara III pada tahun 2019. Dara menghadapi tantangan luar biasa saat harus berjuang keras untuk memenangi persaingan menduduki kursi wakil rakyat dalam pemilihan umum tersebut. Dara merasa menjadi "minoritas ganda" dalam dunia politik sebagai perempuan milenial.

"Sebagai perempuan aku merasa enggak didengar, diremehkan, dan dilecehkan,” ucap Dara, dikutip dari ANTARA (24/06/2024).

Orang-orang tidak terlalu menunjukkan sikap buruk pada Dara saat bertemu dengannya. Namun di media sosial, banyak dari mereka yang mengirimkan pesan-pesan tidak pantas. Dara merasa keperempuanannya selalu diserang dan masyarakat tidak melihat substansi perkatannya. 

Ia juga dipandang sebelah mata sebagai anak muda oleh banyak orang. Mereka berkata bahwa mereka yang muda tidak kompartibel untuk membina negara. Padahal setiap elemen masyarakat, termasuk anak muda, harus memiliki wakil di parlemen untuk membahas berbagai isu dengan perspektif mereka.

Meta, Golkar, dan Obviously Sustainable

Beberapa bulan setelah lulus, Dara bekerja di perusahaan teknologi populer dunia yakni Meta sebagai Manajer Penjangkauan Politik dan Pemerintahan selama 1 tahun. Saat bekerja di Meta, ia pernah memimpin hubungan strategis dengan para politisi, pejabat, dan LSM di seluruh Asia Pasifik, memimpin strategi penjangkauan lintas fungsi pemilihan umum, hingga menjadi perwakilan eksternal untuk Meta dalam lokakarya dan pertemuan pemerintah.

Pada akhir tahun 2020, Dara memutuskan pergi dari Meta dan bergabung di Golkar Institute sebagai Head of Digital. Dengan ilmu yang diperolehnya selama kuliah di Universitas Indonesia dan Oxford, magang di berbagai tempat, dan bekerja di Meta, Dara memimpin transformasi digital partai politik dengan mengintegrasikan alat digital dan analisis data untuk kampanye yang terbukti meningkatkan 3% jumlah pemilih. Selain itu, Dara juga menjadi pribadi yang turut melestarikan alam dengan memiliki usaha bernama Obviously Sustainable yang membantu para pebisnis membuat layanan yang berkelanjutan.

Baca Berita dan Artikel Lainnya di Google News

(kar)

Share :

Berita Menarik Lainnya