Kisah Founder Tinkerlust : Platform Jual Beli Barang Branded Bekas di Indonesia

Silviya Zukhruf Aini . November 14, 2023

tinkerlust

Foto: Tatler Asia

Teknologi.id - Tinkerlust diluncurkan pada tahun 2016 oleh dua sahabat bernama Samira Shihab dan Aliya Amitra. Tinkerlust merupakan platform yang menjual produk fashion bekas bermerek. Kehadiran platform tersebut selain sebagai solusi bagi perempuan, juga mematahkan stigma masyarakat yang kerap kali tidak ingin membeli dan memakai barang bekas. Walaupun tidak baru dan pilihannya terbatas, produk fashion bekas tetap terlihat modis, bersih serta layak untuk digunakan.

Tinkerlust tetap mengutamakan kualitas meskipun menjual barang bekas. Mereka menerima banyak pakaian, tas, atau sepatu yang hampir jarang atau bahkan tidak pernah digunakan oleh pemilik sebelumnya.

Pesan yang ingin disampaikan oleh Tinkerlust kepada masyarakat yakni agar lebih pintar dalam berbelanja. Dengan membeli barang second hand items, tidak hanya berkontribusi terhadap sustainable fashion, tetapi juga dapat mendorong perputaran ekonomi.

Awal Pertemuan Keduanya

Samira dan Aliya pada mulanya bertemu ketika dikenalkan oleh perantara seorang teman. Samira lahir di Indonesia, namun menetap di Amerika Serikat selama 25 tahun. Barulah pada tahun 2014, ia kembali ke Indonesia. Pertemuan keduanya lantas menghadirkan ide untuk berbisnis bersama.

Baca juga: Usaha Hanifa Ambadar Membangun Female Daily Network, Sempat Bekerja di Kantor Bocor 

Butuh beberapa waktu bagi keduanya untuk saling menyesuaikan diri satu sama lain, terutama dalam hal berbisnis. Keduanya memiliki karakter yang berbeda. Samira hidup dengan perencanaan. Menurutnya, kunci keberhasilan terletak pada belajar, konsistensi dan kesabaran. Ia tak segan bereksperimen dengan hal baru.

Sementara Aliya, lebih menjalani hidup yang apa adanya, tetapi tetap memberikan yang terbaik saat diberi tanggung jawab, sebagaimana yang dikutip Teknologi.id dari Kompas.id. Aliya merupakan seorang yang perlu memperhitungkan sesuatu terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan bisnis.

Meskipun terdapat perbedaan karakter, keduanya memiliki satu visi yang sama untuk menyukseskan Tinkerlust.

Dilansir dari laman SWA, Samira merupakan lulusan Penn State di bidang Ekonomi, Psikologi dan Studi Internasional, serta memiliki gelar MBA dari Universitas Santa Clara. Samira berpengalaman di bidang investasi dan startup teknologi. Peran strategisnya melibatkan pengaturan operasi, manajemen, dan struktur pemasaran untuk bisnis yang baru diinvestasikan.

Sementara itu, Aliya memiliki gelar sarjana dari University of Maryland. Aliya memiliki pengalaman di bidang industri keuangan selama 10 tahun, yakni bekerja untuk JPMorgan Chase Bank dan Citibank. Jabatan terakhir Aliya yaitu sebagai Senior Sales Leader, di mana Aliya memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan strategi dan memberikan solusi terkait produk perbankan dan transaksi untuk lembaga keuangan di Indonesia.

Baca juga: Majukan Petani Tambak Udang, Ini Inovasi Liris Maduningtyas dari JALA Tech 

Perjalanan Merintis Tinkerlust

Tercetusnya ide untuk mendirikan Tinkerlust berawal dari pengalaman pribadi keduanya yang sering dipenuhi oleh banyak pakaian. Sebab tren fashion semakin berkembang, pakaian pun semakin menumpuk, hingga tidak tahu harus dikemanakan.

Pada saat yang sama, rekannya, Aliya, kesulitan mencari platform yang bisa menyalurkan pakaian yang masih layak untuk digunakan. Berangkat dari hal yang sama, akhirnya keduanya mendirikan Tinkerlust sebagai wadah bagi para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi barang preloved

Pada awal perjalanan sebelum menemukan investor, Tinkerlust sangat mengandalkan modal pribadi selama satu tahun. Selain itu, Tinkerlust melalui berbagai tantangan lainnya, seperti penolakan beberapa featured sellers dari figur publik dan influencer untuk berkolaborasi. 

Menurut Aliya, hal yang masih menjadi tantangan dari awal mula merintis hingga saat ini yaitu bagaimana untuk terus berinovasi. Ketika pandemi pun itu merupakan sebuah tantangan. Baginya, setiap tahun maupun setiap kuartal, pasti ada tantangannya. Keduanya belajar dari tantangan tersebut dan mengimprovisasikannya. 

Memiliki Support System yang Baik

Dalam kondisi up and down, keduanya sepakat terkait pentingnya memiliki support system yang baik. Adapun support system yang dimaksud menurut Samira yaitu keluarga dan pasangan, baik itu pasangan personal seperti suami maupun pasangan bisnis. Keduanya pun saling mendukung satu sama lain dalam setiap up and down.

Dikutip dari laman Kompas.id, pada tahun 2020, hadirlah platform berbagi, berjejaring, serta pemberdayaan perempuan yang dinamakan Stellar Women. Platform tersebut diusulkan oleh Samira pada tahun 2019 sebagai tempat yang membuat semacam kelompok perempuan berkarier yang memikul beban serupa. 

Meskipun antara Tinkerlust dan Stellar Women bergerak di bidang kewirausahaan yang berbeda, terdapat garis merah yang terlihat. yaitu melawan stigma sosial, edukasi tentang berkelanjutan, serta pemberdayaan perempuan. Saat menjalankan bisnis, baik Samira maupun Aliya, keduanya berusaha untuk selalu melakukan yang terbaik demi mencapai tujuan.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(sza)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar