Teknologi.id - SIRCLO telah melayani dunia e-commerce sejak 2013 silam. Dengan visi menjadi solusi e-commerce nomor satu di Indonesia, SIRCLO menciptakan berbagai produk mulai dari Software-as-a-Service (SaaS), marketplace bagi beragam macam brand, hingga WhatsApp Business API dan serangkaian layanan lain yang membentuk suatu ekosistem terpadu dalam bidang e-commerce. Hingga kini, SIRCLO masih terus membantu brand-brand lokal untuk menjangkau pasar lebih luas di berbagai platform penjualan online.
Di balik kesuksesan SIRCLO adalah sosok pendiri dan CEO, Brian Marshal. Namun sebelum itu, sebenarnya Brian tidak pernah berniat terjun ke dunia yang ia geluti saat ini.
Brian mengenyam pendidikan di Nanyang Technological University, Singapura mengambil jurusan computer science. Semasa kuliah, prestasi Brian mulai tampak menonjol ketika namanya masuk dalam Dean’s Top 5% List Student pada tahun 2008 dan 2009. Brian juga tercatat sebagai salah satu McKinsey’s Young Leader for Indonesia dan medalis Olimpiade Komputer Internasional. Pengalaman magangnya pun tak tanggung-tanggung. Di tengah masa perkuliahan, yaitu pada tahun 2010, Brian magang sebagai IT Specialist di IBM. Ia juga pernah magang sebagai Business Development Intern di PT LAPI Divusi dan Consulting Intern di United Tractors. Selepas kelulusannya, Brian mulai menjajaki dunia kerja sebagai data analyst di Price Waterhouse Coopers (PwC) Singapura. Dua tahun bekerja, Brian mulai melihat berbagai macam startup bermunculan. Rekan-rekan sealumninya banyak yang mulai kembali ke Indonesia dan mendirikan startup. Brian pun mulai tertarik ikut membangun bisnisnya sendiri. Baca Juga: Badai PHK Startup Indonesia Belum Usai, Kali Ini Sirclo Group Mula-mula Brian melihat lebih dahulu apa yang sedang dibutuhkan di Indonesia. Saat itu tahun 2013, bermacam situs belanja online sedang naik daun. Tak jarang ada pelaku bisnis yang memerlukan website sendiri untuk mampu terjun dalam persaingan perdagangan ini. Namun Brian menyadari bagaimana pembuatan website membutuhkan waktu lama dan biaya besar. Berangkat dari sana, ia membentuk sebuah solusi bagi brand-brand ini melalui SIRCLO. Dengan modal Rp200 juta, tim pendiri yang terdiri dari lima orang ini mulai merintis SIRCLO. Semuanya dimulai dari kamar kos Brian.
Foto: SIRCLO Store
Mengutip ringkasan rekam jejak SIRCLO pada halaman resminya, solusi pertama mereka berupa produk SaaS yang diberi nama SIRCLO Store. SIRCLO Store memberikan solusi bagi para brand dengan pembuatan website yang menggunakan template siap pakai. Berangsur-angsur, SIRCLO Store berkembang menjadi sebuah dasbor terpadu yang dapat mengelola penjualan dan memberi customer service lewat chat.
Pada tahun 2017, mereka meluncurkan SIRCLO Commerce, sebuah solusi end-to-end bagi para bisnis penjualan online. Dengan dua layanan yang sudah ada tersebut, SIRCLO tercatat memproses transaksi senilai hingga Rp500 miliar pada tahun 2018.
Foto: SIRCLO Commerce
Pada tahun 2020, SIRCLO melakukan merger dengan ICUBE, sebuah agensi penyedia teknologi yang berspesialisasi dalam Magento (platform yang melayani sistem keranjang untuk belanja online). Pada tahun yang sama, mereka menerima pendanaan seri B sebesar US$6 juta dari OCBC NISP Ventura, East Ventures, Skystar Capital, dan Sinar Mas Land. Tahun berikutnya, SIRCLO mengakuisisi Orami, platform belanja untuk kebutuhan parenting. Hingga kemudian pada 2022, mereka juga mengakuisisi Warung Pintar, platform penyedia produk dan layanan bagi bisnis-bisnis warung.
Mengutip wawancaranya dengan East Ventures, Brian menyebutkan bagaimana SIRCLO senantiasa berupaya menciptakan perekonomian digital yang inklusif di Indonesia. Mereka selalu mendorong dan mendukung bisnis-bisnis terutama UMKM. Ada tiga macam UMKM yang dilayani SIRCLO, yaitu para pembuat produk mereka sendiri, para ibu rumah tangga yang ingin meningkatkan penghasilan, serta pemilik toko atau warung yang tersebar di seluruh Indonesia.
Saat ini, SIRCLO telah memiliki hingga lebih dari 2000 karyawan, dengan kantor utama di BSD dan cabang-cabang di Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News
(nar)