Foto: cyfuture
Teknologi.id - Melihat iklan iPhone terutama saat akan dirilis, sangat jarang melihat produk buatan Apple tersebut menunjukkan kapasitas RAM yang besar sebagai unggulannya.
Kapasitas RAM iPhone biasanya memang lebih sedikit dibanding perangkat Android pada generasi yang sama. Sebagai contoh iPhone 12 yang memiliki RAM 4-6 GB sedangkan pada perangkat Android kelas atas kapasitas RAM bisa mencapai 16 GB.
Meskipun memiliki RAM lebih kecil, performa iPhone tidak kalah dibandingkan dengan perangkat Android flagship dengan kapasitas memori hingga dua kali lebih banyak, bahkan bisa lebih kencang. Apa rahasianya?
Dikutip dari Kompas hari Kamis 11 Februari 2021, ada dua alasan yang mendasari performa tersebut
Baca juga: Bobol Sistem Air Minum, Hacker Racuni 15.000 Orang
1. Beda manajemen memori
Foto: NN Group
Perbedaan yang fundamental adalah perbedaan manajemen memori keduanya, perangkat iOS relatif lebih bagus dibandingkan Android.
Perangkat Android menggunakan virtual machine berbasis bahasa pemrograman Java agar dapat berjalan pada konfigurasi hardware yang berbeda.
Pengembang cukup menulis aplikasi sekali saja dalam Java, kemudian virtual machine akan menjalankannya di sistem manapun, tanpa harus ditulis dan dikompilasi ulang.
Masalahnya, hasil kode translasi dari kode original aplikasi serta proses emulasinya sendiri, virtual machine ini kompleks dan membutuhkan memori serta sumber daya besar.
Selain itu, di Java, memori yang sudah tidak terpakai lagi oleh aplikasi harus didaur ulang lewat proses yang dikenal sebagai Garbage Collection, supaya bisa dipakai oleh aplikasi lain.
Baca juga: TikTok Cash Diblokir Kominfo, Kenapa?
Garbage Collection membutuhkan RAM dalam jumlah besar agar dapat berjalan secara lancar. Jika RAM yang tersedia tidak mencukupi, maka perangkat akan terlalu sering mendaur ulang memori sehingga menurunkan kinerja.
Virtual machine Java dan proses manajemen memori inilah yang menyebabkan pabrikan Android seringkali menyematkan RAM berkapasitas besar, agar perangkat Android tetap berjalan secara lancar.
Sedangkan iOS tidak mengalami masalah serupa dengan manajemen memorinya. Sejak awal sistem operasi berikut aplikasi-aplikasinya ditulis dan dikompilasi secara native menggunakan bahasa pemrograman Swift (dulu Objective-C).
Kode native ini kemudian diolah langsung oleh hardware sehingga iOS tidak membutuhkan virtual machine seperti Java pada Android yang boros memori RAM.
Sebab, iOS dan aplikasinya memang dirancang hanya bisa berjalan di perangkat buatan Apple saja, tidak harus mengakomodir berbagai macam perangkat dengan konfigurasi hardware berbeda-beda seperti Android.
Selain itu, proses manajemen memori aplikasi antara kedua OS juga berbeda. Di Android, manajemen memori dikendalikan oleh sistem operasi. Sementara di iOS, hal itu ditangani oleh aplikasi.
2. Beda sistem penerimaan notifikasi di aplikasi
Foto: Kompas
Hal lain yang membedakan antara iOS dan Android adalah perbedaan sistem penerimaan notifikasi di aplikasi seperti pesan instan dan media sosial.
Pada perangkat Android harus benar-benar berjalan di latar belakang untuk bisa menerima notifikasi. Semakin banyak aplikasi yang aktif, maka memori RAM yang digunakan akan semakin besar.
Baca juga: India Buat Sandes, Aplikasi Chat yang Mirip WhatsApp
Sedangkan iOS tidak harus berjalan di memori untuk bisa menerima notifikasi. Sebab, berbeda dari Android, aplikasi di iPhone tidak tersambung langsung ke server, melainkan lewat perantara server Apple.
Keuntungannya, aplikasi iOS tidak harus selalu aktif untuk bisa menerima notifikasi. Server aplikasi akan mengirim notifikasi ke server Apple terlebih dahulu.
Kemudian, server Apple akan mengirim notifikasi ke perangkat dan mengaktifkan aplikasi terkait. Dengan begini, perangkat juga tidak perlu membuka banyak port komunikasi ke server berbeda untuk tiap aplikasi, misalnya ke server Facebook, Telegram, dll.
Melainkan cukup dengan port ke server Apple saja sehingga lebih jauh menghemat pemakaian memori.
(fpk)