Ilustrasi. Foto: Shutterstock
Teknologi.id - Para peneliti baru-baru ini mengumumkan tentang adanya virus corona yang bermutasi di Inggris dan menyebar dengan cepat di Inggris bagian selatan, menyebabkan negara tersebut akan berada dalam kondisi lockdown yang sangat ketat selama libur Natal dan Tahun Baru berlangsung.
Virus yang dijuluki VUI202012/01 ini disebut telah berkembang dengan sangat cepat dalam kurun waktu satu bulan, menyebabkan peningkatan kasus di negara tersebut.
Jenis virus yang baru ini pertama kali diidentifikasi pada bulan September, namun masih bersifat dalam pengawasan oleh para ilmuwan dan peneliti, untuk memahami apakah virus baru tersebut lebih menular daripada yang sebelumnya.
Baca juga: Ilmuwan Berhasil Selangkah Lebih Dekat ke Internet Kuantum
Selain di Inggris, virus ini juga ditemukan di Belanda, Denmark, Belgia, dan Australia.
Sebuah studi pendahuluan tentang strain baru virus corona tersebut menunjukkan bahwa ia memiliki 17 mutasi yang sangat tinggi dalam kode genetiknya, beberapa di antaranya dapat mengubah karakteristik utama virus.
Pada hari Sabtu, Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris mengatakan bahwa ketika virus sudah bermutasi, maka negara harus mengubah metode pertahanannya.
Baca juga: Moderna Bisa Jadi Vaksin COVID-19 Kedua yang Disetujui FDA
Tetapi, melebih-lebihkan kemampuan strain virus yang baru juga bukanlah hal yang bijak. Pasalnya, informasi yang dikumpulkan oleh ilmuwan masih terlalu sedikit.
Ada 3 point yang menyebabkan penyakit bisa menyebar: adanya agen infeksi, inang dan lingkungan. Artinya, ketika ada kenaikan kasus, maka ada kaitannya dengan ketiga hal tersebut. Hal serupa juga diungkapkan oleh Catherine Bennett, ketua epidemiologi di Deakin University, Australia.
Mungkin saja mutasi genetik virus corona artinya peningkatan kemampuannya untuk berpindah dari orang ke orang, atau bisa juga merupakan kombinasi dari peningkatan kekebalan virus. Para ilmuwan sepertinya masih butuh waktu beberapa minggu ke depan mencoba mengungkap hal ini.
(im)