Teknologi.id - COVID-19 telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan, tidak hanya kesehatan fisik tetapi juga fungsi kognitif. Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal New England Journal of Medicine (NEJM) menunjukkan bahwa infeksi COVID-19 dapat menyebabkan penurunan IQ yang signifikan, bahkan hingga 9 poin secara permanen. Penurunan kemampuan kognitif ini tidak hanya dialami oleh pasien yang dirawat di rumah sakit, tetapi juga oleh mereka yang terinfeksi ringan. Artikel ini akan mengulas dampak COVID-19 terhadap otak dan bagaimana penurunan IQ dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Penelitian Baru Ungkap Virus Covid-19 Bisa Lawan Kanker Stadium 4
COVID-19 dan Dampaknya pada Kognisi Otak
Berdasarkan studi yang melibatkan lebih dari 113.000 orang yang terinfeksi COVID-19, para peneliti menemukan bahwa infeksi virus ini dapat menyebabkan kerusakan otak jangka panjang. Beberapa kemampuan kognitif, seperti memori, perencanaan, dan penalaran spasial, mengalami penurunan yang cukup signifikan. Penurunan IQ ini juga terkait dengan penurunan kinerja dalam tugas-tugas eksekutif otak, yang mencakup kemampuan merencanakan, mengambil keputusan, dan menyelesaikan masalah.
Penurunan IQ Pasca COVID-19: Tidak Pandang Bulu
Salah satu temuan paling mencengangkan dari penelitian ini adalah bahwa dampak penurunan IQ tidak terbatas pada mereka yang mengalami gejala berat atau dirawat di rumah sakit. Bahkan mereka yang mengalami COVID-19 ringan pun mengalami penurunan kognitif yang setara dengan penurunan IQ tiga poin. Ini menunjukkan bahwa meskipun infeksi COVID-19 pada awalnya mungkin tampak tidak berbahaya, dampaknya pada otak bisa berlangsung lama dan serius.
Long COVID dan Penurunan IQ yang Lebih Parah
Bagi individu yang mengalami long COVID, gejala yang bertahan lama seperti sesak napas, kelelahan, dan gangguan konsentrasi, dampak pada IQ bisa lebih buruk lagi. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mengalami gejala berkepanjangan ini bisa mengalami penurunan IQ hingga enam poin. Ini mengindikasikan bahwa meskipun seseorang dapat sembuh secara fisik dari infeksi COVID-19, mereka mungkin masih menghadapi masalah kognitif yang bisa memengaruhi kualitas hidup mereka dalam jangka panjang.
Pengaruh Berat Pada Pasien ICU dan Infeksi Ulang
Studi juga menemukan bahwa pasien yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) akibat COVID-19 mengalami penurunan IQ yang lebih parah, mencapai hingga sembilan poin. Mereka yang terinfeksi ulang juga menghadapi risiko penurunan IQ lebih lanjut, dengan tambahan dua poin. Penurunan ini menunjukkan bahwa infeksi yang lebih lama atau berulang dapat memperburuk kondisi kognitif seseorang, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan pekerjaan.
Penurunan Memori yang Berlangsung Lama
Penelitian terpisah yang melibatkan lebih dari 100.000 orang di Norwegia, juga menemukan bahwa fungsi memori dapat memburuk hingga 36 bulan setelah terinfeksi virus SARS-CoV-2, penyebab COVID-19. Ini menunjukkan bahwa dampak COVID-19 pada otak bukanlah masalah jangka pendek. Mereka yang terinfeksi mungkin akan mengalami kesulitan dalam mengingat informasi, menyelesaikan tugas sehari-hari, dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di sekitar mereka.
Fakta Menarik: Varian COVID-19 Tidak Mempengaruhi Penurunan Kognitif
Salah satu temuan yang menarik dari penelitian ini adalah bahwa penurunan IQ terjadi tanpa memandang varian COVID-19 yang menginfeksi seseorang. Baik itu varian Delta yang sempat mendominasi, atau varian Omicron yang lebih baru, risiko penurunan kognitif tetap sama. Hal ini menunjukkan bahwa ancaman terhadap otak tidak berkurang seiring dengan evolusi virus, dan kita mungkin perlu lebih waspada terhadap dampak jangka panjang dari pandemi ini.
Dampak Nyata pada Kehidupan Sehari-hari
Penurunan IQ dan kerusakan fungsi kognitif yang ditimbulkan oleh COVID-19 dapat memiliki dampak nyata pada kehidupan sehari-hari. Mereka yang mengalami penurunan memori dan kesulitan dalam perencanaan atau penyelesaian masalah mungkin merasa lebih sulit dalam menjalani aktivitas sehari-hari, termasuk bekerja, belajar, dan berinteraksi sosial. Penurunan ini juga bisa mempengaruhi kemampuan untuk merencanakan masa depan, mengambil keputusan yang baik, dan bahkan menjaga hubungan sosial yang sehat.
Baca juga: Fitur Baru iPhone 18 Pro: Kamera Canggih Setara DSLR
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mengurangi Dampaknya?
Meskipun penelitian ini menunjukkan dampak yang serius pada fungsi kognitif akibat COVID-19, ada langkah-langkah yang bisa diambil untuk meminimalkan dampaknya. Pendekatan seperti terapi rehabilitasi kognitif, latihan memori, serta menjaga gaya hidup sehat dengan pola makan bergizi, tidur yang cukup, dan olahraga teratur, dapat membantu memulihkan beberapa fungsi otak yang terganggu.
Selain itu, penting bagi individu yang telah terinfeksi COVID-19 untuk mendapatkan perhatian medis lebih lanjut jika mereka merasakan penurunan kognitif yang berkelanjutan. Mengatasi gejala long COVID secara dini dapat membantu meminimalkan dampak jangka panjang pada IQ dan kemampuan kognitif.
Studi terbaru yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine mengungkapkan bahwa infeksi COVID-19 dapat menyebabkan penurunan IQ yang signifikan, bahkan hingga 9 poin secara permanen. Penurunan ini tidak hanya dialami oleh mereka yang memiliki gejala berat, tetapi juga oleh pasien yang sembuh dari infeksi ringan atau bahkan mereka yang mengalami long COVID. Dampak jangka panjang ini menunjukkan pentingnya kesadaran akan efek samping COVID-19 yang lebih luas, yang mencakup kerusakan otak dan penurunan fungsi kognitif. Meskipun begitu, upaya rehabilitasi dan gaya hidup sehat tetap menjadi kunci dalam mengurangi dampak ini dan memulihkan kemampuan otak.
Dengan artikel ini, Anda dapat lebih memahami hubungan antara COVID-19 dan penurunan IQ, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi dan memulihkan fungsi kognitif Anda setelah terinfeksi virus tersebut.
Baca Berita dan Artikel lain di Google News.
(emh)