Ilustrasi (freepik)
Teknologi.id - Para peneliti berhasil menumbuhkan sepasang testis dari sel hewan di laboratorium untuk pertama kalinya. Terbuat dari sel testis yang belum matang diambil dari tikus yang baru lahir, testis yang dikulturisasi dengan cepat mengembangkan struktur yang menyerupai dengan testis alami dan bahkan mampu memproduksi sperma.
Seperti jenis organ lain yang dikembangkan di laboratorium (biasa disebut organoid), mikrotestis diciptakan untuk memberi para peneliti wawasan baru mengenai perkembangan organ dan penyakit. Sampai saat ini, para ilmuwan belum memiliki sistem in vitro untuk membuat model testis, sehingga tim yang membantu menciptakan sistem tersebut berharap dapat meningkatkan pemahaman kita tentang fungsi seksual pria.
"Testis buatan adalah model yang menjanjikan untuk penelitian dasar tentang perkembangan dan fungsi testis, yang daat diterjemahkan ke dalam aplikasi terapeutik untuk gangguan perkembangan seksual dan infertilitas," jelasnya penulis studi Dr Nitzan Gonen dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari IFLSCIENCE.
Untuk membuat testis yang dikembangkan di laboratorium, pada dasarnya merupakan kumpulan sel kecil yang mensimulasikan proses testis sebenarnya, para peneliti menempatkan sel-sel testis tikus primer dalam media pertumbuhan yang diformulasikan khusus. Dalam dua hari, organ mini tersebut mengembangkan struktur tubular dan pola jaringan sel yang konsisten dengan testis sebenarnya.
Baca juga : Terobosan Baru! Peneliti Ciptakan Model Embrio Manusia Tanpa Sperma, Telur, dan Rahim
Organoid biasanya berkembang menyerupai organ di tahap embrionik, namun penulis penelitian mampu mengembangkan testis mini mereka ke kondisi yang lebih matang. Secara menyeluruh, mereka memelihara organoid selama sembilan minggu, dan selama waktu itu ukurannya tumbuh lebih besar sebelum akhirnya runtuh ketika kebutuhan suplai darah menjadi terlalu besar.
Para penulis penelitian memberikan perhatian khusus pada perkembangan sel Sertoli, yang mendukung spermatogonia dan memiliki peran penting dalam produksi sperma. Menjadi hal penting, mereka menemukan bahwa pematangan sel tersebut selama sembilan minggu hal ini sangat mirip dengan yang diamati pada tikus hidup dengan tahap yang sama.
Para peneliti pun menemukan bahwa proses spermatogenesis pada tikus hidup biasanya hanya memakan waktu sekitar 35 hari, meskipun umur sembilan minggu sepertinya bukan waktu yang lama bagi sepasang permata keluarga. Secara teori, testis yang dikembangkan di laboratorium dapat menyelesaikan siklus ini dan menghasilkan sperma dalam jangka waktu tersebut.
Baca juga : Peneliti Berhasil Ciptakan Embrio Tikus Tanpa Sel Sperma dan Sel Telur, Kok Bisa?
Sejauh ini, para penulis studi belum menentukan apakah replika batuan mereka dapat produksi sperma, meskipun mereka mengatakan bahwa eksperimen yang mereka lakukan telah menghasilkan "indikasi pertama bahwa organoid ini dapat mendukung masuknya (sel induk spermatogonial) ke dalam meiosis"-proses di mana sperma diproduksi.
"Dalam penelitian ini kami mengembangkan organoid testis dari tikus, tetapi sangat mungkin bahwa pengaturan yang sangat mungkin bahwa pengaturan yang sama dapat diterapkan untuk menghasilkan organoid testis dari anak laki-laki pra-pubertas," tulis para peneliti. Jika organoid semacam itu dapat diproduksi dari sel manusia, maka organoid tersebut dapat menawarkan jalan menuju pengobatan baru untuk infertilitas pria.
"Jika organoid ini dapat sepenuhnya meniru fungsi testis orang dewasa, kami berharap organoid ini dapat memproduksi sperma haploid secara in vitro," kata para penulis studi. "Kemampuan ini bisa menjadi revolusioner dan memungkinkan pasien infertil untuk memiliki anak biologis."
Baca Berita dan Artikel lain di Google News
(nm)