
Teknologi.id — Tim astronom yang dipimpin oleh Adam Burgasser, profesor astrofisika dari UC San Diego, baru saja membuat penemuan besar yang mengguncang dunia sains. Mereka menemukan gas beracun fosfin (PH3) di atmosfer sebuah katai coklat bernama Wolf 1130C, objek langka yang sering disebut sebagai failed star—bintang yang gagal terbentuk sempurna.
Objek ini berada sekitar 54 tahun cahaya dari Bumi di rasi bintang Cygnus dan merupakan bagian dari sistem tiga bintang yang juga mencakup katai merah dan katai putih. Penemuan ini hanya bisa dilakukan berkat kemampuan spektroskopi inframerah dari Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST), yang mendeteksi fosfin pada konsentrasi sekitar 100 bagian per miliar—deteksi fosfin resmi pertama pada objek sejenis.
Baca juga: Ramalan Bos Amazon Jeff Bezos soal Rumah Permanen di Luar Angkasa
Fosfin: Dari “Tanda Kehidupan” Menjadi Misteri Kosmik Baru
Fosfin dikenal sebagai gas berbahaya dan mudah terbakar, biasanya dihasilkan oleh proses industri atau mikroorganisme yang hidup di lingkungan minim oksigen. Karena itu, fosfin pernah dianggap sebagai biosignature atau tanda potensial adanya kehidupan.
Namun temuan di Wolf 1130C mengubah cara pandang tersebut.
Lingkungan katai coklat ini sangat miskin logam, artinya kandungan oksigen dan karbonnya rendah. Dalam kondisi seperti ini, atom fosfor jauh lebih mudah berikatan dengan hidrogen sehingga membentuk fosfin—tanpa memerlukan proses biologis apa pun. Dengan kata lain, fosfin bisa terbentuk secara alami di lingkungan ekstrem yang sama sekali tidak mendukung kehidupan.
Ada juga teori lain: katai putih pendamping Wolf 1130C mungkin pernah mengalami ledakan termonuklir di masa lalu dan melepaskan material kaya fosfor yang kemudian tertangkap atmosfer Wolf 1130C. Misteri ini masih terus diteliti lebih dalam.
Mengapa Penemuan Ini Sangat Penting?
Temuan fosfin ini memberikan pukulan besar terhadap konsep biosignature yang selama ini digunakan ilmuwan dalam pencarian kehidupan di luar Bumi. Fenomena serupa pernah terjadi tahun 2020, ketika ilmuwan melaporkan adanya fosfin di awan Venus dan memunculkan perdebatan global tentang mikroba di planet tersebut.
Penelitian terbaru ini menunjukkan bahwa:
✔ Fosfin dapat terbentuk secara abiotik
Tidak selalu berasal dari makhluk hidup.
✔ Lingkungan dengan kandungan logam rendah bisa memicu reaksi kimia unik
Mirip kondisi alam semesta setelah Big Bang.
✔ Deteksi fosfin harus dianalisis lebih berhati-hati sebagai tanda kehidupan
Tidak bisa berdiri sendiri, harus dibandingkan dengan kondisi kimia lingkungan.
Dengan mempelajari objek ekstrem seperti Wolf 1130C, ilmuwan dapat memahami bagaimana elemen penting pembentuk kehidupan terbentuk di alam semesta awal.
Baca juga: Sam Altman Prediksi Anak Muda Bisa Bekerja di Luar Angkasa dengan Gaji Fantastis
Babak Baru dalam Pencarian Kehidupan di Luar Bumi
Penemuan fosfin di Wolf 1130C bukanlah kemunduran dalam pencarian kehidupan, justru membuka jendela baru untuk memahami kompleksitas kosmos.
Gas yang berbahaya di Bumi ini ternyata bisa menjadi indikator kimia penting untuk memetakan proses yang terjadi pada objek-objek langit primitif. Fosfin bukan lagi sekadar petunjuk kehidupan, tetapi bagian dari puzzle besar tentang asal-usul elemen di alam semesta.
Pada akhirnya, penemuan ini mengajarkan bahwa alam semesta jauh lebih rumit dari yang kita bayangkan. Fosfin di katai coklat Wolf 1130C menjadi tanda bahwa ada banyak mekanisme kimia di luar sana yang belum kita pahami—dan setiap temuan membawa kita selangkah lebih dekat untuk mengetahui bagaimana kehidupan bisa terbentuk.
(jf)