Teknologi.id - Rekayasa genetika, juga disebut modifikasi genetika, adalah manipulasi langsung gen suatu organisme menggunakan bioteknologi. Rekayasa gen dapat digunakan untuk menghasilkan obat untuk mengatasi berbagai penyakit pada manusia. Tapi teknologi ini juga menimbulkan kekhawatiran dalam hal etika, seperti yang diungkapkan Bill Gates baru-baru ini.
Pendiri Microsoft tersebut menyatakan rekayasa genetika bisa membuat ketidakadilan makin meruncing, apalagi jika hanya tersedia bagi orang-orang kaya yang mampu membayarnya. "Aku kaget isu ini tidak meraih lebih banyak perhatian dari masyarakat umum. Padahal hal ini mungkin debat publik yang paling penting," tandasnya seperti dikutip detikINET dari Business Insider.
Baca juga: Inilah 6 Inovasi Besar Pengubah Dunia Menurut Bill Gates
Terobosan ini memungkinkan ilmuwan membuat perubahan DNA seseorang untuk memperbaiki gen yang rusak. Di AS, inovasi ini sudah digunakan untuk pengobatan penyakit. Belum lama ini, seorang ilmuwan di China menuai kontroversi dan ditahan otoritas karena melakukan rekayasa genetika pada bayi. Hal tersebut dipandang berbahaya dan melanggar etika penelitian. "Aku setuju dengan mereka yang mengatakan bahwa ilmuwan ini melanggar batas. Namun sesuatu yang bagus bisa terjadi dari pekerjaan ini jika orang-orang didorong untuk mempelajari dan membicarakan tentang rekayasa gen," sebut Gates. Di pihak lain, kekhawatiran serupa pernah dikemukakan ilmuwan Stephen Hawking. Publikasi terbaru Hawking yang ia tulis sebelum meninggal dunia pada Maret lalu, meramalkan munculnya semacam ras manusia super.
Baca juga: Bill Gates, Sang Nostradamus: Rangkuman Seluruh Prediksi Bill Gates Soal Masa Depan
Hawking menulis bahwa ras manusia super ini kemungkinan diciptakan oleh para manusia super kaya. Mereka akan mengubah DNA diri sendiri dan juga anak-anaknya. Ilmuwan Stephen Hawking, menyatakan bahwa rekayasa genetika adalah biang munculnya manusia super yang bisa saja membawa kehancuran bagi umat manusia lainnya. (DWK)