Arab Saudi Membeku! Suhu -4 Derajat, Salju Tebal Selimuti Pegunungan Tabuk

Wildan Nur Alif Kurniawan . December 19, 2025

Foto: Saudi Press Agency

Teknologi.id – Citra Arab Saudi di benak masyarakat dunia sering kali identik dengan hamparan gurun pasir yang tandus, unta yang berjalan di bawah terik matahari, dan hawa panas yang menyengat. Namun, pemandangan kontras yang menakjubkan justru terjadi di penghujung tahun 2025 ini.

Bukan fatamorgana, "Negeri Petrodolar" ini mendadak berubah menjadi negeri dongeng musim dingin (winter wonderland). Lapisan salju tebal menyelimuti wilayah pegunungan di bagian utara, menciptakan panorama langka di mana warna putih salju berpadu kontras dengan warna kemerahan bebatuan gurun.

Fenomena alam yang memukau ini terjadi di Pegunungan Jabal Al-Lawz, Provinsi Tabuk. Kawasan yang biasanya kering kerontang tersebut kini menjadi destinasi wisata dadakan bagi ribuan warga yang penasaran ingin menyentuh salju di tanah Arab.

Suhu Ekstrem di Bawah Titik Beku

Perubahan cuaca ini tidak tanggung-tanggung. Wilayah Tabuk yang terletak di barat laut Arab Saudi mengalami penurunan suhu yang drastis. Suhu di puncak pegunungan anjlok hingga menyentuh angka -4 derajat Celcius. Kondisi ini dipicu oleh gelombang udara dingin yang bergerak dari arah utara, membawa kelembapan yang cukup untuk mengubah hujan menjadi kristal-kristal es. Fenomena cuaca yang tidak biasa ini disertai kabut tebal yang menutupi dataran tinggi dan angin kencang, menyebabkan suhu turun di bawah titik beku di daerah tersebut.

Kombinasi antara suhu beku, angin kencang, dan kabut tebal membuat visibilitas di area pegunungan menjadi sangat terbatas. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat warga untuk "berburu" salju. Bagi sebagian besar penduduk Arab Saudi yang seumur hidupnya terbiasa dengan iklim tropis gurun, melihat salju turun dari langit adalah sebuah keajaiban yang harus diabadikan.

Baca juga: Bill Gates Tak Lagi Percaya “Kiamat Iklim”, Ajak Dunia Realistis Hadapi Krisis Iklim

Jabal Al-Lawz: Sang 'Gunung Almond' yang Memutih

Pusat dari fenomena ini adalah Jabal Al-Lawz. Gunung yang memiliki arti harfiah "Gunung Almond" ini menjulang setinggi kurang lebih 2.580 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Ketinggiannya yang signifikan menjadikan puncak gunung ini sebagai "magnet" bagi awan-awan dingin. Secara geografis, Jabal Al-Lawz memang merupakan salah satu titik tertinggi di Arab Saudi bagian utara, berbatasan dekat dengan Yordania.

Saat salju mulai turun pada hari Rabu lalu, lanskap gunung yang kasar dan berbatu seketika berubah lembut tertutup permadani putih. Video dan foto yang beredar di media sosial memperlihatkan warga lokal yang mengenakan jubah tradisional (thobe) tebal sedang bermain bola salju, berseluncur menggunakan alat seadanya, hingga mendirikan tenda sambil menyeduh kopi Arab (gahwa) di tengah hamparan salju.

Suasana riang gembira ini seolah menjadi perayaan nasional tidak resmi. Hujan salju di Jabal Al-Lawz telah menjadikan daerah tersebut sebagai objek wisata musim dingin yang populer, menarik penduduk setempat dan pengunjung.

Foto: X (Twitter)

Fenomena Meluas ke Trojena

Menariknya, hujan salju kali ini tidak hanya terisolasi di satu puncak gunung saja, dataran tinggi Trojena juga ikut diguyur salju. Nama Trojena mungkin terdengar familier bagi pemerhati perkembangan Arab Saudi. Ini adalah wilayah yang diproyeksikan menjadi destinasi wisata pegunungan futuristik sebagai bagian dari mega-proyek NEOM. Pemerintah Arab Saudi memang memiliki ambisi besar untuk membangun resor ski luar ruangan pertama di Teluk Arab di lokasi ini.

Selain salju, hujan ringan hingga sedang juga dilaporkan mengguyur pusat-pusat regional di sekitarnya, seperti Bi'r bin Hirmas, Al-Uyaynah, Halat Ammar, dan Shigry. Hal ini membawa kesegaran bagi tanah yang gersang, meski warga diimbau untuk tetap waspada terhadap jalanan yang licin dan potensi banjir bandang di lembah-lembah.

Baca juga: NASA Temukan Bukti Mars Pernah Alami Hujan Tropis dan Iklim Hangat

Anomali atau Siklus Alami?

Bagi orang awam, salju di Arab Saudi terdengar seperti tanda-tanda akhir zaman atau dampak perubahan iklim yang ekstrem. Namun, secara meteorologis, wilayah Tabuk memang memiliki iklim yang unik dibandingkan wilayah Arab Saudi lainnya.

Setiap tahun, saat belahan bumi utara memasuki puncak musim dingin (Desember-Januari), wilayah utara Arab Saudi sering kali terpapar sisa-sisa badai musim dingin dari Eropa dan Mediterania. Meski demikian, intensitas salju yang turun hingga menyelimuti seluruh gunung dengan tebal seperti tahun ini tetaplah peristiwa yang istimewa.

Fenomena ini mengingatkan kita akan kebesaran alam yang selalu penuh kejutan. Di satu sisi bumi, gletser mungkin mencair karena pemanasan global, namun di sisi lain, gurun pasir yang panas justru membeku.

Bagi para wisatawan yang ingin merasakan sensasi bermain salju tanpa harus terbang jauh ke Eropa, Tabuk di Arab Saudi kini bisa menjadi alternatif yang tak terduga.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Share :

Berita Menarik Lainnya