image via saintvespaluus.com
Teknologi.id - Tentu pernah dengar serial "Westworld" di HBO,
kan? Ya, itu yang bikin kepala kita pusing dan hati berdebar. Kisah yang bertemakan masa depan ala Wild West yang dipenuhi robot mirip manusia. Di sana, kamu bisa
menghidupkan segala fantasi, dari kisah romantis dengan robo-cowgirls sampai
jadi penjahat yang bikin kehebohan.
Tapi, di balik cerita seru itu, ada cerita yang lebih dalam.
Beberapa robot di sana mulai "lupa" kalau mereka hanyalah mesin dan
ingin bebas dari perlakuan kasar para tamu manusia. Bikin kita bertanya-tanya,
kan? Jika robot bisa berpikir, tertawa, sakit, dan mencintai seperti manusia,
di mana batas antara kita dan mereka?
Menonton serial seperti "Westworld," "Ex Machina," atau "Her" bisa bikin kita terhanyut dalam tumpukan pemikiran. Mungkin kita sebenarnya robot tapi tak sadar? Memang serem kalau dipikir!
Maybe it’s time you questioned the nature of your own reality.#Westworld | Season 4 | 6.26 | @HBOMax pic.twitter.com/u3CtP266s9
David Atkinson, seorang peneliti senior di Florida Institute for Human & Machine Cognition, punya pandangan menarik soal ini. Dia bilang,
"Machines will someday behave as if they are conscious. They may even claim to be self-aware. How could we prove them wrong?"
Latar
belakangnya yang pernah kerja di Jet Propulsion Lab milik NASA untuk riset AI
dan robotika membuatnya memiliki sudut pandang unik. Baginya, otak manusia
hanyalah komputer super canggih yang belum sepenuhnya kita pahami.
Kita seringkali mengaitkan kesadaran diri dengan kemanusiaan kita. Ingat kutipan terkenal Descartes, "I think, therefore I am"? Tapi bagaimana kalau "pikiran" itu hanyalah kumpulan sinyal listrik di otak kita? Jeff Clune, yang memimpin Evolving Artificial Intelligence Lab di University of Wyoming, mengungkapkan, "Otakmu punya 100 miliar neuron. Cara mereka terhubung menentukan segalanya tentangmu, mulai dari rasa es krim favoritmu sampai siapa yang kamu cintai. Semuanya ada di tumpukan neuron yang rumit ini."
Clune yakin bahwa suatu hari nanti kita akan menciptakan
kecerdasan buatan yang sepadan dengan kecerdasan manusia. Kita sudah melihat
mesin yang bisa belajar sendiri, seperti anak-anak yang belajar dari
pengalaman. Bahkan, laboratoriumnya berhasil membuat jaringan saraf tiruan yang
bisa melihat gambar acak dan membuat seni sendiri. Teknologi Deep Dream
Generator milik Google juga menggunakan teknologi serupa.
"Jika kita punya cukup neuron virtual dan
menghubungkannya dengan benar, kita akan punya kecerdasan buatan yang sebanding
dengan manusia," kata Clune. Di titik itu, perbedaan antara otak kita dan
komputer hanya akan jadi perbedaan kata-kata.
Ingat adegan di "Westworld" di mana Maeve, robot,
menghadapi Felix, teknisi lab manusia? Felix mencoba menjelaskan bahwa segala
sesuatu yang dia lakukan diprogram. Dia bilang, "The processing power in
here [menyentuh kepalanya] jauh melampaui yang kita miliki [manusia]. It's got
one drawback, though."
"Apakah itu?" tanya Maeve.
"You're under our control."
Bagian itu membuat Clune ragu. Bukan bahwa kita bisa
membangun robot seperti Maeve, tapi bahwa kita bisa mengendalikannya jika dia
secerdas atau lebih cerdas dari kita. "Riset AI saat ini tentang
menciptakan algoritma pembelajaran yang memungkinkan entitas ini belajar
sendiri. Tapi kita tidak mengendalikan apa yang mereka pelajari atau bagaimana
mereka berpikir," kata Clune.
Dan ide bahwa mesin bisa lupa bahwa dia mesin? Atkinson
bertanya, "Kenapa mesin harus lupa bahwa dia mesin lebih dari seseorang
yang lupa bahwa dia manusia? Mereka akan memiliki pengalaman mesin, bukan
pengalaman manusia. Mereka akan berbeda, tapi kita akan baik-baik saja."
Jadi, meskipun mungkin kita akan melihat robot super pintar dalam hidup kita, kemungkinan besar kamu tidak menjadi salah satunya.
Baca Berita dan Artikel lain di Google News.
(TH)