Foto: The Verge
Teknologi.id - Pada kemarin pagi, Microsoft mengumumkan perubahan pada Windows 11, termasuk memperluas daftar kompatibilitas CPU resminya ke sejumlah prosesor workstation Xeon dari Intel. Tak hanya itu, Microsoft juga menggaet jajaran CPU paling mahal dari desktop Core X. Jika terdapat prosesor Intel lama yang performanya sudah kurang, maka perusahaan akan mengirimkan prosesor tersebut ke Surface Studio 2-nya.
Namun disaat Microsoft tengah menjalankan program ini, kebingungan terlihat dari pembaruan Windows 11 yang tidak semulus seperti yang pengguna perkirakan. Ketika DIY PIC gamers, admin IT, dan pengguna lainnya yang terbiasa menggunakan penginstallan bersih dari Windows 11.
Faktanya, Microsoft menginformasikan setelah ada salah satu pengguna menyebarkan cerita bahwa komputernya tidak memenuhi persyaratan sistem seperti tidak berhak untuk mendapatkan Windows Update (Pembaruan Windows), bahkan sistem keamanan.
Dilansir dari The Verge, Jum'at (27/8/2021), aplikasi Microsoft masih akan memeriksa CPU yang melawan atau tidak terdaftar di prosesor Microsoft, lalu mengarahkan pengguna untuk membuka "artikel dukungan yang relevan yagn mencakup langkah-langkah remediasi potensial" jika mereka tidak memiliki chip yang mendukung Microsoft.
Sebagian besar pemilik PC Windows mungkin tidak akan repot dengan aplikasi pemeriksa kompatibilitas, tentu saja. Mereka hanya akan menunggu Pembaruan Windows yang secara otomatis dapat menghadirkannya secara gratis, seperti halnya Windows 10 adalah pembaruan gratis ketika tiba di tahun 2015. Namun permasalahannya adalah, Microsoft hanya akan memperbarui komputer atau laptop dengan CPU yang didukung.
Menghindari pembaruan automatis untuk CPU yang tidak didukung membuat sejumlah spekulasi beredar yakni Microsoft tidak ingin disalahkan jika pembaruan tersebut membuat pengalaman pengguna mengakses Windows menjadi kurang nyaman bahkan memburuk.
Nampaknya, Microsoft memiliki sejumlah alasan keamanan yang resmi untuk menuntut persyaratan perangkat keras yang lebih ketat seperti TPM 2.0 yang diaktifkan sejak Juli 2016, terutama dari mitra laptop dan desktopnya. Selama ini, perusahaan telah ditargetkan oleh beberapa serangan hacker yang sangat mengganggu, oleh karena itu belakangan ini Microsoft lebih memastikan bahwa fitur keamanan benar-benar diaktifkan.
(DA)