Foto: Fox Business
Teknologi.id - Setelah sebelumnya tersiar kabar bahwa ada tiga operator yang memenuhi syarat untuk menerima frekuensi 5G di Indonesia, percepatan hadirnya teknologi 5G pun terlihat semakin dekat. Ketiga operator tersebut ialah PT Smart Telecom Tbk (Smartfren), PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), dan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri). Namun, bukan berarti tantangan tidak ada di depan mata.
Berbagai macam tantangan dihadapi oleh Indonesia untuk menerapkan 5G dengan segera. Mulai dari permintaan pasar, investasi, kesiapan infrastruktur, hingga regulasi perlu disiapkan secara matang untuk mendukung hadirnya 5G. Dalam webinar 'Telecommunications Industry Update - 5G, Mobile Economy, Digital Transformation' yang diselenggarakan oleh Forest Interactive secara virtual pada Kamis (17/12/2020), CEO Forest Interactive Johary Mustapha mengatakan jika kehadiran operator 5G di Indonesia harus didukung dengan spektrum yang cukup.
Baca Juga: Mulai 2021, Ponsel-ponsel Ini Tak Lagi Bisa Pakai WhatsApp
Sementara itu, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Prof. Dr. Widodo Muktiyo tak memungkiri, hingga tahun 2022, prioritas pemerintah masih fokus pada pemerataan infrastruktur jaringan 4G di Indonesia. Penerapan itu beliau sampaikan dengan tujuan agar semua wilayah mendapatkan keadilan dalam akses internet.
Mengingat masih ada 12.548 desa yang belum terjangkau layanan ini. Upaya-upaya yang terus dilakukan antara lain; membangun infrastruktur telekomunikasi di wilayah 3T, membangun BTS, menyediakan 7.634 titik lokasi internet gratis bagi UMKM untuk mendorong transformasi digital, serta menyediakan aplikasi daring khusus pelaku UMKM.
“Meski demikian, Indonesia tetap mempersiapkan infrastruktur 5G,” kata Prof. Dr. Widodo Muktiyo dalam webinar 'Telecommunications Industry Update - 5G, Mobile Economy, Digital Transformation' (17/12).
Tahun ini, Kemenkominfo juga telah membentuk Gugus Tugas 5G (5G Task Force). Hasil kerja terbaru 5G Task Force adalah ketiga operator yang telah ditetapkan lolos seleksi dan memenuhi syarat untuk menerima frekuensi 5G di Indonesia, akan mendapatkan pita frekuensi radio 2,3 Ghz dengan rentang 2.360 – 2.390 Mhz.c. Kondisi yang nantinya diyakini akan mempercepat ekskalasi spektrum 5G juga salah satunya yaitu rencana peluncuran Satelit SATRIA 1 pada tahun 2023.
Prof. Dr. Widodo Muktiyo juga menjelaskan bahwa layanan broadband 4G dan 5G ditargetkan akan hadir di Indonesia pada tahun 2024 mendatang di semua pita frekuensi. Beliau juga menambahkan jika pada awal tahun depan, UU mengenai perlindungan data pribadi yang sedang dibahas di DPR akan menjadi acuan untuk mengembangkan layanan ini.
Baca Juga: Nokia 5.4 Resmi Meluncur, Berikut Harga dan Spesifikasinya
Meski nantinya jaringan 5G telah hadir, tantangan selanjutnya bagi Indonesia yaitu harus menyesuaikan dengan ekosistem dunia yang menggunakan 3,5 GHz dan 2,6 GHz. Hal ini bertujuan agar kedepannya tidak ada masalah interoperabilitas ketika masyarakat Indonesia hendak berkunjung ke negara lain maupun sebaliknya. Pun, jika terjadi perbedaan, maka harga juga akan sangat berpengaruh.
Pertumbuhan dunia digital memang mengalami peningkatan yang meroket, terlebih semenjak dunia dipukul oleh pandemi COVID-19. Segala macam kegiatan konvensional 'terpaksa' pindah menjadi serba online. Hal ini juga menjadi desakan bagi pemerintah untuk menghadirkan koneksi internet yang lebih cepat dengan latensi yang rendah.
Forest Interactive sendiri memprediksi akan ada tambahan kurang lebih 1,6 miliar smartphone dari 2020 ke 2025 di seluruh dunia. Untuk Indonesia sendiri, Forest meramalkan bakal hadir sekitar 338 juta smartphone dengan 5,42%-nya terhubung ke jaringan 5G pada tahun 2025. Di tahun tersebut pula, jika ramalan ini benar maka jaringan 2G bisa dikatakan bakal lenyap seutuhnya.
(af)