Foto: Wallpaper Cave
Teknologi.id – Dengan semakin deras kemajuan
teknologi, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi
mengimbau agar masyarakat tetap berhati-hati terhadapnya, terutama jaringan 5G.
Jokowi mengingatkan kepada jajarannya
untuk selalu mengedepankan kecepatan, ketepatan, dan efisiensi, agar dapat
bersaing menghadapi kompetisi dunia yang semakin ketat.
Berbicara mengenai teknologi, Jokowi
menekankan agar Indonesia tidak menjadi pasar, namun bisa menjadi bagian dari
produsen teknologi dan memperoleh manfaat maksimal dari perkembangan teknologi
tersebut, salah satunya era 5G semakin dekat.
"Dalam perkembangannya teknologi yang sangat cepat, apalagi akan dimulainya konektivitas digital 5G, hati-hati, kita jangan hanya menjadi pengguna, kita jangan menjadi pengguna, kita jangan hanya menjadi smart digital users," ucap Jokowi dikutip dari laman Sekretariat Kabinet.
Baca juga: Deretan HP 5G Termurah dan Terbaik 2021, Mulai Rp3 Jutaan
Lebih jauh, Presiden Jokowi meminta,
jajarannya untuk mengantisipasi perkembangan teknologi yang berdampak pada
berbagai sektor.
"Tetapi kita harus mampu
mencetak smart digital specialist, mencetak para teknolog yang andal, yang
mampu bersaing, yang kompetitif, dan harus mengembangkan smart digitalpreneur
yang mengembangkan kewirausahaan dan membuka lapangan kerja di dalam
negeri," sambungnya.
Diungkapkannya, hampir semua
perusahaan sekarang ini adalah perusahaan teknologi yang dapat memberikan nilai
tambah atau added value. Hal itu sangat tergantung pada kecanggihan inovasi dan
teknologinya. Presiden mencontohkan, pelaku industri keuangan sudah mulai
bergeser menjadi perusahaan yang mengandalkan teknologi dan inovasi.
"Kita juga harus mengantisipasi
teknologi di dunia kesehatan, ini juga hati-hati di dunia kesehatan. Healthtech
akan semakin berkembang dengan pesatnya. Lebih dari sekadar pemeriksaan atau
konsultasi medis jarak jauh, tapi juga pemanfaatan artificial intelligence (AI)
untuk diagnosis, untuk pelaksanaan pengobatan, untuk precision medicine, hingga
tindakan operasi jarak jauh. Segera ini akan bisa dilakukan di mana pun,"
tuturnya.
Begitu pula di bidang pendidikan,
pandemi juga mengakselerasi penerapan edutech di mana pembelajaran jarak jauh
menjadi sebuah kebutuhan. Perkembangan-perkembangan iptek yang berlangsung
cepat ini, harus diantisipasi perencanaannya.
"Harus responsif terhadap
disrupsi yang membuat dunia berubah sangat cepat, harus responsif terhadap
tantangan dan peluang yang muncul secara cepat yang sering tidak kita duga,
harus responsif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi," ucapnya.
Di sisi yang lain, Jokowi menekankan
agar belanja teknologi yang dilakukan harus memberikan manfaat yang jelas bagi
publik dan berkontribusi terhadap pengembangan teknologi dalam negeri.
"Belanja teknologi harus diperlakukan sebagai belanja investasi, kita garis bawahi ini. Harus jelas manfaatnya terutama manfaat publik, manfaat bagi masyarakat dan negara," tutup Jokowi.
(MIM)