Indonesia Ternyata Punya Tanaman Penyedot Emas, Kok Bisa?

Adhima Ratnaningtyas . June 09, 2022

Foto: Dok. IPB University

Teknologi.id - Indonesia memang memiliki kergaman alam yang mungkin belum banyak diketahui banyak orang. Salah satunya yang mungkin belum diketahui orang adalah Indonesia memiliki tanaman yang dapat menyerap logam mulia, seperti emas. Hal ini diungkapkan oleh Guru Besar Tetap Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Prof. Hamim. 

Baca juga: China Akan Terima Impor Beras dari Indonesia!

Tumbuhan sendiri memang sering digunakan sebagai agen pembersih lingkungan karena kemampuan penyerapannya dalam tanah yang disebut sebagai fitoremediasi.

Namun ternyata, tidak hanya fitoremediasi, tumbuhan ternyata juga memiliki sistem yang disebut sebagai fisiologis yang memungkinkan tumbuhan untuk menyerap logam berat dari tanah. Menurut Prof. Hamim, tumbuhan bahkan bisa menyerap logam mulia dari tanah dan hasil serapan tersebut pun kemudian dapat diekstrak untuk mendapatkan ekstrak logam mulianya saja. Jenis tumbuhan yang mampu menyerap logam berat dalam jumlah besar di jaringannya bisasa disebut sebagai hiperakumulator. 

"Selain dapat digunakan sebagai fitoremediasi, tanaman ini juga dapat digunakan untuk menambang logam-logam yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti nikel perak, emas, platina dan talium atau kegiatan yang dikenal dengan fitomining," jelas Prof. Hamim.

Tanaman hiperkumulator sendiri biasanya ditemukan di daerah yang memiliki tanah dengan kandungan logam tinggi seperti tanah serpentin dan ultrabasa.

Indonesia sendiri memiliki area ultrabasa terbesar di dunia yang tersebar di daerah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Hanya saja, Prof. Hamim menilai bahwa potensi menumbuhkan tanaman hiperkumulator di daerah-daerah tersebut belum digarap dengan maksimal. Namun, memang benar bahwa tumbuhan yang berada di dekat area industri logam mulia memiliki kemampuan hiperkumulator.

Seperti yang terjadi di daerah tailing dam yang merupakan lokasi limbah tambang emas PT Antam UBPE Pongkor. DI sana, hampir semua jenis tumbuhan yang ditemukan mampu mengakumulasi emas meski dalam kadar rendah.

"Kelompok bayam-bayaman (Amaranthus) yang tumbuh di sekitar tailing memiliki kemampuan akumulasi emas tertinggi, tetapi karena bio massanya rendah, potensi fitomining-nya rendah. Tanaman lembang (Typha angustifolia) juga cukup tinggi mengakumulasi logam emas (Au). Typha dapat menghasilkan 5-7 gram emas per hektar. Hal ini tentu memerlukan pendalaman lebih lanjut," ungkap Prof. Hamim.

Selain tumbuhan yang tumbuh di sekitar industri, ada pula tumbuhan jenis lain yang berpotensi memiliki kemampuan filtoremediasi hingga hiperkumulator, seperti tumbuhan penghasil minyak non-pangan (non-edible oil) seperti jarak pagar (Jatropha curcas), jarak kastor (Ricinus communis), mindi (Melia azedarach), kemiri sunan (Reutealis trisperma), serta anaman aromatik penghasil minyak atsiri seperti vetiver (Vetiveria zizanioides).

(AR)

Share :