BRIN Sulap Air Banjir jadi Layak Minum di Tiga Titik Terdampak

Irmanon Riandina . December 23, 2025

Foto: BRIN

Teknologi.id - Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra tidak hanya menimbulkan kerugian materi, tetapi juga memicu krisis air bersih bagi masyarakat terdampak. Di tengah kondisi tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bergerak untuk menghadirkan solusi berbasis teknologi dengan menyulap air banjir menjadi air layak minum melalui inovasi bernama Arsinum. BRIN menyiapkan tiga titik operasional Arsinum di wilayah terdampak banjir, yakni dua lokasi di Aceh Tamiang dan satu lokasi di Tapanuli Tengah. Kehadiran teknologi ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan mendesak masyarakat terhadap air minum yang aman, terutama saat akses terhadap sumber air bersih terganggu akibat bencana.

Dalam agenda Media Lounge Discussion bersama Kepala BRIN, Prof. Arif Satria, di Jakarta Pusat, Senin (22/12/2025), Arif menegaskan bahwa BRIN sudah turun tangan ke daerah yang membutuhkan. Selain itu, mobil air siap minum sebagai salah satu inovasi yang dikembangkan ini dipastikan benar-benar untuk dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. 

“Kita mengembangkan Arsinum yang benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat. Air banjir yang bisa diubah menjadi air minum dan kemarin sudah teruji. Saya langsung minum airnya dan masyarakat semangat sekali,” ujar Arif.

Arsinum sebagai Alat Pengolahan Air pada Mobil Khusus

Arsinum sendiri merupakan alat pengolahan air bersih yang dipasang pada sebuah mobil khusus, sehingga mudah dipindahkan ke lokasi bencana. Teknologi ini dirancang untuk mengolah air banjir yang keruh dan berlumpur menjadi air yang jernih dan aman dikonsumsi. Saat ini, satu unit Arsinum mampu menghasilkan hingga 10.000 liter air bersih per hari, jumlah yang cukup signifikan untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat di lokasi pengungsian.

Proses pengolahan air dilakukan dengan memasukkan air banjir ke dalam sistem Arsinum. Melalui tahapan penyaringan dan pemurnian, air kotor tersebut diolah hingga memenuhi standar air minum. “Jadi air kotor itu, air banjir berlumpur itu dimasukkan ke situ. Kemudian air bersih dan orang bisa minum,” jelas Arif.

Arsinum telah mulai beroperasi sejak Sabtu sebelumnya, bersamaan dengan upaya edukasi kepada masyarakat terkait cara penggunaan dan pemanfaatannya. Edukasi ini dinilai penting agar warga memahami bahwa air hasil olahan tersebut aman dikonsumsi serta dapat digunakan secara optimal selama masa tanggap darurat.

Baca juga: Ekspedisi OceanX–BRIN Ungkap Misteri Gunung Laut Sulawesi yang Jarang Diteliti

Foto: BRIN

BRIN Menerjunkan Peneliti ke Lapangan untuk Memastikan Kualitas Air

Tak hanya berhenti pada penyediaan alat, BRIN juga menurunkan para peneliti ke lapangan untuk memastikan kualitas air yang dihasilkan benar-benar aman. Pengujian dilakukan secara menyeluruh, mulai dari tingkat keasaman (pH), kandungan zat berbahaya, hingga standar keamanan air minum. Seluruh tahapan tersebut dilakukan untuk memastikan air hasil olahan Arsinum layak dan tidak membahayakan kesehatan masyarakat.

Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih BRIN, Wahyu Hidayat menyampaikan bahwa air minum dari olahan Arsinum ini sudah sesuai dengan standar Peraturan Menteri Kesehatan dengan kadar TDS yaitu maksimal 300 mg/L. Air yang diproduksi Arsinum setara dengan air minum kemasan dengan TDS di bawah 80mg/L

Baca juga: Indonesia Kebut Riset 6G: BRIN Kembangkan Teknologi Sub-THz dan Cloud Cerdas

Target Pengembangan BRIN

Teknologi ini tentunya disambut baik oleh para masyarakat disana karena air bersih untuk minum masih menjadi persoalan setelah banjir melanda. Ke depan, BRIN masih terus melakukan pengembangan terhadap teknologi Arsinum. BRIN sendiri menargetkan untuk mampu memproduksi tidak hanya 10.000 liter air minum per hari tetapi bisa sampai 20.000 liter per hari.

"Nah sekarang saya minta riset lagi agar skalanya lebih gede lagi. Jangan 10.000 liter perhari tapi bisa nggak 20.000 liter per hari supaya skala lebih besar lagi," kata Arif.

Selain untuk pengolahan air minum, arsinum juga mampu memproduksi air bersih dalam jumlah yang cukup besar, bahkan dalam satu unit yang sama dapat menghasilkan kapasitas air bersih 20.000 hingga 30.000 liter per hari.

Inovasi Arsinum menjadi bukti bahwa riset dan teknologi memiliki peran penting dalam penanggulangan bencana. Dengan mengubah air banjir menjadi air layak minum, BRIN tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, tetapi juga menghadirkan harapan di tengah situasi darurat. Ke depan, teknologi ini diharapkan dapat diterapkan lebih luas sebagai solusi cepat dan efektif dalam menghadapi krisis air bersih akibat bencana alam di berbagai wilayah Indonesia.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(IR/ZA)

Share :