Foto: Unsplash
Teknologi.id – Hubungan antara Google dengan Australia telah memasuki babak baru. Setelah Australia memberikan kewajiban kepada Google untuk membayar setiap konten yang mereka pakai, Google ternyata memberikan “pukulan balik” kepada Australia. Baru-baru ini, Google mengancam akan menutup layanan search di negeri kangguru tersebut apabila diwajibkan untuk membayar konten yang mereka pakai.
Managing Director Google untuk Kawasan Australia, Mel Silva memberikan keterangan terkait hal tersebut.
“Model regulasi bias ini menghadirkan ancaman finansial maupun operasional bagi Google” Ujar Mel Silva, Jumat 22 Januari 2020.
Pihak Google mengatakan peraturan tersebut memberatkan dan akan merusak akses masyarakat setempat terhadap layanan berita. Pada senat Australia, Google mengatakan bahwa undang-undang tersebut tidak dapat dikerjakan.
Baca juga: Oppo A55: Ponsel Dengan Jaringan 5G Siap Meluncur
Ancaman Google untuk menutup layanan utamanya menjadi langkah paling buruk dalam babak baru perseteruan antara Google dengan Australia. Silva mengatakan jika aturan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai acuan bagi bisnis Google.
Pihak Google melalui pemerintah Amerika Serikat minggu ini meminta Australia untuk membuat undang-undang yang diusulkan, yang memiliki dukungan politik luas. Pihak Google menyarankan Australia untuk menggunakan kode sukarela sebagai gantinya.
Google mengatakan langkah tersebut merupakan eksperimen untuk menguji nilai layanan berita Australia. Tahun lalu, Facebook juga mengancam bila Australia meloloskan undang-undang tersebut mereka akan menutup fitur yang mengizinkan pengguna Australia berbagi berita di platform mereka.
(MIM)