Teknologi.id - Insinyur dari kampus ternama MIT (Massachusetts Institute of Technology) asal Amerika Serikat berhasil membuat sensor untuk membantu kalian mencari ukuran masker wajah yang tepat.
Banyak orang yang terbiasa memakai masker semenjak adanya pandemi Covid-19 untuk melindungi dirinya dari ancaman terpaparnya virus, maupun polusi udara kotor ketika beraktivitas di luar ruangan.
Masker wajah menjadi salah satu barang yang diburu banyak orang ketika awal-awal pandemi Covid-19 terjadi karena sebagai produk yang vital saat itu.
Semenjak pandemi Covid-19 sudah mereda dan mungkin akan beralih status menjadi endemi--setidaknya di Indonesia--banyak orang yang bekerja, bersekolah, dan beraktivitas tetap memakai masker karena sudah menjadi pembiasaan.
Namun lucunya, terkadang ada saja masker yang tidak sesuai dengan ukuran maupun bentuk wajah atau kepala kita dan membuat posisi masker jadi tidak presisi.
Masalah tersebut sudah diatasi oleh tim insinyur asal kampus top asal Amerika Serikat yaitu MIT.
Baca juga: Hati-Hati! Varian Baru Virus Omicron XBB dan XBC Tidak Bisa Terdeteksi Antigen!
Tim insinyur ini berhasil membuat sensor masker wajah yang akan memastikan kalian menemukan masker dengan ukuran tepat terlepas dari jenis atau model masker wajah apa yang akan kalian kenakan.
Sensor besutan insinyur MIT bisa digunakan untuk segala masker wajah karena pada dasarnya akan mengukur fisik masker dan wajah si pemakai.
Dari sisi bisnis, sensor ini bisa digunakan oleh perusahaan pembuat masker agar dapat memproduksi masker untuk berbagai ukuran dan bentuk wajah nantinya.
Sensor masker wajah ini juga menelurkan perangkat baru bernama Conformable Multimodal Sensor Face Mask (cMaSK). Perangkat baru tersebut akan mengukur berbagai parameter dalam bingkai yang telah dilapisi polimer fleksibel, kemudian dipasangkan secara terbalik ke bagian dalam segala masker wajah.
Bukan hanya dapat menyesuaikan masker yang tepat sesuai ukuran dan bentuk wajah, sensor ini nantinya juga memiliki banyak fungsi.
"Dalam proyek ini, kami ingin memantau kondisi biologis dan lingkungan secara bersamaan, seperti pola pernapasan, suhu kulit, aktivitas manusia, suhu dan kelembapan di dalam masker wajah, dan posisi masker, termasuk apakah orang (yang) memakainya dengan benar atau tidak," ucap Canan Dagdeviren, Profesor Pengembangan Karir Seni dan Sains Media LG di MIT sekaligus penulis studi terkait.
Menarik untuk diikuti perkembangan teknologi
sensor masker wajah ini ke depannya, mengingat pandemi Covid-19 masih
belum berubah statusnya menjadi endemi, terutama di Tanah Air.
(ai)