Sumber: Vitaly Gariev / Unsplash
Teknologi.id – Pernah merasa nggak cocok disebut introvert, tapi juga nggak sepenuhnya relate dengan ekstrovert? Ternyata ada istilah baru yang mungkin bisa menjelaskan itu: otrovert.
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh psikiater Dr. Rami Kaminski. Ia menggambarkan otrovert sebagai tipe kepribadian yang berada di area abu-abu, tepat di antara introvert dan ekstrovert.
Baca juga: 10 Contoh Prompt Gemini AI untuk Foto Bareng Pacar yang Estetik & Variatif
Apa Itu Otrovert?
Kalau biasanya kita mengenal dua kubu besar kepribadian:
-
Introvert → lebih suka kesendirian, merasa cepat lelah di keramaian.
-
Ekstrovert → hidup dari interaksi sosial, merasa lebih energik di tengah banyak orang.
Maka otrovert hadir sebagai “jalan tengah” yang unik.
Menurut Dr. Kaminski, otrovert adalah orang yang:
-
Tidak terlalu mengidentifikasi diri dengan kelompok sosial besar.
-
Tidak juga sepenuhnya menarik diri dari dunia luar.
-
Lebih suka koneksi mendalam ketimbang jejaring luas.
Dengan kata lain, otrovert lebih memilih ngobrol serius dengan beberapa orang dekat dibanding punya banyak teman tanpa ikatan emosional yang berarti.
Ciri-Ciri Otrovert
Beberapa karakter utama yang sering ditemukan pada otrovert antara lain:
-
Mandiri dan kreatif.
-
Adaptif terhadap lingkungan.
-
Memiliki kecerdasan emosional (EQ) tinggi.
-
Nyaman di circle kecil, tapi tetap bisa hadir di pertemuan sosial.
-
Cenderung menjadi pemimpin alami dalam lingkaran personal maupun profesional.
Bedanya Otrovert dengan Introvert dan Ekstrovert
-
Introvert → kehabisan energi saat berada di keramaian.
-
Ekstrovert → justru mengisi energi dari pertemuan sosial.
-
Otrovert → netral, bisa hadir di keramaian tanpa merasa terkuras, tapi juga tidak menjadikannya sumber energi utama.
Otrovert lebih suka interaksi kecil dan percakapan yang bermakna, bukan sekadar menjadi pusat perhatian.
Otrovert vs Ambivert
Sekilas, otrovert mirip dengan ambivert. Namun, ada perbedaan penting:
1. Ambivert
-
Bisa menyesuaikan diri sesuai situasi.
-
Energinya fleksibel, bisa aktif di keramaian, bisa tenang saat sendiri.
-
Mudah switch mode tergantung konteks dan mood.
2. Otrovert
-
Lebih konsisten dengan pola interaksi.
-
Nyaman di zona circle kecil dan intim.
-
Fokus pada kedalaman hubungan, bukan jumlahnya.
Analogi mudahnya:
-
Ambivert itu seperti lampu dimmer → bisa terang atau redup sesuai kebutuhan.
-
Otrovert itu seperti lampu hangat → stabil dengan cahayanya sendiri, menciptakan suasana nyaman dan konsisten.
Tokoh-Tokoh Otrovert
Beberapa sosok besar yang disebut Dr. Kaminski menggambarkan karakter otrovert antara lain:
-
Frida Kahlo → pelukis dengan karya penuh emosi dan identitas personal.
-
Franz Kafka → penulis surealis yang lebih banyak mengamati daripada tampil di keramaian.
-
Albert Einstein → fisikawan jenius yang punya circle kecil, tapi pemikirannya mendunia.
-
Virginia Woolf → penulis modernis dengan eksplorasi psikologis yang mendalam.
Tokoh-tokoh ini bukan orang ramai, tapi juga bukan sosok yang menutup diri. Mereka menonjol justru karena keunikannya.
Otrovert di Era Modern
Di era sosial media dan networking yang serba cepat, banyak orang merasa tidak pas jika hanya masuk ke kategori introvert atau ekstrovert.
Otrovert hadir sebagai identitas yang lebih fleksibel.
-
Nyaman dengan kesendirian, tapi tetap terbuka pada interaksi sosial yang bermakna.
-
Tidak harus mengikuti “label” kepribadian yang kaku.
-
Menunjukkan bahwa identitas sosial bisa berada di area abu-abu yang seimbang.
Kesimpulan
Otrovert adalah tipe kepribadian yang konsisten memilih jalannya sendiri: tidak sepenuhnya introvert, tidak juga ekstrovert. Mereka fokus pada kedalaman hubungan, stabil dalam interaksi, dan sering kali justru menonjol karena kreativitas serta keunikan berpikir.
Di zaman modern, otrovert menjadi representasi dari mereka yang tidak cocok dengan label kepribadian lama, tetapi tetap bisa menemukan keseimbangan antara dunia dalam dan luar dirinya.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(mo)