Meniliki Kondisi Tekanan Laut di Kedalaman 800 Meter

Muhammad Iqbal Mawardi . April 27, 2021

Foto: Wallpaper Cave

Teknologi.id – Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak sejak Rabu (21/4) di perairan Bali, terdeteksi berada di kedalaman 838 meter di bawah permukaan laut.

Sementara untuk mengetahui kondisi di ratusan meter kedalaman air laut, Laboratorium Lingkungan Kelautan Pasifik milik Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (PMEL NOAA) menyebutkan kedalaman laut rata-rata adalah 12.566 kaki atau sekitar 3.800 meter. Laut terdalam tercatat sejauh ini berada di kedalaman 36.200 kaki atau 11.000 meter.

Kedalaman laut juga dipengaruhi tekanan hidrostatis yang dirasakan berbeda-beda oleh setiap makhluk. Tekanan hidrostatis akan meningkat seiring bertambahnya kedalaman yang diukur dari permukaan zat cair, akibat adanya gaya gravitasi.

Semakin dalam makhluk hidup menyelam dari permukaan air, semakin banyak pula volume air yang ada di atas kepala dengan permukaan air, sehingga tekanan yang diberikan air ke tubuh makhluk hidup akan semakin besar.

PMEL NOAA mencoba membandingkan tekanan dalam istilah atmosfer (atm). 1 atm sama dengan berat atm bumi di permukaan laut atau sekitar 14,6 pon per inci persegi. Apabila manusia berada di permukaan laut, setiap inci persegi permukaan akan dibebankan gaya seberat 14,6 pon atau setara 6,6 kilogram.

Baca juga: Spesifikasi Kapal Selam TNI AL KRI Nanggala-402 yang Hilang

Kemudian, tekanan meningkat sekitar satu atmosfer untuk setiap 10 meter kedalaman air. Jika tekanan dari permukaan laut adalah 1 atm, maka tekanan di kedalaman 850 meter seperti yang dilaporkan posisi KRI Nanggala-402 adalah 85 atm.

Sementara pada kebanyakan manusia, kerja paru-paru tanpa alat bantu hanya mampu menahan tekanan hingga sekitar 4 atm. Jika manusia menyelam ke dalam lautan, tekanan yang ada di dasar lautan adalah kombinasi antara tekanan atmosfer ditambah dengan tekanan dari kedalaman lautan.

Lebih lanjut, pada kedalaman 332 meter disepakati sebagai batas terdalam para scuba atau penyelam profesional untuk menyelam. Ini berhasil dilakukan oleh Ahmed Gabr pada 2014. Batas itu juga sebagai penanda keadaan cahaya mulai benar-benar gelap.

Gelap di laut juga menandakan bahwa keadaan di bawah sana sangat dingin. Di bawah kedalaman sekitar 656 kaki atau sekitar 200 meter, perairan laut disebut memiliki suhu rata-rata hanya 4 derajat celcius. Sementara di sekitar kedalaman 1.000 meter, cahaya matahari sudah tidak dapat masuk, sehingga benar-benar gelap gulita.

Manusia juga membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup di kedalaman laut. Oksigen membentuk 21 persen dari udara yang manusia hirup, sementara sekitar 78 persen dari udara yang manusia hirup adalah gas nitrogen.

Pada kedalaman sekitar 100 kaki atau 30,48 meter, manusia akan mengalami empat kali tekanan normal. Kondisi tersebut menyebabkan jaringan spons di paru-paru mulai merasakan kontraksi. Hal itu akan membuat penyelam hanya memiliki sedikit pasokan udara yang terhirup di permukaan.

Pada saat yang sama, tekanan dari air akan mendorong air ke dalam mulut, mengisi kembali paru-paru manusia dengan air, bukan lagi udara. Selain itu, semakin lama manusia di bawa ke kedalaman laut, detak jantung manusia bisa turun menjadi hanya 14 detak per menit.

(MIM)


Share :