Foto: Ledger Insights
Teknologi.id – Harga kripto semenjak bulan anjlok bulan Mei lalu
belum kembali ke harga tertingginya kembali.
Bahkan awal pekan ini, harga mata
uang kripto seperti Bitcoin, Ethereum, Dogecoin, dan kawan-kawan kembali
mengalami penurunan.
Sebabnya, bank sentral China,
People Bank of China (PBOC), dikabarkan memanggil sejumlah perwakilan sejumlah
bank besar di sana dan memberi instruksi untuk memperketat aturan terkait
pelarangan transaksi cryptocurrency.
Nama-nama bank yang dipanggil
termasuk Industrial and Commercial Bank of China, Agricultural Bank of China,
Construction Bank, Postal Savings Bank, Industrial Bank, dan Alipay Network
Technology.
PBOC disebut turut menginstruksikan bank-bank tersebut untuk menyelidiki dan mengidentifikasi nasabah yang memiliki akun di bursa mata uang kripto, atau yang terindikasi melakukan perdangangan cryptocurrency.
Baca juga: Bitcoin Bisa Dipakai Beli Tesla Lagi dengan Syarat ini
Apabila ketahuan, akun-akun
semacam itu akan diblokir sehingga tidak bisa menerima atau mengirim uang.
Kabar ini merupakan indikasi baru
bahwa Beijing sedang meningkatkan upaya untuk memberangus kegiatan terkait
cryptocurrency, termasuk transaksi dan mining.
Dampaknya, sebagaimana dihimpun
KompasTekno dari The Wall Street Journal, Selasa (22/6/2021), harga Bitcoin
merosot ke angka 32.622 dolar AS (sekitar Rp470 juta) per keping pada
perdagangan Senin kemarin, turun 9 persen dari harganya pada Jumat lalu.
Demikian juga Ethereum yang mengalami penurunan 14 persen menjadi 1.941 dollar AS (sekitar Rp 28 juta), dan Dogecoin yang merosot 27 persen ke angka 21 sen AS (sekitar Rp 3.025) per keping.
Baca juga: Selain Bitcoin, 5 Kripto ini Banyak Diminati saat ini
Harga Bitcoin pada perdagangan
Selasa (22/6/2021) terus mengalami penurunan dan kini berada di angka 31.500
dolar AS per keping (sekitar Rp 453 juta).
Sejak beberapa tahun lalu, China
melarang bursa cryptocurrency dan sesi pengumpulan dana mata uang digital,
alias initial coin offering.
Otoritas di sana juga melarang
perdagangan mata uang kripto serta menutup kegiatan penambangannya (mining).
China adalah pusat kegiatan
mining mata uang kripto yang menyumbang hingga tiga perempat pasokan Bitcoin
global.
Kegiatan mining menguras listrik
sehingga bertentangan dengan target pemerintahnya menurunkan emisi.
(fpk)