Laptop ramah lingkungan sebenarnya bukan merupakan sebuah topik perbincangan yang baru muncul di dunia gadget. Sejak cukup lama, banyak produsen laptop yang menjual embel-embel eco-friendly atau ramah lingkungan dalam lini produknya. Hanya saja, selama ini definisi dari ramah lingkungan pada laptop hanya sebatas pada ketahanannya saja. Beberapa contoh aspeknya antara lain kemudahan untuk diperbaiki, pengambilan bahan baku yang bertanggung jawab, hingga efisiensi energi. Dengan kata lain, pada waktu itu bahan baku utama dari laptop tidak menjadi prioritas dari predikat ramah lingkungan. Baca juga: Laptop Masa Depan Akan Tipis & Ringan Pada akhir tahun 2021 lalu, Acer mengeluarkan sebuah terobosan baru dalam dunia laptop. Melalui seri Aspire Vero, Acer mengukuhkan dirinya sebagai pionir laptop dengan bahan baku daur ulang. Mulai dari body laptopnya, hingga ke perlengkapan dalam pembeliannya. Baca juga: Cara Membuat Komputer Kita Menjadi Lebih Cepat Pertanyaannya adalah, apakah produsen laptop lain akan mengikuti jejak yang sama sehingga menjadikan hal ini sebuah tren untuk kedepannya? Sebagai gambaran, berikut adalah kelebihan serta kekurangan dari laptop ramah lingkungan sebagai bahan pertimbangan. Kelebihan dalam konteks ini adalah berbagai macam alasan logis yang memotivasi para produsen untuk ramai-ramai membuat lini laptop ramah lingkungan. Yang pertama adalah pasar untuk laptop ramah lingkungan yang sedang tinggi-tingginya. Pasalnya, kesadaran masyarakat untuk meninggalkan produk yang membawa kerusakan bagi lingkungan dan beralih ke produk yang ramah lingkungan juga sudah tinggi. Pada titik ini, produk apapun yang dilabeli dengan slogan ‘ramah lingkungan’ akan menarik hati mereka. Kelebihan yang kedua adalah sebagai bentuk CSR (Corporate Social Responsibility). Ini merupakan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap sekitarnya, mulai dari masyarakat dan juga lingkungan. Selain itu, memproduksi laptop ramah lingkungan juga dapat menjadi upaya branding yang efektif. Membuat suatu produk dengan bahan daur ulang mungkin terkesan sebagai sebuah penghematan. Ternyata, faktanya tidak demikian. Alasan utama bagi para produsen, dalam hal ini laptop, untuk menahan diri dalam membuat produk yang ramah lingkungan secara masif adalah tingginya biaya produksi. Alasan mengapa produk ramah lingkungan umumnya lebih mahal adalah karena implikasi rantai pasokan. Dari segi proses produksi, bahan-bahan baku ini mungkin sulit ditemukan, sulit diproduksi, dan sangat mahal untuk dibeli, yang akan menaikkan biaya produksi dan menyebabkan harga produk yang lebih tinggi. Laptop ramah lingkungan merupakan angin segar bagi dunia perlaptopan. Tentunya para produsen akan tertarik untuk setidaknya merilis satu sampai dua produk dari lini laptop yang ramah lingkungan. Namun, apakah ini menjadi sebuah tren? Terdapat beberapa pertimbangan seperti yang telah dibahas di atas. Biaya produksi yang tinggi nampaknya masih menjadi dinding penghalang yang amat kuat. Mungkin nanti jika teknologi semakin berkembang, dan proses produksi dengan bahan-bahan daur ulang yang menjadi lebih mudah, hal ini akan menjadi sebuah standar baru. Menarik untuk ditunggu ya!Kelebihan Laptop Ramah Lingkungan
Kekurangan Laptop Ramah Lingkungan
Kesimpulan