Foto: Shutterstock
Teknologi.id – Teknologi 5G di Indonesia saat ini
tengah hangat diperbincangkan. Namun, kecepatan internet yang dijanjikan jaringan
ini rupanya masih belum optimal. Apa penyebabnya?
Ada anggapan penyebab hal tersebut
adalah masih adanya jaringan 2G dan 3G di Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh
Opensignal selaku perusahaan yang berpengalaman dalam menganalisis seluler
pelanggan di Indonesia. Dengan masih adanya spektrum jaringan 2G dan 3G, maka
layanan 4G dan 5G tidak akan maksimal.
"Dalam beberapa tahun terakhir,
Indonesia telah mengalami peningkatan yang signfikan dalam pengalaman jaringan
seluler. Namun, cara spektrum digunakan layanan seluler membatasi Indonesia
mewujudkan potensi penuh," ucap Opensignal dalam siaran persnya.
Pihak Opensignal mengungkapkan, untuk meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan penggunaan pita frekuensi yang tersedia, operator di Indonesia mulai memperbaharui bagian dari pita 800 MHz, 900 MHz, 1800 MHz, 2100 MHz untuk 4G.
Baca juga: Smartphone Bukan 5G Tapi Muncul Logo 5G, Kok Bisa?
Kendati demikian, operator masih
bergantung pada pita 900 MHz dan 1800 MHz untuk menyediakan 2G dan 2100 MHz
untuk layanan 3G sebagai pendukung layanan sebagian pelanggan.
"Apabila pita frekuensi tersebut
dapat digunakan untuk layanan 4G, pengalaman seluler di Indonesia akan
meningkat, karena jaringan 4G dan 5G lebih efisien dalam menggunakan kapasitas
spektrum dibandingkan dengan teknologi lama 2G dan 3G," ucapnya.
"Standar dari teknologi terbaru
dapat mendukung kecepatan yang lebih cepat, penggunaan data yang lebih banyak,
bertambahnya pengguna pada pita frekunsi yang sama dibandingkan 2G dan
3G," sambungnya.
Beberapa waktu lalu, lelang frekuensi
2,3 GHz yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah
dimenangkan Telkomsel dan Smartfren, yang masing-masing mendapatkan tambahan
spektrum 20 MHz dan 10 MHz. Lelang ini untuk mendukung ketersediaan 4G dan implementasi
5G.
Data milik Opensignal menunjukkan
adanya kesenjangan pengalaman pengguna jaringan seluler antara pemakai 3G dan
4G. Apabila dilakukan migrasi pelanggan 3G ke 4G, hal itu disebutkan bisa
menguntungkan Indonesia ke depannya.
"Berdasarkan analisis kami, alasan utama pengguna tidak merasakan manfaat 4G karena mereka tidak berlangganan, bukan karena jangkauan 4G. Seiring dengan kemajuan Indonesia menuju 5G, operator di Indonesia akan mendapatkan manfaat jika pengguna melakukan migrasi dari 3G ke 4G dan memperbarui pita spektrum 2G/3G ke layanan 4G" jelas Opensignal.
(MIM)