5G di Indonesia Masih Belum Optimal, Mengapa Demikian?

Muhammad Iqbal Mawardi . June 06, 2021

Foto: Shutterstock

Teknologi.id – Teknologi 5G di Indonesia saat ini tengah hangat diperbincangkan. Namun, kecepatan internet yang dijanjikan jaringan ini rupanya masih belum optimal. Apa penyebabnya?

Ada anggapan penyebab hal tersebut adalah masih adanya jaringan 2G dan 3G di Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Opensignal selaku perusahaan yang berpengalaman dalam menganalisis seluler pelanggan di Indonesia. Dengan masih adanya spektrum jaringan 2G dan 3G, maka layanan 4G dan 5G tidak akan maksimal.

"Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami peningkatan yang signfikan dalam pengalaman jaringan seluler. Namun, cara spektrum digunakan layanan seluler membatasi Indonesia mewujudkan potensi penuh," ucap Opensignal dalam siaran persnya.

Pihak Opensignal mengungkapkan, untuk meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan penggunaan pita frekuensi yang tersedia, operator di Indonesia mulai memperbaharui bagian dari pita 800 MHz, 900 MHz, 1800 MHz, 2100 MHz untuk 4G.

Baca juga: Smartphone Bukan 5G Tapi Muncul Logo 5G, Kok Bisa?

Kendati demikian, operator masih bergantung pada pita 900 MHz dan 1800 MHz untuk menyediakan 2G dan 2100 MHz untuk layanan 3G sebagai pendukung layanan sebagian pelanggan.

"Apabila pita frekuensi tersebut dapat digunakan untuk layanan 4G, pengalaman seluler di Indonesia akan meningkat, karena jaringan 4G dan 5G lebih efisien dalam menggunakan kapasitas spektrum dibandingkan dengan teknologi lama 2G dan 3G," ucapnya.

"Standar dari teknologi terbaru dapat mendukung kecepatan yang lebih cepat, penggunaan data yang lebih banyak, bertambahnya pengguna pada pita frekunsi yang sama dibandingkan 2G dan 3G," sambungnya.

Beberapa waktu lalu, lelang frekuensi 2,3 GHz yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah dimenangkan Telkomsel dan Smartfren, yang masing-masing mendapatkan tambahan spektrum 20 MHz dan 10 MHz. Lelang ini untuk mendukung ketersediaan 4G dan implementasi 5G.

Data milik Opensignal menunjukkan adanya kesenjangan pengalaman pengguna jaringan seluler antara pemakai 3G dan 4G. Apabila dilakukan migrasi pelanggan 3G ke 4G, hal itu disebutkan bisa menguntungkan Indonesia ke depannya.

"Berdasarkan analisis kami, alasan utama pengguna tidak merasakan manfaat 4G karena mereka tidak berlangganan, bukan karena jangkauan 4G. Seiring dengan kemajuan Indonesia menuju 5G, operator di Indonesia akan mendapatkan manfaat jika pengguna melakukan migrasi dari 3G ke 4G dan memperbarui pita spektrum 2G/3G ke layanan 4G" jelas Opensignal.

(MIM)

Share :