Teknologi.id - Media sosial kini hampir tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Masifnya pengguna media sosial membuat berbagai tren, istilah, dan kebiasaan baru terus muncul dalam kehidupan manusia. Bahkan saat ini, media sosial dapat dikatakan sebagai sisi lain dari kehidupan manusia yang akan terus hidup dan menghubungkan manusia di belahan dunia mana pun.
Penggunaan media sosial ini didukung dengan hadirnya berbagai macam platform media sosial yang memudahkan manusia untuk beraktivitas, berkomunikasi, dan berjejaring dengan manusia lainnya secara lebih meluas. Dengan media sosial, manusia dapat terhubung dengan teman, membangun relasi, berbagi momen penting, bekerja dan beraktivitas, bahkan mengeksplor aspek lain dari kehidupan figur yang muncul di media sosial. Keterbukaan akses bermedia sosial ini mendatangkan manfaat juga dampak terhadap penggunanya. Salah satunya adalah dampak yang dianggap cenderung muncul akibat terlalu sering atau kecanduan bermedia sosial.
Self-Esteem merupakan salah satu dampak negatif yang terjadi akibat kecanduan bermedia sosial. Berdasarkan definisi, self-esteem atau yang disebut juga dengan harga diri merupakan sebuah penilaian yang dilakukan seseorang terhadap dirinya sendiri. Sederhananya, self esteem adalah kecenderungan seseorang dalam menilai diri sendiri. Umumnya, penilai tersebut meliputi kemampuan, penampilan, branding atau citra diri.
Baca juga: Istilah Overclaim yang Viral di Media Sosial, Apa Artinya?
Self-esteem dapat dilihat dari dua sisi, sisi positif dan negatif. Dari sisi positif, self-esteem digambarkan melalui penilaian atas cerminan diri dianggap baik atau juga disebut dengan menghargai diri sendiri. Namun, self-esteem dapat dikatakan negatif ketika penilaian yang timbul justru berkaitan dengan anggapan diri sendiri yang tidak, tidak percaya diri, dan tidak berharga. Kecanduan bermedia sosial dengan akses yang sangat mudah dan terbuka, serta bermacam jenis peristiwa dapat ditemui di dalamnya, membuat media sosial menjadi salah satu tempat yang berpotensi sebagai pemicu tumbuhnya self-esteem.
Di media sosial, para pengguna dapat dengan sangat mudah untuk menemukan atau bahkan menjadi korban cyberbullying, sasaran komentar negatif, serta tindakan lain yang sangat berpengaruh terhadap psikologis dan emosional seseorang. Tindakan-tindakan tersebut dapat berpengaruh terhadap self-esteem dalam diri seseorang. Maka dari itu saat seseorang bermedia sosial, perlu untuk membekali diri dengan beberapa hal berikut agar dapat menghadapi berbagai persoalan yang berpengaruh terhadap psikologis. Berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengontrol self-esteem kamu!
1. Limit Penggunaan Media Sosial
Cobalah untuk membatasi diri dalam menggunakan media sosial. Kecenderungan low self-esteem dapat terjadi ketika frekuensi bermain media sosial sudah berlebihan. Terlalu banyak konten yang dikonsumsi dari media sosial dapat berpengaruh terhadap keadaan mental seseorang. Apalagi jika konten yang dilihat mampu memicu perasaan membandingkan hingga membuat diri merasa lebih renda daripada orang lain.
Dengan membatasi frekuensi penggunaan media sosial, kamu bisa lebih mengatur dan mengontrol perasaan dan pikiran kamu terhadap diri sendiri. Cobalah untuk mengatur alarm agar pembatasan berjalan efektif. Misalnya, 1 jam masing-masing pada pagi, siang, dan malam hari.
2. Selektif Atas Konten yang Dikonsumsi
Sebelum aktif bermedia sosial, perlu diketahui dan diingat bahwa ga semua konten di media sosial cocok dengan diri kita Maka dari itu, sangat penting untuk memilah secara selektif konten media sosial yang dikonsumsi. Pilihlah konten-konten yang memang berdampak baik terhadap diri sendiri, seperti konten yang menginspirasi, mendidik, menebar energi positif, dan konten-konten sejenis. Hindari konten yang justru berpengaruh terhadap kepercayaan diri menjadi rendah, menumbuhkan rasa iri bahkan insecure. Cobalah untuk gunakan media sosial dengan tetap fokus terhadap tujuan milikmu sehingga dapat memanfaatkan media sosial dalam berprogres untuk mencapainya. Kecenderungan low self-esteem terjadi ketika konten-konten yang dikonsumsi justru tidak sejalan atau bertentangan dengan tujuan yang ingin dicapai.
3. Tetap Fokus dalam Beraktivitas dan Berinteraksi di Dunia Nyata
Ingatlah bahwa kehidupan sebenarnya bukanlah dari media sosial. Kamu tetap harus fokus dan menjalankan aktivitas serta berinteraksi di kehidupan nyata. Lakukan pertemuan langsung dan komunikasi secara tatap muka dengan orang lain. Dengan demikian, kondisi emosional seseorang dapat distimulasi menjadi lebih sehat dan stabil. Ada banyak interaksi sosial secara langsung yanng dapat membangun energi positif dalam diri. Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, sangat memungkinkan bagi seorang individu bisa menumbuhkan perasaan lebih terhubung, dihargai, dan didukung. Langkah ini dapat menjadi salah satu langkah efektif dalam mencegah terjadinya low self-esteem dalam diri seseorang.
Media sosial memiliki dampak positif dan negatif yang dapat datang secara bersamaan. Namun, kecanduan bermedia sosial cenderung mendatangkan dampak negatif, seperti perasaan low self-esteem sebagai akibat buruk dari kecanduan bermedia sosial. Bijaklah dalam bermedia sosial dan selamatkan dirimu sendiri!
Baca juga artikel lainnya di Google News