Foto: Soapbox
Teknologi.id – Jika Anda
menyebut "teknologi suara", kebanyakan orang berpikir tentang Alexa
dari Amazon, Siri dari Apple, atau Cortana dari Microsoft.
Sementara asisten kecerdasan
buatan pribadi (AI) menjadi semakin terintegrasi dalam kehidupan kita
sehari-hari.
Mereka biasanya dirancang untuk
orang dewasa. Startup teknologi Irlandia, SoapBox Labs, ingin hal itu berubah.
Perusahaan yang berbasis di
Dublin ini telah mengembangkan teknologi pengenalan suara yang dirancang khusus
untuk anak-anak.
Saat ini sudah digunakan di
berbagai aplikasi, mulai dari mainan hingga aplikasi pendidikan. “Suara
anak-anak berbeda dengan suara orang dewasa,” jelas Patricia Scanlon, pendiri
dan ketua SoapBox, dikutip dari CNN.
Biasanya, mereka memiliki nada yang lebih tinggi atau menggunakan bahasa atau pola bicara yang berbeda, yang tidak selalu dapat ditangkap oleh teknologi suara biasa, katanya.
Baca juga: Review Pixel Buds A-Series, Cocok untuk Semua Android?
"Banyak industri yang telah
menghabiskan puluhan tahun mengerjakan teknologi dan hanya berfokus pada orang
dewasa lalu mengalami masalah yang cukup signifikan ketika mereka mencoba
menerapkannya pada anak-anak," katanya.
Daripada mengutak-atik teknologi
suara yang sudah ada di pasaran, SoapBox membangun mesin suaranya dari awal dan
berfokus pada anak-anak berusia dua hingga 12 tahun.
Suara yang dikumpulkan dari berbagai sumber dan tempat misalnya dapur, ruang kelas dari anak-anak segala usia, aksen dan dialek, yang berasal dari total 192 negara.
Baca juga: Mana yang Lebih Baik, USB-C 3.1 Gen 2 atau Thunderbolt?
Ini membuka pasar yang sama
sekali baru, yang permintaannya terus meningkat. Lebih dari 8 miliar asisten
suara digital diperkirakan akan digunakan pada tahun 2024, naik dari 4 miliar
pada tahun 2020.
SoapBox, yang menjual teknologi
daripada produk konsumen, telah mengumpulkan lebih dari $12 juta dalam
pendanaan sejak didirikan pada tahun 2013 dan telah menarik lebih dari 50 klien
dari seluruh dunia.
Teknologi ini dapat membantu anak
belajar membaca atau belajar bahasa, kata Scanlon. Juga dapat membantu mencatat
kemajuan anak dan memberikan umpan balik kepada guru atau orang tua, tambahnya.
Teknologi ini juga digunakan oleh
pengembang mainan dan perusahaan game yang ingin membuat mainan dengan suara
yang dapat mengobrol dengan anak, atau pengalaman virtual atau augmented
reality yang imersif.
(fpk)