Teknologi.id - Pemerintah Israel mengambil langkah strategis dalam menjaga konektivitas internet selama masa perang, terutama di wilayah utara, dengan memanfaatkan layanan satelit Starlink milik Elon Musk. Langkah ini bertujuan untuk memastikan stabilitas aliran data dan informasi bagi otoritas negara dalam situasi darurat, seperti yang dilaporkan oleh Reuters pada Kamis (27/06/2024).
Starlink, dengan jaringan lebih dari 5.000 satelit orbit rendah, menjadi solusi penting dalam menjaga kontinuitas layanan internet di tengah ancaman kerusakan infrastruktur akibat perang.
Sumber yang memiliki akses ke rencana tersebut menyatakan bahwa ambisi utama adalah setiap kantor manajemen darurat di kantor pemerintah memiliki cadangan Starlink untuk memastikan fungsionalitas tetap berjalan dalam keadaan darurat.
"Tujuannya adalah memastikan setiap kantor manajemen darurat di kantor pemerintah memiliki cadangan Starlink," ungkap sumber tersebut. Kekhawatiran terhadap potensi kerusakan jaringan listrik selama perang total, yang dapat mengganggu jaringan internet, mendorong pemerintah untuk mengandalkan layanan Starlink dalam situasi darurat.
Starlink mampu menyediakan konektivitas internet yang stabil meskipun infrastruktur darat mengalami kerusakan atau pemadaman listrik. Hal ini sangat penting untuk memastikan otoritas lokal, unit darurat, dan badan pemerintah tetap terhubung dan dapat beroperasi dengan efektif.
Baca juga: Lonjakan Kasus Virus West Nile Ancam Israel, Warga Was-was!
Izin Operasi dan Tantangan di Jalur Gaza
Menteri Komunikasi Israel, Shlomo Karhi, telah menandatangani izin operasi untuk layanan Starlink di Israel pada Februari lalu. Langkah ini memungkinkan Starlink untuk beroperasi secara resmi dan mendukung upaya pemerintah dalam menjaga konektivitas internet selama masa krisis.
Sebelumnya, ketika pemerintah Israel mematikan jaringan internet total di Gaza, Musk langsung berinisiatif memberikan bantuan komunikasi pada daerah tersebut. Namun, Karhi menolak dengan alasan bahwa jaringan tersebut bisa digunakan oleh Hamas.
Akhirnya, kesepakatan dicapai bahwa unit satelit Starlink hanya dapat dioperasikan di Israel dengan persetujuan Kementerian Komunikasi Israel, termasuk Jalur Gaza.
Fokus pada Area Pertempuran
Layanan Starlink nantinya akan difokuskan pada area dekat pertempuran untuk menyediakan komunikasi yang stabil kepada otoritas lokal dan unit darurat.
Hal ini sangat penting mengingat skenario yang dikembangkan oleh National Emergency Management Authority (NEMA) dan perusahaan listrik Noga menunjukkan bahwa Hizbullah dapat merusak fasilitas produksi dan transmisi listrik yang sensitif, menyebabkan pemadaman listrik di area luas negara, terutama di wilayah utara.
Jika pemadaman listrik berlangsung lebih dari dua jam, stasiun relai jaringan seluler juga mungkin runtuh, sehingga memperpanjang waktu pemadaman.
Untuk mengurangi risiko ini, Kementerian Komunikasi telah mengalokasikan dana kepada perusahaan seluler untuk memperpanjang redundansi stasiun-stasiun ini di wilayah utara dari dua hingga tiga jam menjadi sekitar 12 jam.
Selain itu, sekitar 400 pom bensin telah dilatih untuk beroperasi meskipun kekurangan listrik dengan menggunakan generator. Langkah-langkah ini diambil untuk memastikan kelancaran operasional dan ketersediaan bahan bakar bagi kendaraan darurat dan alat transportasi penting lainnya.
Pejabat keamanan mengungkapkan kepada Calcalist bahwa dalam beberapa bulan terakhir, kementerian-kementerian pemerintah secara aktif meningkatkan kesiapan mereka menghadapi perang besar.
Kementerian Komunikasi, khususnya, berupaya memperkuat ketahanan sistem komunikasi, terutama di wilayah utara, dan menghubungkan penerima di daerah terpencil ke internet. Upaya ini mencakup pelatihan dan persiapan yang intensif untuk menghadapi berbagai skenario krisis, termasuk kemungkinan serangan yang merusak infrastruktur penting.
Meskipun Starlink dapat membantu menjaga konektivitas internet bagi otoritas dan layanan darurat, warga sipil di daerah konflik sering kali mengalami pemadaman internet yang parah, mengganggu kehidupan sehari-hari dan akses ke informasi penting.
Tantangan dan Kontroversi Penggunaan Starlink
Akan tetapi, inisiatif ini juga tidak lepas dari kontroversi dan tantangan. Penggunaan Starlink di wilayah konflik seperti Israel menimbulkan pertanyaan etis dan politis, terutama terkait dengan potensi penyalahgunaan teknologi ini.
Penggunaan Starlink secara eksklusif oleh pemerintah Israel dapat memperburuk ketidakadilan akses teknologi, di mana penduduk di wilayah yang lebih rentan, seperti Gaza, tetap terputus dari dunia luar. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan serius tentang keadilan dan tanggung jawab moral dalam penerapan teknologi di daerah konflik.
Baca Berita dan Artikel lain di Google News.
(bmm)