Teknologi.id - Pemerintah Indonesia berencana untuk menyelenggarakan kembali Ujian Nasional (UN) setelah sebelumnya sempat dihapus. Keputusan ini menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat, baik yang mendukung maupun yang menentang.
Sebagaimana yang diketahui, ujian nasional sebelumnya telah dihapus di saat Nadiem Makarim menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi. Namun, ujian nasional ini akan kembali diberlakukan di era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Diketahui sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti sedang melakukan pengkajian ulang sistem pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah dengan menerapkan kembali Ujian Nasional sebagai syarat kelulusan peserta didik.
Penghapusan ujian nasional sebelumnya dilakukan sebagai sebuah langkah yang strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Hal ini tentunya bertujuan untuk menciptakan sistem evaluasi yang lebih komprehensif dan relevan dengan tantangan pendidikan di masa kini, serta mengurangi tekanan psikologis yang selama ini dirasakan siswa akibat Ujian Nasional.
Baca Juga: Google Siapkan Rp 1,8 Triliun untuk Pendidikan dan Pelatihan AI Global
Lebih lanjut, Nadiem menyampaikan bahwa materi UN terlalu penuh, sehingga cenderung membuat pembelajaran lebih berfokus pada pengajaran dan penghafalan materi daripada pengembangan kompetensi siswa dalam pelajaran.
Adapun selama diselenggarakan, Ujian Nasional telah memunculkan berbagai dampak positif dan dampak negatif dari pelaksanaannya.
Dampak Positif
Ujian Nasional dapat membantu menetapkan standar pendidikan yang seragam di seluruh Indonesia. Dengan adanya UN, pemerintah dapat memastikan bahwa semua siswa di berbagai daerah mendapatkan kualitas pendidikan yang setara. Hal ini penting untuk mengurangi kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan.
Penyelenggaraan Ujian Nasional sering kali menjadi sebuah motivasi bagi siswa untuk belajar lebih giat. Dengan adanya target yang jelas, siswa akan lebih terdorong untuk mencapai hasil yang baik dalam ujian. Ini dapat meningkatkan semangat belajar dan disiplin siswa dalam mempersiapkan diri untuk ujian.
Dengan adanya Ujian Nasional di sistem pendidikan Indonesia, dapat menjadi sebuah alat evaluasi yang efektif untuk menilai kualitas sistem pendidikan di Indonesia. Hasil ujian dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam kurikulum serta metode pengajaran yang digunakan. Dengan demikian, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Dampak Negatif
Salah satu dampak negatif yang paling terasa dari pengadaan Ujian Nasional adalah tekanan dan stres yang dialami oleh siswa. Persiapan untuk UN sering kali menimbulkan kecemasan yang berlebihan, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik siswa. Tekanan untuk lulus dengan nilai tinggi juga dapat menyebabkan siswa merasa terbebani.
Ujian Nasional cenderung mendorong siswa untuk fokus pada hafalan daripada pemahaman konsep. Materi ujian yang padat sering kali membuat siswa lebih mengutamakan menghafal daripada memahami materi secara mendalam. Hal ini dapat mengurangi kualitas pembelajaran dan kreativitas siswa dalam berpikir kritis.
UN sering kali dianggap tidak adil karena tidak mempertimbangkan perbedaan kondisi dan fasilitas pendidikan di berbagai daerah. Siswa di daerah terpencil mungkin tidak memiliki akses yang sama terhadap sumber daya pendidikan seperti di kota besar. Hal ini dapat menyebabkan ketidakadilan dalam penilaian dan hasil ujian.
Baca Juga: Eropa Mulai Melarang Penggunaan Smartphone di Sekolah: Menuju Pendidikan Lebih Fokus
Dalam beberapa kasus, Ujian Nasional juga dapat memicu kecurangan, baik dari pihak siswa maupun sekolah. Tekanan untuk mencapai hasil yang baik dapat mendorong beberapa pihak untuk melakukan tindakan tidak jujur, seperti menyontek atau manipulasi nilai. Ini dapat merusak integritas sistem pendidikan.
Selanjutnya, ujian Nasional cenderung bersifat sentralistik yakni tidak diperhatikannya aspek sosial ekonomi dari sekolah dan wali siswa sehingga standarisasi yang seragam menyebabkan terjadinya ketimpangan perolehan lulusan dari berbagai sekolah.
Penyelenggaraan kembali Ujian Nasional memiliki dampak positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan dengan cermat. Di satu sisi, UN dapat membantu menetapkan standar pendidikan yang seragam dan memotivasi siswa untuk belajar lebih giat. Namun, di sisi lain, UN juga dapat menimbulkan tekanan yang berlebihan pada siswa dan mendorong praktik belajar yang kurang efektif. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk mengevaluasi kembali kebijakan ini dan mencari solusi yang dapat mengoptimalkan manfaatnya sambil meminimalkan dampak negatifnya.
Baca berita dan artikel lainnya di Google News.
(nda)