7 Ilmuwan Dunia Terkenal Ini Pilih Pindah ke China pada 2024, Apa Alasannya?

Elysa Magrisia Herdiani . December 27, 2024
Foto: Elsevier

Teknologi.id - China semakin memantapkan posisinya sebagai negara adikuasa di bidang sains dan teknologi. Dengan dukungan penuh dari pemerintah serta fasilitas penelitian yang canggih, negara ini menjadi magnet bagi para ilmuwan terkemuka dunia. Pada 2024, setidaknya tujuh ilmuwan terkenal memutuskan untuk pindah atau kembali ke China. Keputusan ini menandai babak baru dalam perjalanan karier mereka, sekaligus memperkuat dominasi China dalam dunia riset global.

Baca juga: Ilmuwan Kembangkan Baterai Berlian Karbon-14 yang Bisa Tahan Ribuan Tahun

Berikut adalah daftar ilmuwan yang memilih China sebagai destinasi baru mereka:

1. Sun Shao-Cong: Ilmuwan Kanker yang Pulang Kampung


Foto: South China Morning Post


Setelah lebih dari tiga dekade bekerja di Amerika Serikat, Sun Shao-Cong, seorang ahli kanker terkemuka dunia, memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya. Sun mendirikan laboratorium baru di Beijing untuk melanjutkan penelitiannya tentang sel T, yang memiliki peran penting dalam melawan infeksi dan menghancurkan sel-sel abnormal. Sebelumnya, ia menjabat sebagai direktur di University of Texas MD Anderson Cancer Centre di Houston. Kepulangannya diharapkan dapat membawa kemajuan besar dalam penelitian kanker di China.

2. Gérard Mourou: Peraih Nobel Laser Gabung Peking University


Foto: CGTN


Fisikawan Prancis Gérard Mourou, pemenang Nobel di bidang laser, memilih untuk bergabung dengan Peking University sebagai profesor ketua. Mourou akan memimpin riset dalam fisika laser, fisika partikel, dan astrofisika. Langkah ini menjadi momen penting bagi kolaborasi internasional di universitas tersebut. Mourou memulai tugasnya pada Oktober 2024 dengan bertemu mahasiswa dan memimpin penelitian di fasilitas canggih.

3. Kenji Fukaya: Ahli Matematika Jepang yang Hijrah ke Tsinghua University


Foto: South China Morning Post


Kenji Fukaya, seorang matematikawan Jepang yang dihormati di dunia akademik, meninggalkan Universitas Stony Brook di Amerika Serikat untuk bergabung dengan Tsinghua University. Ia memberikan kuliah terbuka pertamanya pada September 2024, membahas geometri simplektik, bidang yang mempelajari pergerakan dan interaksi objek seperti planet dan partikel. Kehadirannya memperkuat reputasi Tsinghua sebagai pusat unggulan matematika global.

4. Ma Xiaonan: Matematikawan Pemenang Penghargaan yang Tinggalkan Eropa


Foto: South China Morning Post


Ma Xiaonan, seorang matematikawan pemenang penghargaan internasional, memutuskan untuk kembali ke China setelah berkarier di Eropa selama puluhan tahun. Ia bergabung dengan Nankai University di Tianjin sebagai profesor ketua. Ma dikenal atas kontribusinya di bidang geometri diferensial dan topologi. Bergabungnya Ma ke Nankai University diharapkan dapat meningkatkan reputasi program matematika universitas tersebut.

5. Zhang Yonghao: Fisikawan Hipersonik yang Pindah dari Edinburgh


Foto: South China Morning Post


Setelah lebih dari 20 tahun di Edinburgh University, Inggris, Zhang Yonghao memutuskan untuk kembali ke China. Ia dipekerjakan oleh pemerintah China sebagai pakar tingkat atas untuk memimpin laboratorium hipersonik nasional di Beijing. Tim Zhang akan mengembangkan metode simulasi gas pada kecepatan tinggi, yang penting untuk menciptakan kendaraan hipersonik yang lebih efisien. Langkah ini menunjukkan ambisi besar China dalam teknologi penerbangan.

6. Chen Deliang: Pakar Iklim Global yang Kembali ke Tsinghua University


Foto: Malin Arnesson


Chen Deliang, seorang pakar iklim global dan anggota Royal Swedish Academy of Sciences, memilih untuk kembali ke China setelah lebih dari tiga dekade bekerja di Eropa. Ia bergabung dengan departemen ilmu sistem bumi di Tsinghua University. Dengan pengalamannya di Universitas Gothenburg, Chen diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam riset perubahan iklim dan keberlanjutan.

7. Wang Xujia: Matematikawan Australia yang Pulang ke Hangzhou


Foto: South China Morning Post


Setelah hampir tiga dekade bekerja di Australia, Wang Xujia kembali ke kampung halamannya di Hangzhou. Ia bergabung dengan Westlake University, sebuah institusi yang dikenal karena penelitian matematikanya. Wang sebelumnya adalah profesor di Australian National University. Kehadirannya di Westlake University akan membawa dampak besar pada perkembangan riset matematika di China.

Mengapa China Menarik Para Ilmuwan Dunia?

Dukungan pemerintah yang kuat, fasilitas penelitian kelas dunia, dan pendanaan besar adalah alasan utama mengapa China menjadi tujuan favorit para ilmuwan. Selain itu, negara ini menawarkan kesempatan untuk berkolaborasi dengan tim global, lingkungan riset yang inovatif, dan program-program yang dirancang untuk mendorong terobosan ilmiah.

Para ilmuwan yang kembali atau pindah ke China juga melihat peluang untuk memberikan dampak yang lebih besar di tanah kelahirannya. Misalnya, Sun Shao-Cong dan Chen Deliang merasa bahwa kontribusi mereka dapat lebih maksimal di China, di mana kebutuhan penelitian dan pengembangan sangat tinggi.

Baca juga: Menkomdigi Meutya Hafid Umumkan Logo Baru Komdigi, Bukan 'Keong' Lagi

Dampak Kepindahan Ilmuwan ke China

Keputusan para ilmuwan ini bukan hanya memberikan keuntungan bagi China, tetapi juga menunjukkan perubahan dalam peta kekuatan ilmu pengetahuan global. China tidak lagi hanya menjadi pengikut, tetapi kini menjadi pemimpin di berbagai bidang, mulai dari kanker, laser, hingga matematika dan teknologi hipersonik.

Dengan bergabungnya para ilmuwan top dunia, China semakin memperkuat posisinya sebagai pusat inovasi sains dan teknologi. Tren ini menunjukkan bahwa negara tersebut siap bersaing dan bahkan mendominasi dalam riset global.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News

(emh)

Share :