Foto: Securitites.io
Teknologi.id - Mata uang kripto saat ini diminati oleh banyak
orang. Ada banyak mata uang kripto yang beredar dan beberapa di antaranya
menjadi favorit banyak orang misalnya Bitcoin.
Kripto mulai banyak diminati
sebagai investasi karena nilainya yang terus meningkat secara fluktuatif.
Nilai uang kripto termasuk Bitcoin
dalam satu bulan terakhir mengalami fluktuasi yang sangat tinggi.
Bahkan harga Bitcoin jatuh ke
bawah US$ 37.000 per koin, dan menjadi harga terendah dalam 3 bulan terakhir.
Dalam satu bulan terakhir harga Bitcoin sudah turun 34,18%.
Sentiment kecil seperti tweet
dari Elon Musk bisa menggerakan harga Bitcoin yang kini anjlok mencapai titik
terendah dalam empat bulan terakhir.
Penurunan harga uang kripto dengan kapitalisasi pasar ini juga dipicu kebijakan keras China yang melarang lembaga keuangan seperti bank dan fintech pembayaran untuk menyediakan layanan transaksi uang kripto.
Baca juga: Langkah Elon Musk Untuk Buat Bitcoin Ramah Lingkungan
Fundamental pada aset kripto
memang sulit diprediksi karena tidak ada underlying asset dari mata uang
digital itu. Sehingga sulit untuk menghitung atau memprediksi pergerakan
hariannya.
Kepala Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditi (Bappebti), Indrasari Wisnu Wardhana, mengatakan memang
sulit untuk menghitung aset kripto. Karena aset ini tidak berwujud.
"Agak sulit karena dia tidak
berwujud bukan mata uang, juga bukan instrumen keuangan dalam nilai tukar,”
“Sementara kalau komoditi biasa
ada wujudnya, ini tidak. Sehingga harga sangat bergantung pada suplai dan
demand dan tergantung dari pasar,” katanya dikutip dari CNBC Indonesia hari
Kamis 27 Mei 2021.
Melihat fundamental dari aset ini sangat sulit. Menurut Indrasari pergerakan bisa terpantau dari kapitalisasi pasar.
Baca juga: Mengenal Kripto Algorand yang Diciptakan Profesor MIT
Karena tergantung dari suplai dan demand,
sehingga jika sedang ramai yang membeli aset ini harga akan naik, jika banyak
yang melepas tentu akan turun.
"Beda dari emas yang nilai
intrinsiknya, sementara kripto sangat beresiko tinggi itu yang kita tekankan.
Tergantung dari demand dan suplai dari aset itu sendiri," jelasnya.
Associate Director Pilarmas
Investindo, Maximilianus Nicodemus, menjelaskan bisa saja menggunakan rumus
saham diterapkan kepada mata uang kripto, khususnya dari teknikal untuk menebak
probabilitas harga.
"Angkanya sih muncul dan
bisa menebak probabilitasnya kita juga lakukan rumus saham ke kripto. Apa yang
bisa menjadi harga itu bisa kita hitung dengan secara teknikal. Dan itu yang
kami lakukan saat ini," kata Maximus.
(fpk)