Wajib Pantau, Ini Daftar Saham Potensi Cuan Jelang Lebaran

Teknologi.id . April 26, 2021

Foto: Genpi

Teknologi.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 6.016,86 pada perdagangan Jumat (23/4/2021). Penutupan pasar tersebut sekaligus menandai IHSG yang melemah hingga 1,14 persen dalam sepekan. 

Sejalan dengan itu, investor asing membukukan jual bersih (net sell) senilai Rp843,84 miliar.

Ada beberapa faktor yang mendorong investor melakukan sell off (penjualan). Menurut CEO Sucor Sekuritas Bernadus Setya Ananda Wijaya yang pertama adalah meningkatnya kasus COVID-19 di beberapa negara di dunia, terutama di India.

Investor asing disebut memilih untuk memindahkan dananya ke instrumen lain yang lebih aman, seperti obligasi dengan anggapan kasus COVID-19 masih akan membahayakan sektor perekonomian.

Baca juga: Mau Beli Saham Kurang dari Rp1.000? ini Tips dan Pilihannya

Bagi Indonesia, menilik kasus COVID-19 dalam negeri yang relatif tinggi dan besarnya kepemilikan asing di pasar saham, akhirnya 'kaburnya' dana asing ke instrumen asing membuat IHSG lesu.

Meski begitu, Bernadus menyebut jika menjelang lebaran banyak investor yang juga ambil untung lebih awal untuk kebutuhan Ramadan. Beberapa hal itu membuat indeks saham sulit menembus resistennya di level 6.100.

Belum lagi banyaknya pelaku saham dalam negeri yang tergolong pemula dan kerap melakukan spekulasi. Sehingga, saat indeks cenderung sideways (stagnan) dan tidak memberikan cuan sebanyak awal pandemi, dana mereka dilarikan ke instrumen yang tengah naik daun, mata uang kripto.

Baca juga: Kamu Mahasiswa dan Ingin Investasi Saham? Ikuti Cara Ini!

Ini dibuktikan dengan catatan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) investor kripto menembus 4,2 juta orang atau dua kali lipat dari investor saham yang tercatat sebanyak 2 juta orang per Februari 2021.

Melihat keadaan ini, ia berpendapat indeks baru akan bergairah lagi saat investor mulai optimis, yakni saat data makro mulai positif dan kinerja emiten kuartal pertama mulai membaik.

Bernadus memproyeksikan pada pekan ini IHSG bakal melaju di rentang 5.780-6.110. Kendati begitu, ia menyebut ini bisa menjadi peluang buy on weakness (beli saat murah) untuk investor jangka menengah dan panjang.

Saham-saham penggerak indeks

Ia menyarankan untuk membidik saham-saham penggerak indeks yang berpotensi mencetak kinerja baik pada kuartal II mendatang. Berikut daftarnya:

  • PT Astra Internasional Tbk (ASII)

Yang pertama yang menjadi unggulannya, yaitu perusahaan yang bergerak di sektor otomotif. Bernadus optimis kinerja kuartal II bakal kinclong ditopang oleh penerapan penuh Pemberlakuan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

Dalam hal ini, Bernard menjagokan saham PT Astra Internasional Tbk (ASII). Walau pada kuartal I lalu perusahaan mencatatkan penurunan laba bersih Rp3,7 triliun atau lebih rendah 22 persen dibandingkan kuartal I 2020, namun ia menilai perusahaan berpotensi mencetak penjualan jauh lebih baik di kuartal berikutnya.

Ia menilai ASII menarik untuk dikoleksi dengan target di kisaan 6.500-7.000.

  • PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau TLKM

Saham lainnya yang juga menjadi penggerak indeks adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau TLKM. Diketahui, perusahaan yang dikenal rajin membagikan dividen ini masih belum merilis laporan keuangan kuartal IV 2020, sehingga investor masih melakukan aksi tunggu.

Menurut Bernard, ini bisa menjadi peluang untuk beli selagi harga belum mahal atau masuk di kisaran 3.200-3.320 jelang pembagian dividen. Ia menilai TLKM berpotensi menguat ke posisi 3.510 dan mencapai 4.000 per saham pada akhir tahun.

  • BBTN, BBNI

Selanjutnya ada sektor perbankan yang merupakan indikator dari pertumbuhan ekonomi. Saat ekonomi mulai bergairah, ia mengatakan sektor terkait juga akan terdampak positif.

Terutama untuk perusahaan yang memberikan kredit produktif untuk ekspansi usaha atau pembelian aset jangka panjang. Perusahaan yang masuk dalam kategori ini adalah BBTN, saham bank BUMN yang fokus memberikan pembiayaan perumahan.

Saham bank lain yang juga cukup menarik karena valuasi tergolong murah adalah BBNI. Meski begitu, Bernadus tidak menentukan harga target untuk kedua saham ini.

Baca juga: Daftar Aplikasi Saham Online Terbaik 2021, Terdaftar di OJK

  • PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS)

Berikutnya adalah sektor ritel. Bernard menjagokan saham PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) karena populer di masyarakat pinggir kota yang masih belanja Lebaran seperti normal.

Dia menyarankan koleksi RALS di rentang 790-845 dengan target di level 970-1.000 per saham.

  • PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

Kemudian ada sektor konsumer yang diprediksi bakal kebagian untung jelang hari raya. Adapun perusahaan yang memiliki kinerja kinclong sejak kuartal IV 2020 adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Bernadus mengungkapkan bahwa INDF menarik untuk koleksi di support 6.500 dengan target 7.500-8.000.

  • JPFA

Analis Samuel Sekuritas Nasrullah Putra Sulaeman menyebut perdagangan pekan ini bakal diwarnai sentimen dari rilis kinerja emiten di kuartal I 2021.

Dia menilai investor bakal mencermati perusahaan yang mendapat dampak positif dari Lebaran, seperti sektor konsumer, ritel, dan perunggasan (poultry).

Untuk poultry, ia menyebut masih didorong oleh katalis pemulihan harga broiler dan bibit ayam (day old chicken/DOC) yang saat ini sedang berada di level tertingginya, yakni Rp20 ribu-Rp22 ribu.

Selain kenaikan permintaan daging ayam jelang Lebaran, ia mengatakan konsumsi ayam secara umum juga bakal meningkat seiring dengan membaiknya daya beli dan tingkat konsumsi masyarakat.

"Top picks untuk sektor poultry yaitu JPFA dengan target harga 2.400 dan sektor konsumer, UNVR dengan target harga 7.900," sebutnya.

  • PT Matahari Departement Store (LPPF)

Terakhir, di sektor ritel, Equity Analyst Samuel Sekuritas Dessy Lapagu merekomendasikan saham PT Matahari Departement Store (LPPF).

Selain karena penjualan Lebaran, ia menyebut sektor ritel juga bergairah pada pekan lalu karena rumor Gojek bakal masuk ke PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA). Sejak rumor beredar, saham naik signifikan dan disuspensi dalam dua minggu berturut-turut.

Sumber : CNN Indonesia

(dwk)

Share :