Teknologi.id- Riot Games, pengembang game asal Amerika Serikat yang telah mengembangkan beberapa game terkenal iot seperti League of Legends dan Valorant, kembali menjadi sorotan para penggemar game setelah mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 32 karyawan pada Oktober 2024. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena terjadi di tengah berlangsungnya turnamen League of Legends World Championship 2024.
PHK ini bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh Riot Games pada tahun 2024. Pada awal tahun, tepatnya pada akhir Januari 2024, perusahaan ini juga memutuskan hubungan kerja dengan 530 karyawan, yang setara dengan sekitar 11% dari total tenaga kerjanya. Langkah ini diambil sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran yang bertujuan untuk mengatasi tantangan bisnis yang dihadapi perusahaan.
Menurut Marc Merrill, salah satu pendiri dan Chief Product Officer Riot Games, PHK ini bukan semata-mata untuk menghemat biaya, melainkan untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki keahlian yang tepat untuk terus berkembang. Merrill menekankan bahwa efektivitas tim lebih penting daripada ukurannya, dan bahwa tim League of Legends akan menjadi lebih besar dan lebih kuat di masa depan.
Baca Juga : 10 Efek Suara Instan yang Wajib Dimiliki Setiap Gamer
Dalam postingan yang Miller unggah di akun Twitter/X miliknya Miller menuliskan artikel yang menegaskan bahwa terdapat beberapa posisi dalam perusahaan yang telah dilepas dari tim pengembangan game League of Legends. Dirinya mengklaim bahwa pemutusan hubungan kerja ini dilakukan sebagai tujuan jangka panjang mereka.
Karyawan yang terkena dampak PHK akan menerima paket pesangon yang mencakup gaji minimal enam bulan, bonus tahunan, dukungan penempatan kerja, dan asuransi kesehatan. Langkah ini menunjukkan komitmen Riot Games untuk mendukung karyawan mereka meskipun harus melakukan pemutusan hubungan kerja.
Namun, keputusan ini tetap menimbulkan kekhawatiran di kalangan karyawan dan komunitas game. Banyak yang mempertanyakan stabilitas perusahaan dan masa depan proyek-proyek yang sedang berjalan. Terlebih lagi, PHK ini terjadi di tengah turnamen besar yang seharusnya menjadi momen puncak bagi League of Legends.
Dalam surat terbukanya, Merrill menjelaskan bahwa PHK ini dilakukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi perusahaan dengan lebih cepat dan membangun masa depan yang lebih kuat.
Riot Games telah memperluas portofolionya sejak 2019, mencakup berbagai game seperti Valorant, Teamfight Tactics, dan Wild Rift. Namun, beberapa investasi besar yang dilakukan perusahaan tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan, sehingga biaya operasional meningkat hingga mencapai titik yang tidak dapat dipertahankan.
Baca Juga : 5 Rekomendasi Game HoYoverse yang Paling Diminati Tahun 2024
CEO Riot Games, Dylan Jadeja, juga menyatakan bahwa perusahaan kehilangan fokusnya dan memiliki terlalu banyak proyek yang sedang dikerjakan. Oleh karena itu, Riot Games memutuskan untuk menghentikan pengembangan game baru di bawah label Riot Forge dan memberhentikan beberapa staf serta fitur di Legends of Runeterra.
Komunitas game merespons keputusan ini dengan campuran kekhawatiran dan harapan. Di satu sisi, banyak yang khawatir tentang masa depan game favorit mereka dan stabilitas perusahaan.
Di sisi lain, ada harapan bahwa langkah ini akan memungkinkan Riot Games untuk fokus pada pengembangan game yang sudah ada dan meningkatkan kualitasnya.
Baca Juga : Pengguna Xbox Kini Bisa Beli Game di Perangkat Android
Turnamen League of Legends World Championship 2024 yang masih berlangsung juga menjadi sorotan. Banyak yang berharap bahwa PHK ini tidak akan mempengaruhi jalannya turnamen dan kualitas pertandingan yang disajikan.
Keputusan Riot Games untuk melakukan PHK terhadap 32 karyawan pada Oktober 2024 merupakan langkah yang berani dan kontroversial.
Meskipun langkah ini diambil untuk memastikan masa depan perusahaan yang lebih kuat, dampaknya terhadap karyawan dan komunitas game tidak bisa diabaikan.
Dengan paket pesangon yang komprehensif dan dukungan penempatan kerja, Riot Games menunjukkan komitmennya untuk mendukung karyawan mereka.
Namun, hanya waktu yang akan menunjukkan apakah langkah ini akan membawa hasil yang diharapkan dan memperkuat posisi Riot Games di industri game.
Baca berita dan artikel lainnya di Google News.
(nda)