
Teknologi.id – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) resmi membuka pendaftaran lelang frekuensi 1,4 GHz untuk Fixed Wireless Access (FWA). Langkah ini digadang-gadang sebagai upaya pemerintah menghadirkan layanan internet cepat 100 Mbps dengan harga terjangkau, hanya Rp100 ribu per bulan.
Namun, muncul pertanyaan besar: apakah target internet murah 100 Mbps seharga Rp100 ribu benar-benar bisa terwujud?
Baca juga: Tertinggal, Kecepatan Internet Indonesia 2025 Masih di Urutan Bawah Asia Tenggara
Pasar Jadi Penentu Harga dan Kecepatan
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Arif Angga, menegaskan bahwa harga dan kecepatan internet sepenuhnya bergantung pada mekanisme pasar.
“Di industri ini tidak ada penetapan batas harga maupun kecepatan. Jadi, semuanya kembali ke operator masing-masing sesuai kondisi pasar,” jelas Arif dalam Digital Transformation Summit 2025 (DTS), Selasa (26/8).
Artinya, meskipun frekuensi 1,4 GHz dilelang pemerintah, tarif internet tetap akan mengikuti persaingan antaroperator.
Teknologi Siap, Vendor Tidak Ada Kendala
Dari sisi teknologi, ZTE Indonesia menyatakan tidak ada hambatan berarti untuk menghadirkan layanan internet 100 Mbps murah.
“Kalau ada permintaan dari pasar, kami siap mendukung. Secara teknologi tidak ada masalah. Produk berbasis 1,4 GHz TDD (Time Division Duplex) bisa kami siapkan,” kata Iman Hirawadi, Principal Telecom Architect and Business Consultant ZTE Indonesia.
Pernyataan ini mempertegas bahwa kunci keberhasilan program internet murah bukan pada teknologi, melainkan pada kesiapan pasar dan ekosistem.
Operator Masih Lakukan Kajian
Sementara itu, Telkomsel belum bisa memastikan apakah layanan internet 100 Mbps Rp100 ribu bisa segera terealisasi.
“Buat kami masih dalam tahap kajian. Jika infrastruktur dan ekosistem mendukung, tentu ini bukan hal yang mustahil. Kami akan selalu mengikuti regulasi,” ujar Jockie Heruseon, VP Corporate Strategy, Innovation, Sustainability & Marketing Telkomsel.
Dengan kata lain, operator besar masih menunggu kepastian regulasi dan kesiapan ekosistem sebelum benar-benar meluncurkan layanan internet murah tersebut.
Baca juga: Jenis-Jenis VPN Gratis dan Cara Download VPN di Google
Kesimpulan: Mungkin, Tapi Tidak Mudah
Program internet murah 100 Mbps Rp100 ribu dari Komdigi memang menjanjikan, tetapi realisasinya masih bergantung pada:
-
Persaingan harga antaroperator.
-
Dukungan ekosistem dan infrastruktur.
-
Kesiapan pasar untuk mengadopsi teknologi 1,4 GHz.
Jika ketiga faktor tersebut berjalan selaras, bukan tidak mungkin masyarakat Indonesia bisa segera menikmati internet cepat dengan harga terjangkau.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(ynw)