Teknologi.id - Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengungkap alasan di balik keputusan Apple untuk membangun pabrik AirTag di Indonesia. Keputusan ini menjadi perhatian karena AirTag adalah aksesori, bukan komponen utama seperti Handphone, Komputer Genggam, dan Tablet (HKT), yang sering dianggap lebih strategis.
Tidak Terkait TKDN HKT
Agus menjelaskan bahwa pabrik AirTag tidak termasuk dalam perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen untuk HKT. Hal ini disebabkan karena AirTag adalah produk aksesori yang tidak memiliki hubungan langsung dengan komponen utama iPhone.
Menurut Agus, Apple menyampaikan bahwa mereka tidak pernah berinvestasi membangun pabrik HKT di negara lain.
“Mereka mengatakan kepada kami bahwa mereka tidak pernah melakukan investasi membangun HKT di negara lain,” kata Agus dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (8/1/2025).
Namun, Agus menekankan bahwa selalu ada peluang pertama. “It's always the first time, artinya selalu ada kesempatan pertama untuk membangun pabrik HKT di luar negeri, dan Indonesia bisa menjadi negara pertama,” ujarnya.
Investasi Pabrik AirTag di Batam
Walaupun belum ada pabrik HKT, Agus tetap menghargai langkah Apple yang memilih Indonesia untuk memproduksi AirTag. Pabrik tersebut berlokasi di Batam dan dikelola oleh vendor bernama Luxshare ICT, perusahaan asal Tiongkok.
“Meski AirTag bukan bagian dari HKT, kami tetap mengapresiasi Apple karena manufaktur ini akan menghasilkan devisa dari ekspor produk mereka,” jelas Agus.
Produksi AirTag di Indonesia diharapkan memberikan dampak positif bagi ekonomi, meskipun kontribusinya berbeda dengan pabrik HKT. Pemerintah tetap berharap ke depannya Apple dapat mempertimbangkan investasi di sektor HKT untuk memperkuat industri teknologi dalam negeri.
Keputusan Apple untuk memulai produksi AirTag di Indonesia menunjukkan kepercayaan perusahaan tersebut terhadap potensi investasi di tanah air. Walaupun masih ada harapan agar Apple memperluas investasi ke sektor HKT, langkah ini menjadi sinyal positif bagi perkembangan industri manufaktur Indonesia.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(dwk)