Foto: Gizmodo
Teknologi.id - Membuat gambar dengan teknologi AI ternyata menggunakan energi setara dengan saat kamu men-charge ponsel. Hal tersebut diketahui berdasarkan penelitian baru yang mengukur dampak penggunaan mode AI generatif bagi lingkungan. Diketahui, model AI populer seperti Midjourney dan ChatGPT milik Dall-E ternyata bisa lebih banyak memproduksi karbon dibandingkan saat kamu menyetir sejauh 6.4 KM.
"Orang berpikir bahwa kecerdasan buatan tidak memiliki dampak bagi lingkungan, dan bahwa itu adalah entitas teknologis abstrak yang ada di 'awan'," Ujar Dr. Sasha Luccioni, yang memimpin studi tersebut, kepada Gizmodo. "Tetapi setiap kita mengajukan satu perintah kepada model AI, hal tersebut membawa konsekuensi bagi planet, dan tentunya penting untuk menghitungnya."
Penelitian dari Hugging Face dan Carnegie Mellon menemukan bahwa membuat gambar dari teks, yang dilakukan oleh model kecerdasan buatan generatif (AI), menggunakan energi lebih banyak dibandingkan tugas lainnya. Para peneliti menguji 88 model pada 30 set data dan menemukan bahwa model-model besar dan serbaguna, seperti ChatGPT, lebih boros energi dibandingkan dengan model-model yang dirancang untuk tugas tertentu.
Studi ini merupakan studi pertama yang mengukur dampak karbon dan energi dari model kecerdasan buatan generatif. Dr. Luccioni mengatakan bahwa studi ini tidak memasukkan OpenAI, karena mereka tidak membagikan data, dan menurutnya, hal tersebut merupakan masalah yang signifikan.
Baca juga: Perplexity AI: Keunggulan, Fitur Canggih, dan Perbandingan dengan ChatGPT
AI Serbabisa Ternyata Lebih Boros Energi?
Foto: Hugging Face/Carnegie Mellon
Penelitian yang dilakukan oleh Hugging Face dan Carnegie Mellon menguji beberapa model AI generatif yang dapat membuat gambar dari teks, termasuk Stable Diffusion XL dari Stability.AI yang diklasifikasikan sebagai salah satu yang paling boros energi. Para peneliti juga mencoba OpenJourney dari PromptHero, sebagai alternatif gratis untuk Midjourney. Meskipun studi ini tidak melibatkan Midjourney atau ChatGPT milik Dall-E, yang merupakan model-model paling populer di pasaran dimana kedua model tersebut lebih besar dan lebih banyak digunakan dibandingkan dengan yang diuji dalam studi ini.
Foto: Hugging Face/Carnegie Mellon
Dokter Luccioni, yang menjabat sebagai Pemimpin Iklim di Hugging Face, menyatakan bahwa model kecerdasan buatan generatif serbaguna, seperti ChatGPT, memang lebih ramah pengguna, tetapi nyatanya juga lebih boros energi.
Luccioni menyebut adanya pergeseran paradigma menuju model-model ini karena lebih mudah digunakan oleh konsumen. Anda dapat langsung memerintah ChatBot, memintanya untuk melakukan, mencari, atau membuatkan apa saja tanpa harus mencari-cari sendiri dan menghabiskan waktu yang lebih lama.
Baca juga: Setara 444 Target Per Hari, Militer Israel Gunakan AI untuk Menyerang Gaza
ChatGPT-4 memiliki 1,76 triliun parameter, dan itu melibatkan banyak perhitungan setiap kali seseorang mengajukan perintah kepada ChatGPT. Dr. Luccioni melihat manfaat dari penggunaan model generatif serbaguna di beberapa bidang, tetapi "tidak melihat bukti yang meyakinkan untuk kebutuhan penggunaannya dalam konteks di mana task-task sudah terdefinisi dengan baik." Luccioni menyimpulkan bahwa model AI serbaguna seperti ChatGPT, meskipun canggih, justru terbukti lebih boros energi daripada model AI lainnya yang dirancang khusus untuk tugas tertentu.
Terkait hal ini, OpenAI dan Midjourney tidak segera memberikan tanggapan.
"Saya rasa, untuk kecerdasan buatan generatif secara keseluruhan, kita seharusnya sadar di mana dan bagaimana kita menggunakannya, serta membandingkan biaya dan manfaatnya," tambah Luccioni.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(tqhf)