Teknologi.id - Seiring berkembangnya teknologi, salah satu bidang yang mengalami perubahan ini terjadi pada bidang pendidikan. Saat ini, platform Turnitin telah menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dapat mengenali karya tulis yang dihasilkan oleh ChatGPT. Dengan kepopuleran ChatGPT dan platform kecerdasan buatanya (AI) lainnya, teknologi ini sendiri telah banyak membantu dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, seiring dengan perkembangannya, tampaknya ada saja pihak yang memanfaatkannya dengan cara yang tidak tepat, kemampuan dari ChatGPT yang dapat membangun argumen dan teks telah menimbulkan kekhawatiran terhadap para siswa yang akan menggunakannya untuk menyontek dalam mengerjakan tugas atau pun esai.
Tentu saja, dampak dari hal ini akan menyebabkan meningkatnya jumlah tulisan yang akan mirip satu sama lain. Pada hari Selasa (4 April 2023), platform Turnitin telah mengumumkan dalam mengadopsi teknologi AI yang dapat mengenali dan mendeteksi plagiarisme dari tulisan yang dibuat oleh ChatGPT.
Teknologi ini dikembangkan untuk membantu para pengajar dan institusi akademik untuk mengidentifikasi konten yang dihasilkan oleh AI. Sehingga, teknologi ini tentu akan sangat membantu dalam bidang pendidikan.
Baca Juga: Botnet : Modus Ribuan Bot Bungkam Akun Twitter, Elon Musk Tawarkan Hadiah Uang
Kemampuan Turnitin AI
Seperti yang disebutkan oleh Turnitin, kemampuan teknologi AI mereka ini memiliki akurasi deteksi sampai 98% berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan diverifikasi oleh AI Invoation Lab mereka terhadap tulisan di ChatGPT. Cara Turnitin mendeteksi tulisan yang dibuat oleh AI akan disoroti (highlight) dengan warna biru dalam laporannya, deteksi ini hanya menyoroti teks yang kemungkinan ditulis oleh AI.
Penyorotan ini bersifat interpretatif dan tidak boleh dianggap sebagai ukuran definitif pelanggaran atau alat hukuman. Sehingga, hal ini dilakukan agar memastikan bahwa para siswa dapat diperlakukan dengan cara yang adil serta menjaga standar integritas akademik institusi dan diharapkan dapat digunakan oleh para pengajar dalam menganalisis dan memeriksa keaslian karya akademik dengan mudah.
Cara Kerja Turnitin AI
Ketika sebuah dokumen telah diunggah, dokumen tersebut pertama-tama akan dibagi menjadi beberapa segmen tulisan yang terdiri dari beberapa ratus kata (sekitar lima sampai sepuluh kalimat). Kemudian, segmen-segmen tulisan ini akan ditumpuk satu sama lain agar setiap kalimat dapat dipahami sesuai konteksnya dilansir dari Turnitin.
Lalu, model AI ini akan mendeteksi segmen-segmen tersebut dan akan diberikan skor antara 0 dan 1 pada setiap kalimat untuk menentukan apakah kalimat tersebut ditulis oleh manusia atau AI. Jika label ditentukan dengan nilai 0 berarti kalimat itu tidak dibuat oleh AI. Namun jika diberikan nilai 1, maka kalimat tersebut dibuat oleh AI.
Hasil yang diberikan oleh Turnitin dalam mendeteksi tulisan, ialah dengan mengambil rata-rata skor dari semua segmen dalam dokumen, kemudian akan diberikan prediksi total tentang berapa banyak teks (klaim mereka akurasi 98% berdasarkan data yang dikumpulkan dan diverifikasi di lab inovasi AI Turnitin) dalam dokumen yang diunggah dan diyakini dihasilkan oleh AI. Misalnya, apabila hasilnya dinyatakan 40% dari keseluruhan teks, Turnitin percaya dengan tingkat keakurasiannya yang 98% bahwa tulisannya telah dihasilkan oleh AI.
Alat pendeteksi dari AI Turnitin ini sendiri untuk saat ini telah dilatih dalam mendeteksi konten dari model bahasa GPT-3 dan GPT-3.5. Tapi Turnitin sendiri sedang secara aktif bekerja untuk mengembangkan model mereka agar lebih mampu dalam mendeteksi konten dari model bahasa AI lainnya.
Baca Juga: PERFY, Aplikasi Digital Peracik Parfum Ciptaan Mahasiswa UI dengan Teknologi GPT-4
Dampak Turnitin untuk Bidang Pendidikan
Seperti yang dilaporkan oleh Yahoo News, disebutkan juga bahwa dengan mengadopsi perangkat AI untuk Turnitin ini, efek yang akan dirasakan bermanfaat bagi 2,1 juta pendidik yang memiliki akses ke programnya.
Lebih lanjut, CEO Turnitin, Chris Caren, juga menyatakan bahwa perangkat pendeteksi tulisan AI ini diprioritaskan untuk institusi pendidikan mengingat pesatnya adopsi teknologi AI ChatGPT di kalangan pelajar. “Para pengajar mengatakan pada kami bahwa kemampuan mendeteksi teks tertulis buatan AI secara akurat adalah prioritas pertama mereka saat ini," ujar Chris.
Untuk saat ini, kemampuan bahasa yang dapat diperiksa oleh Turnitin sendiri hanya akan memproses dalam bahasa Inggris. Namun, Turnitin sedang berupaya memperluas dukungan untuk bahasa selain bahasa Inggris, tapi untuk saat ini belum tersedia.
Baca juga: 8 Rekomendasi Situs untuk Bahan Jurnal dan Artikel Ilmiah
(raa)