Foto: Pixabay/KELLEPICS
Teknologi.id - ChatGPT dan penggantinya yang baru diluncurkan, GPT-4 telah menjadi pusat pembicaraan tentang masa depan bisnis, pekerjaan, dan pembelajaran.
Sejak peluncuran ChatGPT, chatbot AI ini menjadi aplikasi konsumen dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah melampaui Instagram, TikTok, bahkan Google sebagai perusahaan teknologi raksasa tingkat internasional kehilangan kapitalisasi pasar $100 miliar setelah demonstrasi produk AI yang gagal untuk menyainginya.
Kesempatan untuk bersaing dengan teknologi AI ini kemungkinannya sangat sedikit, jangankan perusahaan, untuk setiap orang yang sedang meniti karirnya pun dikatakan telah banyak mengantikan pekerjaannya.
Selama bertahun-tahun, pakar telah meyakinkan bahwa kunci untuk bertahan dari gangguan AI bersandar pada kreativitas dan keahlian unik manusia lainnya. Namun, faktanya gelombang baru AI dengan cepat menunjukkan kemajuannya lebih dari sekadar menghitung angka dan menganalisis data saja.
Jika melihat DALL-E, Midjourney dan teknologi AI yang berkembang dan semakin beragam telah bisa melakukan hampir segala macam pekerjaan manusia, seperti membuat seni desain tingkat profesional yang dapat menggusur pekerjaan desain grafis atau membuat arikel dan copywriting yang dapat menggusur banyak jurnalis dan pemasar.
Baca juga: Ingin Hasilkan Uang dari AI? 6 Produk Digital Ini Bisa Kamu Coba!
Dengan melihat fenomena di zaman AI sekarang, tidak bermutu lagi jika mempertanyakan bagus atau tidaknya hasil tulisan atau seni manusia jika dibandingkan dengan hasil AI. Karena teknologinya sudah ada dan dipakai secara luas oleh berbagai kalangan, maka fokusnya sekarang adalah bagaimana manusia bisa mempertahankan eksistensinya di era sekarang.
Dilansir Teknologi.id dari akun Instagram @harvard_business_review berikut ini 5 tips agar kariermu bisa bersaing di era AI.
1. Hindari Prediktabilitas
Foto: Pixabay/CJMM
Penting untuk digarisbawahi bahwa AI tidak menghasilkan wawasan baru, kecerdasan buatan adalah mesin prediksi yang hanya menebak kata berikutnya yang paling mungkin.
Di tingkat interaksi yang umum, AI masih membantu, seperti ketika mengucapkan "terima kasih" memang sering diikuti dengan "sama-sama". Namun di tingkat interaksi yang lebih rumit, AI akan menjawab dengan pernyataan umum yang seringkali diucapkan manusia kebanyakan tanpa ada lagi efek kejut yang bisa membuat tertarik.
Melihat fenomena AI yang seperti ini bisa membantu pekerjaan content creator ketika ingin membuat konten yang releateble, karena AI akan menjawab pernyataan umum yang sering diucapkan manusia kebanyakan.
Dari titik inilah content creator bisa memahami bagaimana kebanyakan orang berpikir atau merasakan sesuatu, termasuk prasangka dan kesalahpahaman atau ketidaktahuan manusia pada umumnya.
Atau bisa juga menjadi kebalikan dari jawaban yang ditawarkan oleh AI, agar ide menjadi unik ketika orang-orang banyak menggunakan jasa AI untuk ide bisnisnya ataupun yang lainnya.
2. Asah Keterampilan yang Ingin Ditiru oleh Mesin
Foto: Pixabay/0fjd125gk87
GPT-4 telah dilatih untuk bersikap hormat dan sopan, seperti tanggapannya menunjukkan empati dengan jawaban "Maaf jawaban saya membuat anda kesal" atau ada nada kesadaran diri dengan jawaban "Saya hanya model AI dan jawaban saya didasarkan pada data pelatihan".
Namun, faktanya jawaban tersebut hanyalah ilusi karena tanggapan tersebut didasarkan pada prediksi teks, dan AI tidak mampu mengalami atau menampilkan versi manusia dari soft skill ini.
Maka dalam langkah kedua ini manusia benar-benar harus memahami diri sendiri dan mampu menciptakan sesuatu yang tidak dapat dilakukan mesin adalah strategi penting untuk membedakan diri di era AI.
Baca juga: Baru! Dekoder Semantik, Teknologi AI yang Bisa Membaca Pikiran Orang
3. Perbanyak Hidup di Dunia Nyata
Foto: Pixabay/Wikilmages
GPT-4 dan teknologi AI pada umumnyrbatas pada dunia digital yang menghuni sangkar virtual 0 dan 1. Maka, penting untuk menyadari bahwa satu hal yang tidak dapat diganggu oleh AI adalah hubungan analog manusia secara langsung dengan orang lain dan diharuskan meluangkan waktu dan melindunginya.
"Teknologi yang mengesampingkan interaksi kehidupan nyata kita dengan orang lain akan menurunkan kesejahteraan kita dan karenanya harus dikelola dengan sangat hati-hati dalam hidup kita," tulis Profesor Harvard Arthur C. Brooks dalam ringkasan penelitiannya.
Kehidupan sosial seperti makan bersama rekan kerja, menghadiri konferensi, dan memulai percakapan dengan orang asing adalah peluang untuk membangun koneksi dan mendapatkan wawasan yang tidak mungkin didapatkan melalui AI. Dengan demikian, mereka mewakili keunggulan kompetitif unik yang masih manusia miliki.
4. Kembangkan Personal Branding
Dalam beberapa kasus, AI mungkin sudah menyamai kualitas para profesional di eselon tertinggi, tetapi hampir pasti para pemimpin industri tersebut tidak akan tergeser dan itu karena kekuatan personal branding yang kuat.
Gambarannya seperti pembeli di dalam dunia seni lukis yang akan membayar lebih banyak untuk lukisan asli buah tangan pembuatnya daripada lukisan yang sama indahnya oleh salah satu rekan sezamannya yang kurang terkenal,
Atau contoh lain seperti bisnis toko ban atau toko bunga lokal yang bisa menggunakan AI untuk membuat logo, tetapi orang-orang yang memiliki ketajaman dan mempunyai niat berbisnis hebat akan menyewa jasa pembuat logo profesional.
Kemunculan AI tidak mengubah fakta yang sangat terkait dengan sifat manusia bahwa branding itu penting.
Baca juga: Guru Jangan Mau Dicurangi Siswa! Berikut Cara Cek Plagiarisme AI Gratis
5. Kembangkan Keahlian
Salah satu kelemahan GPT-4 dan teknologi AI lainnya saat ini adalah bisa mendatangkan banyak fakta hampir secara instan, tetapi beberapa dari fakta tersebut tidak benar atau suatu bentuk halusinasi yang sampai saat ini telah menjangkiti AI.
Jadi, meskipun AI adalah alat yang sangat berharga, tetapi teknologi ini tidak selalu bisa dipercaya untuk memberikan hasil yang akurat pada saat ini.
Itulah mengapa, manusia dituntut untuk mengembangkan keahlian yang diakui di bidangnya masing-masing. Bahkan jika AI sudah bisa mengerjakan draf pertama, hal tersebut masih harus diperiksa keabsahannya oleh sumber tepercaya dan andal.
Teknologi AI memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupan profesional seseorang, mungkin dalam waktu dekat. Dengan mengikuti 5 langkah ini menjadi alternatif untuk dapat menemukan cara untuk mengidentifikasi dan memberikan nilai unik, bahkan saat GPT-4 dan teknologi lainnya semakin berkembang.
(aa)