Tiga Megaproyek Pencakar Langit Masa Depan, Burj Khalifah Terancam Disalip!

Naufal Fadillah Ramadhan . July 28, 2022

Sumber: Freepik

Teknologi.id - Zaman sekarang, banyak sekali bangunan pencakar langit yang menghiasi kota-kota di dunia. Mereka berlomba-lomba dalam mengembangkan bangunan pencakar langit. Burj Khalifah dengan tinggi 828 meter saat ini masih menjadi bangunan pencakar langit tertinggi di dunia. Walaupun demikian, bangunan Burj Khalifah ini akan tergeserkan dengan bangunan megaproyek yang sedang dikembangkan oleh pihak developer.

Megaproyek yang akan mengalahkan tinggi bangunan dari bangunan tertinggi saat dunia pada umumnya berkembang di negara Asia-Timur. Mereka mulai mengalahkan bangunan pencakar langit di wilayah Amerika-Eropa yang menjadi pelopor bangunan modern pencakar langit pertama. Sekarang, negara Asia-Timur berambisi untuk membangun megaproyek terbaru yang akan dibangun di masa depan, beberapa dari mereka sudah mulai tahap pembangunan.

1. Jeddah Tower (1008 meter)

Sumber: acts.int

Bangunan pertama yang sudah tahap pembangunan yang berada di Jeddah dengan tinggi 1008 meter adalah Jeddah Tower. Bangunan ini direncanakan dibangun pada tahun 2008 dari investor miliarder Pangera Alwaleed bin Talal dari Arab Saudi yang memiliki niat untuk membangun bangunan pencakar langit tertinggi di dunia dengan tinggi 3.281 kaki (1.000 meter) atau lebih, kurang lebih setengah dari bangunan One World Trade Center, gedung tertinggi di AS, tingginya 1.776 kaki (541 meter). Menara pemecah rekor itu akan menjadi kebanggan kota yang luas bernama Jeddah Economic City dengan aspirasi untuk menjadi Dubai Arab Saudi.

Sepuluh tahun kemudian, bangunan ini mengalami mangkrak. Pembangunan dihentikan akibat adanya permasalahan politik dan juga adanya permasalahan dengan kontraktor. Pada akhirnya, bangunan ini masih belum berlanjut tahap pembangunannya. Terlebih lagi, dua tahun setelah itu, pembangunan benar-benar terhenti akibat pandemi Covid-19 yang menerpa. Hal ini menyebabkan kondisi fisik menara ini hanya baru berdiri 3 menara awal sebagai tampilan awal dari Jeddah Tower.

Baca Juga: Sistem Informasi akan Kacau jika Detik Kabisat Ditambahkan?

Pada awalnya, keinginan pangeran Alwaleed dan juga perencanaan master plan dari Jeddah Tower akan dibangun dengan tinggi mencapai ketinggian 1,6 kilometer. Namun, gedung yang dirancang oleh Adrian Smith, arsitek asal amerika, memiliki permasalahan pada kondisi geografis yang tidak mendukung di daerah Jeddah. Alhasil, bangunan yang sudah menghabiskan dana sebesar USD 1,5 miliar (setara dengan Rp20,5 triliun) ini hanya mampu dibangun dengan ketinggian 1.000-an meter.

Sumber: Architectuul

Adrian Smith sebagai perancang utama dari gedung tertinggi di dunia saat ini dan juga Jeddah Tower mengusung konsep pembangunan struktur megatall. Struktur ini dirancang untuk bangunan skyscraper yang tingginya mencapai 600 meter lebih. Persamaan dari perancangan Burj Khalifah dan juga Jeddah Tower adalah dari sisi fasad bangunannya. Teknologi yang digunakan Smith dalam pembangunan dua bangunan pencakar langit ini menggunakan tiga menara utama yang menurut hematnya lebih aeordinamis dibandingkan dengan empat pilar utama. Perbedaan mendasarnya adalah Burj Khalifah dibangun dengan tiga pilar yang semakin tinggi semakin meruncing bertahap, sedangkan Jeddah Tower memiliki bentuk tiga pilar meruncing yang menembus awan.

2. Bionic Tower (1.228,2 meter)

Sumber: Alchetron

Bangunan green architecture ini akan memiliki tinggi 800 meter lebih tinggi dari pemegang rekor bangungan tertinggi di dunia, Burj Khalifah. Bangunan ini memiliki konsep green architecture karena bangunan ini digadang-gadang menjadi salah satu solusi ledakan populasi yang semakin masif sehingga hunian tempat tinggal perlu dibangun secara vertikal. Kota vertikal ini dibangun di Shanghai, China yang dirancang oleh  Eloy Celaya, María Rosa Cervera and Javier Gómez. Mereka merancang bangunan ini dengan harapan dapat mengatasi permasalahan padat penduduk yang akan berakibat buruk jika pengelolaan itu tidak dikelola dengan baik. Bangunan ini dirancang dapat dihuni dengan 300 hunian unit tempat tinggal yang dapat menampung 100.000 penduduk di dalamnya. 

Sesuai dengan tema dan tujuan dari bangunan ini yang ingin mengatasi ledakan penduduk, bangunan ini benar-benar menggunakan material yang ramah lingkungan. Hal ini disebabkan dari banyaknya kerusakan pada masa kini dari pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan. Bionic tower dirancang sedemikian rupa dengan aspek kenyamanan visual, termal, kebisingan, dan aspek kenyamanan lainnya untuk penghuni yang akan menempati Bionic Tower. Fasad bangunan yang didesain parametrik memberikan kesan yang lebih estetika dengan konsep sirkulasi udara pada fasad bangunannya sehingga para penghuni tidak akan merasakan sesak di dalam bangunan ini.

Baca Juga: Cara Bayar Pajak dengan Mudah dan Aman Lewat QRIS


Sumber: LAVA

Bangunan ini terdiri dari dua buah konsep ruang besar yang menjadi landasan pembangunannya. Ruang kompleksitas pertama terdiri dari 12 lingkungan yang memiliki ketinggian ruang hingga 80 meter. Masing-masing blok hunian memiliki ruang eksterior dan interior. Konsep teknologi berkelanjutan ini benar-benar memberikan kenyamanan dari segi ruang sehingga penghuni tidak akan merasa sesak. Di sisi lain, ruang kompleksitas dua merupakan ruang dasar yang menjadi pusat kegiatan dengan diamater sekitar 1.000 meter. Ruang ini menjadi pusat kegiatan yang diisi dengan ruang kolam renang, taman, ruang kegiatan, dan ruang lainnya yang menjadi daya tarik dan juga ruang bersosialisasi penghuni. Ini menjadi salah satu konsep teknologi ramah lingkungan ketika kenyamanan dan kebutuhan dari penghuni dapat tercapai. Dengan demikian, Bionic Tower dapat menjadi salah satu bangunan  green architecture yang ramah lingkungan.

3. Nakheel Tower (1.400 meter)

Sumber: Inhabitant

Bangunan ini dibangun di wilayah Dubai, wilayah di mana bangunan pencakar langit tertinggi saat ini berada. Nama Nakheel sendiri berasal dari pihak developer pembangunan gedung ini yang bernama Nakheel Properti, perusahaan properti ketiga setelah Emaar dan Damac. Pada mulanya, bangunan ini justru bernama "Al-Burj" yang berarti menara. Bangunan ini terletak di Jalan Sheikh Zayed Road dan direncanakan di Kanal Arabian, dekat dengan Gedung Jumeirah Lake dan Dubai Marina.

Menara ini dirancang di atas lahan seluas 270 hektar yang disebut dengan Pelabuhan dan Menara Nakheel yang akan berisi dermaga dan sekitar 20 menara kecil lainnya. Pembangunan ini terletak di sebelah pusat perbelanjaan Ibn Battuta yang akan melengkapai beberapa pengembangan. Pada awalnya, bangunan ini akan didirikan di pulau buatan Palm Jumeirah pada tahun 2003. Namun, adanya gedung Trump International Hotel & Tower pada tahun 2005 di lokasi pembuatan Nakheel Tower menyebabkan pembangunan ini dialokasikan ke wilayah yang baru.

Baca Juga: Anakmu Susah Belajar? Mungkin Robot Ini Bisa Membantumu!

Bangunan ini mengusung konsep untuk hunian, perkantoran, tempat hiburan mewah. Pada puncak menara akan dibangun hotel mewah yang terdiri dari 100 ruang. Selain itu, hotel ini juga menyediakan ruang hunian tempat tinggal yang dapat dihuni 55.000 orang dan juga ruang perkantoran yang dapat dihuni hingga 45.000 orang. Tidak hanya itu, bangunan ini juga dilengkapi dengan fasilitas lain, seperti ruang terbuka, ruang diskusi. kanal, dan fasilitas lainnya yang akan menunjang kenyamanan pengguna.

Pada tahun 2008, Nakheel Tower sudah direncanakan untuk dibangun. Mereka sudah mempersiapkan lahan yang akan digunakan untuk pembangunan. Sayangnya, pembangunan dihentikan pada tahun 2009 akibat krisis finansial yang menerpa Nakheel Properti. Bangunan ini direncanakan akan dilanjutkan ketika kondisi finansial telah membaik. Namun, pada kenyataanya mereka masih terlibat dalam permasalahan keuangan hingga saat ini yang menyebabkan bangunan ini masih tidak jelas statusnya.

(nfr)

Share :