Foto: Unsplash
Teknologi.id – Google meluncurkan
aplikasi beta hari ini yang dapat digunakan oleh orang-orang yang mengalami
gangguan dalam berbicara sebagai Google Assistant. Ini merupakan upaya dalam berkontribusi
pada penelitian multi-tahun untuk meningkatkan pengenalan suara Google.
Tujuannya adalah membuat Asisten
Google, serta fitur lain yang menggunakan ucapan ke teks dan ucapan ke ucapan,
lebih inklusif bagi pengguna dengan kondisi neurologis yang memengaruhi ucapan
mereka.
Aplikasi baru ini bernama Project
Relate, dan sukarelawan dapat mendaftarkan diri di g.co/ProjectRelate. Agar
memenuhi syarat untuk berpartisipasi, sukarelawan harus berusia 18 tahun ke
atas serta memiliki gangguan atau kesulitan dalam berbicara.
Mereka juga memerlukan akun Google dan ponsel Android yang menggunakan OS 8 atau yang lebih baru. Untuk saat ini, ini hanya tersedia untuk penutur bahasa Inggris di AS, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Mereka akan ditugaskan untuk merekam 500 frasa, yang membutuhkan waktu antara 30 hingga 90 menit untuk direkam.
Baca juga: Cara Memainkan Game "Salam dari Binjai"
Setelah membagikan sampel suara
mereka, relawan akan mendapatkan akses ke tiga fitur baru di Relate App. Itu
dapat menyalin pidato mereka secara real time. Ini juga memiliki fitur yang
disebut “Repeat” yang akan menyatakan kembali apa yang dikatakan pengguna dalam
suara yang jelas dan disintesis.
Itu dapat membantu orang dengan
gangguan bicara saat melakukan percakapan atau saat menggunakan perintah suara
untuk perangkat asisten rumah. Aplikasi Relate juga terhubung ke Google Assistant
untuk membantu pengguna menyalakan lampu atau memutar lagu dengan suara mereka.
Tanpa data pelatihan yang cukup,
aplikasi Google lainnya seperti Terjemahan dan Asisten tidak akan mudah diakses
oleh orang-orang dengan kondisi seperti ALS, cedera otak traumatis (TBI), atau
penyakit Parkinson.
Pada tahun 2019, Google memulai
Project Euphonia, upaya untuk meningkatkan algoritma AI-nya dengan mengumpulkan
data dari orang-orang dengan gangguan bicara. Google juga melatih algoritmanya
untuk mengenali suara dan gerakan sehingga dapat membantu orang yang tidak
dapat berbicara dengan lebih baik. Hal itu masih berlangsung; Google dan
mitranya tampaknya masih mengumpulkan suara pasien secara terpisah untuk
Project Euphonia.
“Saya terbiasa melihat wajah orang ketika mereka tidak dapat memahami apa yang saya katakana. Project Relate dapat membuat perbedaan antara tampilan kebingungan dan tawa pengakuan yang ramah,” ucap Aubrie Lee, seorang manajer merek Google.
(MIM)