Menyebar Informasi Ilegal, Weibo Dihukum Denda oleh China

Fikriah Nurjannah . December 15, 2021

foto : wsj.com

Teknologi.id – Situs media sosial populer kedua di China yang mirip dengan Twitter, yakni Weibo telah mendapat hukuman atau penalti selama dua minggu akan menjalani kontrol internet yang diperketat. Pihak berwenang China mengatakan mereka telah menjatuhkan denda kepada media sosial raksasa tersebut untuk serangkaian pelanggaran yang dilakukan. Hal ini telah kedua kalinya dalam dua minggu Beijing mengumumkan hukuman terhadap platform media sosial tersebut, di tengah pengetatan kontrol yang lebih lanjut.

Pada Selasa (14/12) Administrasi Cyberspace China (CAC) mengatakan bahwa Weibo telah diperintahkan untuk membayar denda sebesar 3 juta yuan atau setara dengan kisaran $471.000, karena telah menyebarkan "informasi ilegal" yang melanggar peraturan termasuk undang-undang keamanan dunia maya negara China dan undang-undang yang mengatur tentang perlindungan anak di bawah umur.

Regulator internet menjelaskan bahwa kantornya di Beijing secara terpisah telah mendenda Weibo lebih dari 40 kali karena pelanggaran selama 11 bulan pertama pada tahun 2021 ini. Hal ini mengakibatkan total denda setara dengan $2,2 juta. Weibo mengatakan perusahaan menerima hukuman dan akan mulai menerapkan tindakan korektif, termasuk membersihkan soft pornografi dan konten pemasaran yang menyesatkan.

Berdasarkan jumlah terbaru yang tersedia di situs web perusahaan, platform Weibo telah memiliki 511 juta pengguna aktif bulanan pada September 2020. Saham perusahaan yang baru terdaftar di Hong Kong turun hampir 10% dalam perdagangan. Indeks Hang Seng Tech sebesar turun 2,3%

Disamping itu, penalti terbaru yang diberikan kepada Weibo datang dua minggu setelah regulator mendenda Douban.com, platform online populer untuk membahas film, hiburan, dan budaya. Badan dunia maya (cyberspace) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 2 Desember bahwa Douban juga telah menyebarkan konten yang melanggar peraturan keamanan siber negara tersebut dan didenda setara dengan hampir $236.000. Douban telah didenda secara terpisah oleh kantornya di Beijing dengan total $1,4 juta untuk pelanggaran konten selama 11 bulan pertama tahun ini.

Namun, Douban tidak segera menanggapi hal tersebut. Pihak berwenang tidak menunjuk ke konten tertentu yang mereka anggap ilegal dalam kasus salah satu perusahaan. Pihak berwenang China telah memperketat kontrol konten internet, berita, dan informasi lainnya menjelang penobatan Presiden Xi Jinping yang diharapkan sebagai pemimpin paling senior China untuk masa jabatan ketiga yang memecahkan presden tahun depan.

Awal tahun ini, badan perencanaan ekonomi pusat negara China mengumumkan rencana untuk memperluas pembatasan keterlibatan "non public capital" di industri berita. Hal ini merupakan langkah yang menurut para analis menjadi peringatan bagi organisasi berita dengan pendanaan swasta untuk dapat mencapai garis persetujuan.

Selain itu, penalti terhadap Weibo dan Douban juga datang setelah sebuah postingan eksplosif di akun Weibo dari bintang tenis China Peng Shuai yang menuduh mantan wakil perdana menteri melakukan pelecehan seksual. Postingan tersebut muncul di akun Ms.Peng pada 2 November, dan masih dapat terlihat selama kurang lebih 20 menit sebelum menghilang. Pencarian untuk akunnya diblokir di Weibo dan namanya telah disensor di sebagian besar internet di China.

Disamping itu, pihak berwenang mengatakan mereka ingin mempromosikan internet "beradab". Upaya-upaya ini termasuk tindakan keras terhadap "budaya penggemar" online dan melarang perusahaan media sosial mempromosikan selebriti secara agresif, dengan mengatakan bahwa mereka adalah pengaruh buruk bagi kaum muda.

(fnj)

Share :