Teknologi.id - Sejak WhatsApp mengumumkan kebijakan privasinya yang kontroversial pada Januari lalu, sudah ada sekitar 10 juta pengguna yang telah berpindah dari WhatsApp ke Telegram atau Signal.
Memanfaatkan momentum ini, Telegram saat ini mengeluarkan fitur baru dimana pengguna WhatsApp dapat memindahkan chat historynya ke Telegram. Dengan fitur “export chat” ini, semua isi pesan termasuk media dan dokumen di WhatsApp dapat diakses di Telegram.
Fitur baru ini mungkin sangat menarik bagi pengguna WhatsApp yang hendak berpindah ke Telegram. Namun, pengguna juga harus mengetahui bahaya atau risiko yang dapat terjadi dengan adanya fitur memindahkan chat history tersebut.
Dilansir dari Forbes, pada hari Senin (1/2), tidak seperti WhatsApp dan Signal, Telegram adalah platform berbasis cloud. Artinya, pengguna dapat mengakses pesan tersebut dari banyak perangkat yang diinginkan. Kelebihannya adalah jika pengguna kehilangan perangkat, mereka tidak kehilangan data apapun.
Namun, terdapat risiko keamanan pada sistem ini sebab pada bagian tertentu, pesan tidak dilindungi enkripsi. Dalam hal ini, sistem penyimpanan di cloud Telegram tidak memiliki sistem keamanan end-to-end encrypted. Hal inilah yang membedakan WhatsApp dengan Telegram, dimana diketahui WhatsApp menawarkan keamanan end-to-end encrypted. End-to-end encrypted adalah sistem keamanan dimana pesan tidak dapat diakses atau dibaca oleh platform dan hanya dapat dibaca oleh pengirim dan penerima pesan.
Baca juga: Cara Agar Foto di Grup WhatsApp Tidak Tersimpan Otomatis
Sedangkan, Telegram diketahui hanya mengenkripsi pesan antara perangkat pengguna dan cloudnya, serta antara cloud dan kontak pengguna. Telegram juga diketahui memegang kunci enkripsi ini. Walaupun Telegram telah mengenkripsi pesannya, tetap saja hal ini berbeda dengan end-to-end encrypted. Sebab, sistem keamanan enkripsi pesan Telegram memungkinkan platform tersebut dapat melihat atau mengakses pesan yang dikirim.
Memang, pesan terenkripsi tidak bisa diinterupsi saat proses pemindahan pesan. Namun, saat sampai di perangkat, pesan tersebut akan diterjemahkan agar bisa diakses pengguna. Pada proses penerjemahan data inilah, pesan yang dipindahkan dapat diterobos melalui fisik atau digital.
Risiko keamanan ini juga berlaku pada aplikasi berbasis cloud lain. Salah satunya adalah jika pengguna menyimpan pesan WhatsApp di cloud Google. Pesan yang disimpan merupakan versi copy enkripsi yang sudah diterjemahkan. Google mempunyai kode enkripsi di luar sistem end-to-end encrypted yang diterapkan WhatsApp.
Selain itu masih ada isu keamanan lain yang dibahas, seperti kemungkinan informasi pengguna WhatsApp bisa masuk ke cloud Telegram walau tidak pernah memberikannya. Hal ini dapat terjadi jika penerima pesan WhatsApp menggunakan fitur 'export chat' ke Telegram.
Baca juga: Cara Baca Chat Grup WhatsApp Tanpa Ketahuan Pengirim, 100% Work!
Foto: CNBC Indonesia
Fitur baru Telegram yang membuat pengguna bisa memindahkan chat history dari WhatsApp ke Telegram tentu kontradiksi dari pernyataan pendiri Telegram, Pavel Durov yang pernah mengatakan bahwa WhatsApp berbahaya. Hal ini disebabkan karena WhatsApp menggunakan layanan penyimpanan pesan seperti iCloud.
“WhatsApp berbahaya. Pengguna tidak mau kehilangan pesan mereka waktu mengganti perangkat. Jadi, mereka menggunakan layanan iCloud untuk mencadangkan pesan dan sering kali tidak menyadari bahwa pesan cadangan itu tidak dienkripsi".
Durov juga mengatakan bahwa risiko itu yang membuat Telegram tidak pernah mengandalkan cloud yang dikelola pihak ketiga.
Oleh karena itu, pengguna disarankan untuk tidak memindahkan chat history ke penyedia cloud manapun termasuk Telegram, tanpa memahami risiko keamanannya. Pengguna disarankan memakai kedua aplikasi bersamaan, sambil menentukan mana yang terbaik.
(st)