6 Hal Mengerikan Terkait Penggunaan ChatGPT

Cahyaning Tyas Agpri . January 23, 2023

Foto: Mashable

Teknologi.id - Chatbot buatan Open AI, ChatGPT merupakan teknologi membuat teks yang relatif sesuai untuk hampir semua hal dalam waktu singkat. Meskipun tidak terlalu akurat, ChatGPT merupakan temuan yang luar biasa namun juga sangat berbahaya.

Tidak heran banyak orang mulai menemukan kegunaan dari ChatGPT dan banyak diantaranya merupakan hal yang berbahaya dan tidak baik untuk dilakukan. Berikut 6 hal mengerikan yang sudah dilakukan ChatGPT bahkan sebelum teknologi ini terkenal menerut Mashable.

6 Hal Mengerikan Terkait Penggunaan ChatGPT

1. Membuat malware

Malware adalah software yang berkerja dengan cara memasuki perangkat tanpa perizinan dan kemudian menyebabkan kerusakan pada sistem, server, dan jaringan komputer. ChatGPT bisa membuat malware tanpa henti karena ChatGPT merupakan AI. Peneliti bisa menggunakan ChatGPT untuk membuat variasi pada kode malware agar sulit dideteksi dan dihentikan. Mutasi kode malware yang cepat tentunya akan sangat berbahaya bagi keaman perangkat.

Baca juga: Samsung Galaxy A14 5G Meluncur di Indonesia, Harga Cuma Rp 2 Jutaan

2. Kecurangan di sekolah

Tidak semenakutkan pembuatan malware, ChatGPT tetap menakutkan bagi bidang pendidikan karena bisa digunakan anak sekolah untuk berbuat curang hingga mencontek. Di Amerika sudah banyak tenaga pendidik yang memergoki siswanya sedang menggunakan ChatGPT, hingga akhirnya diblokir dan dilarang penggunaannya.

3. Digunakan untuk 'spam' pada aplikasi kencan

Belakangan ini, banyak orang yang menggunakan ChatGPT untuk mengobrol dengan orang yang 'match' pada aplikasi kencan Tinder. Meskipun tidak mengerikan, hal ini cukup meresahkan karena pengguna membiarkan AI mengambil alih percakapan. Percakapan yang seharusnya berlangsung antar pengguna malah berakhir dengan robot. 

4. Mengambil pekerjaan penulis

Kemampuan ChatGPT dalam menghasilkan tulisan atau teks yang sesuai dengan berbagai hal tentunya menjadi kemajuan. Namun hal ini membawa kekhawatiran bagi pekerja pada bidang konten seperti penulis. Mulai banyak orang beralih dari mempekerjakan penulis ke menggunakan AI yang tidak berbayar seperti ChatGPT.

5. Phishing dan penipuan

Pesan phishing biasanya mudah dikenali karena bahasanya yang berantakan, namun penggunaan ChatGPT bisa memberikan bahasa yang baik dan terlihat tidak seperti phishing. Hal ini tentunya meresahkan banyak pihak. Setelah diuji coba, ChatGPT tidak hanya membenarkan kesalahan tulis melainkan juga memberikan tulisan dengan pesan memeras (phisihing).

Baca juga: Netflix Sedang Merekrut Pramugari dengan Gaji Rp 5,8 M, Begini Cara Daftarnya!

6. Menipu 'job recruiter'

Semua orang tahu bagaimana susahnya melamar pekerjaan. Mulai dari proses pendaftaran, serangkaian tes, hingga proses wawancara semua dilakukan dengan harapan mendapatkan posisi yang diinginkan. Sayangnya penggunaan AI bisa mengalahkan orang-orang lain yang tidak menggunakannya, berakhir menurunkan kemungkinan diterima.

Sebuah perusahaan konsultan dilaporkan menemukan pengunaan ChatGPT dalam melamar pekerjaan bisa mengalahkan 80% manusia. ChatGPT bisa dengan mudah menggunakan kata kunci yang akan menarik perhatian perekrut dan bisa melewati filter yang sudah ditetapkan oleh software HR.

(cta)

Share :