Teknologi.id - TikTok dikabarkan membayar raksasa teknologi Microsoft sebesar 20 juta dolar AS (sekitar Rp322 miliar) setiap bulannya. Informasi ini pertama kali diungkap oleh seorang sumber industri yang berbicara kepada media internasional The Information sekitar pekan lalu.
Bayaran ratusan miliar rupiah ini diduga digunakan untuk mengakses model kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh OpenAI melalui layanan cloud Microsoft, Azure.
OpenAI dan Microsoft sudah lama menjalin kemitraan, yang dimulai sejak tahun 2019. Layanan cloud Azure dari Microsoft menjadi salah satu infrastruktur utama yang mendukung teknologi AI dari OpenAI. Salah satu teknologi AI terkemuka yang dikembangkan oleh OpenAI adalah ChatGPT, sebuah model bahasa yang mampu menghasilkan teks mirip manusia berdasarkan input yang diberikan.
Dalam kemitraan ini, Azure berperan penting sebagai tulang punggung insfrastruktur, memungkinkan berbagai perusahaan, termasuk TikTok, untuk mengakses teknologi AI canggih dari OpenAI.
Dengan kata lain, pembayaran bulanan yang dilakukan TikTok ini memberikan mereka akses ke model AI ChatGPT milik OpenAI melalui layanan cloud Azure. Sumber-sumber industri menyebutkan bahwa biaya berlangganan yang dibayar oleh TikTok ini menyumbang sekitar 25 persen dari keseluruhan pendapatan Microsoft dari sektor AI. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran TikTok dalam mendukung bisnis AI Microsoft.
Baca juga: Hindari Kecurangan, OpenAI Siapkan Fitur Watermark
TikTok dan Pengembangan Model AI Sendiri
Lantas, mengapa TikTok rela mengeluarkan ratusan miliar rupiah setiap bulannya kepada Microsoft? Berdasarkan laporan yang ada, langkah ini mungkin berkaitan dengan rencana TikTok untuk mengembangkan model AI sendiri, yang dikenal sebagai Large Language Model (LLM). Menurut berbagai laporan, LLM yang ingin dikembangkan oleh TikTok ini didasarkan pada model AI yang dimiliki oleh OpenAI.
Jika TikTok berhasil mengembangkan LLM mereka sendiri, maka mereka tidak perlu lagi membayar biaya berlangganan yang besar kepada Microsoft hanya untuk memanfaatkan AI di platform mereka. AI ini bisa digunakan untuk berbagai keperluan di TikTok, mulai dari algoritma pengenalan konten hingga personalisasi pengalaman pengguna.
Namun, ada satu masalah besar. Menurut dokumen internal yang diungkap dalam laporan TheVerge, upaya TikTok untuk mengembangkan LLM mereka ini dilakukan secara diam-diam, tanpa sepengetahuan Microsoft maupun OpenAI.
Tindakan ini berpotensi menimbulkan masalah hukum, mengingat pembuatan model AI baru yang didasarkan pada model AI yang sudah ada, seperti membuat model AI "X" berdasarkan GPT-4, dilarang oleh OpenAI. Kabarnya, Microsoft juga memiliki kebijakan serupa.
Baca juga: Induk ChatGPT, OpenAI Diprediksi Terancam Bangkrut Tahun Ini
OpenAI Blokir Akses TikTok
Laporan tentang upaya TikTok ini mulai mencuat sekitar Desember 2023. Menyusul laporan tersebut, OpenAI mengambil langkah tegas dengan memblokir akun-akun yang dimiliki oleh ByteDance dan memutus akses mereka ke berbagai model AI yang dimiliki oleh perusahaan yang dinakhodai Sam Altman tersebut.
Hingga kini, belum ada kepastian apakah TikTok masih membayar biaya berlangganan cloud Azure milik Microsoft atau tidak, pasca pemutusan akses oleh OpenAI sejak tahun lalu.
Namun, yang jelas, laporan dari The Information mengungkapkan bahwa TikTok pernah menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam pendapatan bisnis AI Microsoft. Hal ini menunjukkan seberapa besar pengaruh TikTok dalam ekosistem AI global.
Kontribusi TikTok Terhadap Pendapatan Microsoft
Pendapatan bisnis AI dari Azure Microsoft mengalami peningkatan sebesar 24 persen dari tahun sebelumnya pada kuartal keempat tahun fiskal 2024. Peningkatan ini mungkin saja didorong oleh uang yang digelontorkan TikTok setiap bulannya. Dengan kontribusi sebesar itu, TikTok menjadi salah satu klien terbesar Microsoft dalam bidang AI, setidaknya hingga laporan ini mencuat.
Pertumbuhan pendapatan AI ini juga menunjukkan betapa pentingnya peran kemitraan antara perusahaan teknologi besar seperti Microsoft dan perusahaan platform seperti TikTok. Kemitraan semacam ini tidak hanya menguntungkan kedua belah pihak, tetapi juga mendorong perkembangan teknologi AI secara keseluruhan.
Masa depan kemitraan antara TikTok dan Microsoft kini berada dalam tanda tanya besar. Dengan adanya laporan tentang pemutusan akses oleh OpenAI dan potensi masalah hukum yang mungkin timbul, belum jelas apakah TikTok akan terus menggunakan layanan cloud Azure dari Microsoft atau akan mencari alternatif lain.
Namun, yang pasti, perkembangan ini menunjukkan betapa pentingnya peran AI dalam industri teknologi saat ini. AI tidak hanya menjadi alat untuk meningkatkan efisiensi dan personalisasi, tetapi juga menjadi salah satu pilar utama dalam strategi bisnis perusahaan-perusahaan besar.
Dalam hal ini, TikTok menunjukkan betapa seriusnya mereka dalam memanfaatkan teknologi AI untuk mendukung operasional mereka, meskipun harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.
Pertanyaannya sekarang adalah, apakah TikTok akan berhasil mengembangkan model AI mereka sendiri, atau akan terus bergantung pada layanan dari Microsoft dan OpenAI? Mari kita pantau terus perkembangannya.
Baca Berita dan Artikel lain di Google News.
(bmm)